55 Universitas
Sumatera Utara
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Data Penelitian
4.1.1 Jejak Pencipta Serampang Dua Belas
Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada dekade 1930-an, ketika ia sedang bertugas di Dinas PPK Provinsi Sumatra Utara. Serampang Dua Belas pertama
kali ditampilkan pada pergelaran Muziek en Toneel Vereeniging Andalas tanggal 9 April 1938 yang bertempat di Grand Hotel, Medan, Sumatera Utara.
Para seniman penari tentu sudah tak asing lagi dengan tarian “Serampang Dua Belas”. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada dekade 1930-an, ketika ia
sedang bertugas di Dinas PPK Provinsi Sumatra Utara. Pada masa itulah Sauti menciptakan beberapa kreasi tari yang terkenal hingga sekarang termasuk Tari
Serampang Dua Belas. Dari berbagai sumber, Serampang Dua Belas pertama kali ditampilkan pada
pergelaran Muziek en Toneel Vereeniging Andalas tanggal 9 April 1938 yang bertempat di Grand Hotel, Medan, Sumatera Utara. Sejak pegelaran pertama itu,
Sauti terus berproses dan menyempurnakan tarian ini. Tahun 1941, tarian Serampang Dua Belas ditampilkan kembali yang kedua
kalinya untuk masyarakat Serdang dalam rangka malam dana dan amal untuk membantu rakyat Serdang yang dilanda musibah banjir. Sejak saat itu, Sauti aktif
dalam berkesenian, dan aktif dalam mencermati kesenian Melayu dan mendirikan kumpulan tari yang dipimpinnya sendiri. Pada tahun 1949, Sauti telah
merampungkan dan menyusun pola dasar tari Serampang Dua Belas dan tari-tari lainnya seperti Lenggang Patah Sembilan, Melenggok Mak Inang, Tari Biasa dan
lain-lain. Perjalanan tari Serampang Dua Belas dan Guru Sauti semakin luas dan
panjang. Pada dekade 50-an, Sauti dipercaya memimpin penampilan tari Serampang Dua Belas untuk menyambut kedatangan Presiden Soekarno dan Ibu
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Fatmawati. Sauti juga ditunjuk untuk memimpin duta seni Sumatera Utara ke RRC, dan dipercaya menjadi bintang film Serampang Dua Belas pada tahun 1955.
Sauti lahir pada tahun 1903 di Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Menurut penuturan Syahrial Felani, penari Melayu, pada awal perkembangannya,
Tari Serampang Dua Belas hanya boleh dibawakan oleh laki-laki. Karena, kondisi masyarakat pada waktu itu melarang perempuan tampil di depan umum, apalagi
memperlihatkan lenggak-lenggok tubuhnya. Tetapi dengan perkembangan zaman, di mana perempuan sudah dapat berpartisipasi secara lebih leluasa dalam segala
kegiatan, maka Tari Serampang Dua Belas kemudian dimainkan secara berpasangan antara laki-laki dan perempuan.
Saat ini, Tari Serampang Dua Belas boleh dikatakan sangat berkembang sampai di berbagai daerah di Indonesia selain Sumatera Utara, seperti Riau,
Jambi, Kalimantan, Sulawesi, bahkan sampai ke Maluku. Tari Serampang Dua Belas juga terkenal sampai mancanegara dan sering dibawakan di beberapa negara
tetangga, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan Hongkong. Namun, kata Dede Rasyid, penari Melayu dari Anjungan Sumatera Utara
TMII, banyak penari Serampang Dua Belas generasi sekarang ini yang tidak mengerti makna tarian tersebut, bahkan tidak mengenal tokoh penciptanya.
Sungguh ironis, memang.
4.2 Ragam Gerak Tari Serampang Dua Belas