BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut : 1.
Novel ‘Ginko’ adalah novel karya Jun’ichi Watanabe yang menggambarkan keadaan sejarah Jepang para awal zaman Meiji yang berkisar tahun 1870-1913,
terutama kehidupan masyarakat pada zaman itu. Khususnya adalah kehidupan kaum wanita Jepang di masa ini serta kedudukan wanita dari segi peran
sosialnya. 2.
Melalui novel ‘Ginko’ dapat diketahui bagaimana kedudukan dan status wanita dalam masyarakat Jepang pada saat itu. Wanita di zaman Meiji sebenarnya
sudah memperoleh persamaan hukum dengan pria dan tidak boleh diadakan diskriminasi dalam hubungan politik, ekonomi atau sosial berdasarkan ras,
kepercayaan, gender, status sosial atau keturunan. Namun diskriminasi terhadap
wanita tetap terjadi di masa ini, yakni pada tokoh Gin dalam novel ini. 3.
Diskriminasi yang dialami oleh Gin terjadi sepanjang hidupnya. Yakni diskriminasi secara marginalisasi. Pemiskinan yang dialami Gin terjadi saat dia
kuliah ke Tokyo, sehingga keluarganya tidak lagi menanggung biayanya karena dia seorang wanita. Dan dialaminya juga saat Gin sudah menjadi seorang dokter,
keberadaannya sebagai seorang dokter perempuan sudah mengalami kemunduran dan membuat Gin mengalami peminggiran dari arus pekerjaan
utamanya.
Universitas Sumatera Utara
4. Diskriminasi secara stereotipe juga dialami oleh Gin. Di masa ini masih berlaku
anggapan bahwa tugas wanita hanyalah melayani dan mengurus rumah tangga. 5.
Diskriminasi secara subordinasi yakni kedudukan wanita yang dianggap lebih rendah dibandingkan pria yang terjadi dalam sektor pendidikan juga menimpa
Gin. 6.
Violence atau diskriminasi dalam bentuk kekerasan fisik maupun non fisik juga
dialami Gin sebagai kaum wanita. 7.
Novel Ginko ini mengungkapkan bahwa malaupun posisi perempuan di zaman Meiji sudah mengalami perubahan dan sudah mendapatkan persamaan hak
dengan laki-laki, namun ternyata hal itu tidak bisa terealisasi. Masih ada perempuan di zaman Meiji yang mengalami diskriminasi gender. Hal ini terjadi
karena adanya budaya patriarki yang berkembang di masyarakat dan asumsi yang berasal dari kultur dan budaya yang telah terbentuk dan melekat di
masyarakat Jepang.
4.2 Saran 1.