4 terhadap kemampuan siswa. Pengetahuan dari teori Piaget juga membantu guru
untuk menilai tingkat perkembangan kognitif siswa. Ditinjau dari tingkat perkembangan tersebut, siswa SMA kelas X sudah termasuk dalam tahap
perkembangan operasi formal. Tahap operasi formal dicirikan dengan pemikiran abstrak, hipotesis, deduktif serta induktif. Bentuk pikiran yang paling maju
diketahui Piaget disebut operasi formal. Proses pikiran logis ini cirinya ialah kemampuan untuk merumuskan perangkat hipotesa, kemudian hipotesa yang
cocok dengan situasi diuji. Pada arah operasi formal, individu bernalar dari kerangka teoritik hipotesa kepengujian teori itu. Oleh sebab itu materi Alat-Alat
Optik yang diberikan kepada siswa SMA kelas X sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Pada tahap ini siswa sudah dapat berpikir dengan
pemikiran teoritis formal berdasarkan proporsi-proporsi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan sendiri dari apa yang dipelajari saat itu. Kaitan antara
Teori Piaget dengan penelitian ini adalah siswa dapat melaksanakan diskusi, mampu memecahkan soal-soal masalah, menilai dan menyimpulkan materi, ini
menunjukkan bahwa tingkat perkembangan anak sudah ke perkembangan formal.
b. Teori Vygotsky
Teori belajar Vygotsky juga merupakan salah satu teori penting dari psikologi perkembangan. Teori Vygotsky lebih menekankan pada hakekat
sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi bila anak bekerja atau belajar menangani tugas- tugas itu masih berada dalam zone of
proximal development mereka. Zone of proximal development adalah tingkat perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang saat ini. Vygotsky
lebih jauh yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul
5 dalam percakapan atau kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih
tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut, Slavin 1994 : 49. Ide penting lain yang diturunkan dari teori Vygotsky adalah scaffolding.
Scaffolding berarti memberikan pada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran atau kemudian mengurangi bantuan
tersebut memberikan kepada anak tersebut untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya, Slavin 1994: 49. Dan
juga berpendapat bahwa pendidikan teori terdapat dua implikasi utama. Pertama adalah dikehendakinya pengaturan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar
siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi- strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam
masing- masing zone of proximal development mereka. Kedua, pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran development scaffolding, dengan siswa semakin
lama semakin bertanggungjawab terhadap pembelajarannya sendiri.
Scaffolding adalah bantuan untuk belajar dan pemecahan masalah. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam
langkah-langkah pemecahan masalah, pemberian contoh, ataupun apapun yang lain
yang memungkinkan siswa tumbuh mandiri. Teori ini sesuai dengan penelitian ini, yaitu
menggunakan pembelajaran kooperatif. Kaitannya dengan penelitian ini adalah siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok sehingga diharapkan siswa dapat
bekerja sama dengan kelompoknya. Pada penelitian ini juga guru memberikan motivasi atau dorongan terhadap siswa agar dapat memecahkan masalah di
6 kelompoknya masing-masing dan diharapkan dengan motivasi tersebut siswa
tumbuh menjadi pembelajar yang mandiri.
c. Teori Motivasi