Berikut berbagai bentuk ketidakadilan gender yang dingkapkan oleh Fakih 2004: 13-23.
a. Peminggiran
Marginalisasi
Marginalisasi atau peminggiran adalah kondisi dimana terjadinya peminggiran terhadap salah satu jenis kelamin dari arus pekerjaan utama yang
berakibat pemiskinan. Marginalisasi disebut juga pemiskinan ekonomi. Proses marginalisasi yang mengakibatkan pemiskinan sesungguhnya
banyak sekali terjadi dalam masyarakat dan negara yang menimpa kaum laki-laki dan perempuan. Namun ada salah satu bentuk pemiskinan atas satu jenis kelamin
tertentu, dalam hal ini perempuan, disebabkan oleh gender. Banyak studi telah dilakukan dalam rangka membahas program pembangunan pemerintah yang
menjadi penyebab kemiskinan kaum perempuan. Marginalisasi kaum perempuan tidak saja terjadi di tempat pekerjaan, juga
terjadi dalam rumah tangga, masyarakat atau kultur dan bahkan negara. Marginalisasi terhadap perempuan sudah terjadi di rumah tangga dalam bentuk
diskriminasi atas anggota keluarga yang laki-laki dan perempuan. Marginalisasi juga diperkuat oleh adat istiadat maupun tafsir keagamaan.
b. Anggapan tidak penting
Subordinasi
Subordinasi atau anggapan tidak penting adalah anggapan bahwa salah satu jenis kelamin dianggap lebih rendah atau dinomorduakan posisinya dibandingkan
dengan jenis kelamin lainnya. Pandangan gender ternyata bisa menimbulkan subordinasi terhadap
perempuan. Anggapan bahwa perempuan itu irrasional atau emosional sehingga
Universitas Sumatera Utara
perempuan tidak bisa memimpin, berakibat munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting. Perempuan diidentikkan dengan jenis
pekerjaan tertentu. Subordinasi karena gender tersebut terjadi dalam segala macam bentuk
yang berbeda dari tempat ke tempat dan dari waktu ke waktu. Misalnya saja diskriminasi secara subordinasi yang diderita oleh kaum perempuan pada sektor,
pekerjaan misalnya presentase jumlah pekerja perempuan, penggajian, pemberian fasilitas, serta beberapa hak-hak perempuan yang berkaitan dengan kodratnya
belum terpenuhi. Bentuk subordinasi terhadap perempuan yang menonjol adalah bahwa
semua pekerjaan yang dikategorikan sebagai reproduksi dianggap lebih rendah dan menjadi subordinasi dari pekerjaan produksi yang dikuasai kaum laki-laki.
Keyakinan gender ternyata ikut menyumbangkan diskriminasi terhadap posisi perempuan disegala bidang pekerjaan.
c. Pelabelan
Stereotipe
Secara umum stereotipe atau pelabelan merupakan suatu penandaan atau pelabelan terhadap kelompok tertentu. Biasanya pelabelan ini selalu berakibat
pada ketidakadilan sehingga dinamakan pelabelan negatif. Salah satu jenis stereotipe itu adalah yang bersumber dari pandangan gender. Misalnya saja
penandaan bahwa laki-laki adalah manusia yang kuat, rasional, jantan, dan perkasa, sedangkan perempuan adalah makhluk yang lembut, cantik, emosional dan
keibuan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya pelabelan tersebut tentu saja akan muncul banyak stereotipe yang dikonstruksikan oleh masyarakat sebagai hasil hubungan sosial
tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. Masyarakat juga memiliki anggapan bahwa tugas utama kaum perempuan
adalah melayani suami. Stereotipe ini berakibat wajar sekali jika pendidikan kaum perempuan dinomorduakan.
d. Beban kerja berlebih