12 Pada pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Jigsaw pada awalnya
akan terjadi
proses yang kurang lancar. Hal ini terjadi karena beberapa masalah yang muncul selama KBM, antara lain:
1 Peserta didik yang pandai akan mendominasi pembicaraan, sebaliknya peserta didik yang kurang pandai akan kesulitan memberikan
presentasi; 2
Peserta didik yang pandai akan merasa bosan dengan anggota kelompok yang lambat. Untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan jalan
keluarnya diantaranya: 1
Agar kelompok hendaknya terdiri dari peserta didik yang berkemampuan akademiknya beragam yaitu dari tingkat akademik tinggi sampai rendah;
2 Tidak menganut keanggotaan
permanen, artinya peserta didik dapat bergantian kelompok dalam kurun waktu tertentu.
6. Kemampuan Awal
Dalam melakukan segala aktifitas, kemampuan awal seorang siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya.
a. Pengertian Kemampuan Awal
Beberapa ahli perancang pembelajaran, mengisyaratkan bahwa rancangan pembelajaran dikatakan baik apabila memperhitungkan kemampuan awal siswa
sebagai sasaran. Pada awal proses pembelajaran kadang-kadang siswa belum mempunyai kemampuan yang dijadikan tujuan dalam kegiatan pembelajaran,
bahkan terdapat suatu jurang antara tingkah laku kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan awal proses pembelajaran dan tingkah laku siswa pada aktifitas
pembelajaran. Jurang tingkah laku siswa pada awal dengan akhir pembelajaran tersebut perlu dijembatani, sehingga hasil setelah proses dilakukan tercapai
sebagaimana yang direncanakan. Proses pembelajaran yang baik dimulai dengan titik tolak yang berpangkal pada kemampuan awal siswa untuk dikembangkan
13 menjadi kemampuan baru, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirumuskan
kemampuan atau tingkah laku final. Oleh karena itu, keadaan siswa pada awal proses pembelajaran tertentu tingkah laku awal mempunyai relevansi terhadap
penentuan, perumusan, dan pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran tingkah laku akhirfinal
Menurut Winkel 1991 : 56, tingkah laku awal itu dipandang sebagai pemasukan input, entering behavior, yang menjadi titik tolak dalam proses
pembelajaran yang berakhir dengan suatu pengeluaran output; final behavior. Kalau demikian
kemampuan awal siswa merupakan salah satu karakteristik yang perlu diperhatikan oleh
perancang pembelajaran atau guru dalam merancang pembelajaran tertentu karena kemampuan awal memungkinkan proses pembelajaran akan berjalan dengan
efektif dan pencapaian hasil sebagaimana yang diharapkan. Benyamin S. Bloom 1976 menyebutkan kemampuan awal Cognitive
Entery Behavior adalah berkaitan dengan berbagai tipe pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang dipersyaratkan pre-requisite, yang esensial
untuk mempelajari tugas atau satu set tugas khusus yang baru. Ini berarti kemampuan awal itu adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang
telah dipelajari atau dikuasai oleh siswa sebagai persyaratan untuk mempelajari tugas-tugas pembelajaran yang baru.
Gerlach dan Ely mengatakan bahwa melalui tes kemampuan awal Enterying Behaviour siswa, guru akan mengetahui apa yang dibawa atau yang
telah diketahui oleh siswa terhadap sesuatu pelajaran pada saat pelajaran dimulai. Para perancang pembelajaran atau guru dalam mengembangkan satuan pelajaran
harus mengetahui; siapa kelompok, populasi, atau sasaran kegiatan pembelajaran
14 tersebut. Perlunya guru atau perancang pembelajaran mengetahui kemampuana
awal ini, agar pelaksanaan pembelajaran berjalan efektif, karena pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa terdapat juga pengetahuan yang merupakan prerequisite
bagi tugas belajar yang baru. Untuk mengetahui kemampuan awal sekelompok siswa atau mahasiswa perlu diadakan tes awal. Tes awal mempunyai fungsi atau
tujuan yang berharga bagi pengembang pembelajaran Menurut Popham dan Baker dalam Hadi dkk., 1992 “berdasarkan data tes
awal guru dapat menentukan: 1 apakah siswa-siswanya telah memiliki keterampilan yang diperlukan demi berhasilnya program pengajaran yang
disusunnya; 2 Sudahkah siswanya telah mencapai tujuan-tujuan yang seharusnya sudah dicapai dalam pelajaran-pelajaran sebelumnya. Apabila siswa telah gagal
menguasai perilaku-perilaku prasyarat maka pelaksanaan pembelajaran berikutnya akan mengalami hambatan”.
b. Peranan Kemampuan Awal dalam Belajar