20 antara model pembelajaran kooperatif dengan kemampuan awal dan kreativitas
terhadap prestasi belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran kooperatif model Jigsaw untuk kelas eksperimen I dan model STAD untuk kelas eksperimen II. Dalam penelitian ini, pengukuran kemampuan awal
dilakukan sebelum pembelajaran alat-alat optik berlangsung yaitu dengan memberikan tes kemampuan awal, sedangkan untuk mengukur kreativitas siswa
dengan memberikan angket kreativitas yang diberikan sebelum pembelajaran tentang alat-alat optik berlangsung. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan tes
kemampuan kognitif untuk mengukur prestasi belajar siswa tentang alat-alat optik.
1. Hipotesis Pertama H
OA
= Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan STAD.
H
1A
= Ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan STAD.
Berdasarkan hasil analisis data anava tiga jalan dengan sel tak sama diperoleh p-value metode pembelajaran = 0,000 0,050 , maka H
OA
tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pembelajaran kooperatif model
Jigsaw dan STAD ditolak , ini berarti bahwa pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan STAD ada perbedaannya terhadap prestasi belajar siswa pada materi
alat-alat optik. Kedua model pembelajaran ini sama kuat pengaruhnya terhadap prestasi belajar fisika pada materi alat-alat optik. Hal ini dapat dilihat pada rata-
rata nilai prestasi belajar fisika yang menunjukkan bahwa nilai tersebut lebih tinggi dari pada kriteria ketuntasan minimal KKM : 70 . Dari data yang diperoleh dari
21 penelitian ini didapat bahwa nilai rata-rata untuk kelas yang diberi pembelajaran
kooperatif model Jigsaw adalah 75,938, sedangkan nilai rata-rata untuk kelas yang diberi pembelajaran kooperatif model STAD adalah 70,203. Namun demikian
kedua model pembelajaran ini sama-sama dapat digunakan dalam pembelajaran fisika khususnya pada materi alat-alat optik.
Pembelajaran dengan menggunakan metode kooperatif, merupakan metode pembelajaran yang menitik beratkan pada upaya pemecahan masalah, sehingga
siswa harus melakukan kooperatif untuk mendapatkan informasi agar dapat menemukan konsep mentalnya sendiri dengan mengikuti petunjuk guru berupa
diskusi dan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada pencapaian tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan
pembelajaran kelompok, oleh karena itu dalam pembelajaran ini dilakukan pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok yang dilakukan harus dibuat
heterogen dengan memperhatikan berbagai faktor seperti, perbedaan kemampuan akademik dan jenis kelamin, ras, agama, dan tingkat ekonomi. Pembentukan
kelompok ini harus benar-benar mengikuti aturan yang telah ditetapkan, karena tujuan pembentukan kelompok ini agar terjadi interaksi siswa didalam
kelompoknya, dengan harapan siswa yang memiliki kemampuan akademik yang lebih tinggi dapat membantu proses pemahaman konsep bagi teman yang
berkemampuan lebih rendah. Meskipun dalam penelitian ini pembelajaran kooperatif model Jigsaw`dan STAD sama-sama berhasil mengantarkan siswa
memeperoleh prestasi diatas KKM, namun hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan STAD memberikan efek yang berbeda
terhadap pencapaian prestasi belajar fisika, dimana siswa yang diajarkan dengan
22 pembelajaran model Jigsaw mendapatkan prestasi yang lebih tinggi yaitu nilai
rata-ratanya 75,938, sedangkan untuk model STAD nilai rata-ratanya 70,203.
2. Hipotesis Kedua