Lima Kode Pembacaan Komunikasi Nonverbal Tarian Serampang Dua Belas (Studi Semiotika Mengenai Komunikasi Nonverbal Dalam Tarian Serampang Dua Belas

Universitas Sumatera Utara Sepasang demi sepasang membuat formasi untuk dapat dilihat penonton, dengan yang di tengah paling depan, satu pasang penari berada ditengah, kemudian yang lainnya berada di belakang di sisi kiri-kanan sejajar. Pada Gambar 4.3. Dalam gerakan pertama ragam ini tangan mereka naik-turun di mulai dengan tangan kanan pertama dan tangan kiri langsung jatuh kebawah. Dalam tempo hitungan 8 ketukan tarian sembari menghadap pasangannya dapat dilihat Gambar 4.4 pada hitungan ke 7-8 mereka langsung menghadap pasangan yang sudah ditentukan sewaktu tarian di mulai. Dan gerakan kakinya juga sama seperti lengak-lenggok tangan sang penari tersebut.

B. Lima Kode Pembacaan

1. Kode Hermeneutika

Mengapa ada 6 orang yang muncul untuk menari ? Mengapa mereka berjalan berpasangan ? Mengapa tangan laki-laki berada di hulu hati sedangkan perempuan berada tepat didada ? Mengapa mereka satu didepan dan dua yang lainnya berada di belakang sisi kiri-kanan namun sejajar ?

2. Kode Proaterik

Sepasang penari yang berjumlah tiga pasang sedang menarikan tarian serampang dua belas dengan menggambarkan penari muda yang ingin mencari jodoh, dengan mengapresiasikan tarian yang berarti laki-laki berpenampilan gagah melambangkan pria harus wibawa, sedangkan perempuan berjalan dengan gemulai nan indah dipandang melambang wanita berparas cantik.

3. Kode Simbolik

Di mulai dengan Gambar 4.1 penari masuk dengan tiga banjar sepasang laki-laki dan perempuan, laki-laki tangan kanannya berada di tengah hulu hati sembari mengenggam jempolnya keluar kesisi dalam, sedangkan tangan kirinya terletak di pinggang. Sedangkan perempuan tangan kanannya sedikit menggengam tepat berada tengah dada, dan tangan kanannya terletak di bawah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara pingang sedikit kebawah dengan jari memegang kain songket berwarna keemasan Gambar 4.2. Pada sepasang kekasih ini dalam tarian mengkisahkan pertuman berjalan bersamaan, laki-laki tersebut harus tampak gagah, sedangkan perempuan harus terlihat cantik atau anggun.

4. Sepasang demi sepasang membuat formasi untuk dapat dilihat penonton,

dengan yang di tengah paling depan, satu pasang penari berada ditengah, kemudian yang lainnya berada di belakang di sisi kiri-kanan sejajar. Pada Gambar 4.3. Dalam gerakan pertama ragam ini tangan mereka naik- turun di mulai dengan tangan kanan pertama dan tangan kiri langsung jatuh kebawah. Dalam tempo hitungan 8 ketukan tarian sembari menghadap pasangannya dapat dilihat Gambar 4.4 pada hitungan ke 7-8 mereka langsung menghadap pasangan yang sudah ditentukan sewaktu tarian di mulai. Dan gerakan kakinya juga sama seperti lengak-lenggok tangan sang penari tersebut.

5. Kode Kultural

Laki-laki di gambarkan harus berwibawa dan tegap sembari berjalan tegas dan lugas menggambarkan seorang pria yang harus memadu wanita dengan adat melayu berpakaian rapi sehingga wanita ingin ia madu dengan memilhnya dengan bermodalkan benih cinta pada pandangan pertama. Perempuan di gambarkan harus gemulai elok dipandang, beraparas cantik dengan senyuman menawan untuk memikat pria, wanita berjalan lengak-lenggok gemulai melirik sang pria yang yang terlihat sekilas namun malu untuk bersenyum tersipu malu, dalam arti kata tangannya yang lembut namun cekatan, untuk memulai percintaan yang mungkin baginya untuk dipilihnya sebagai calon suaminya kelak.

6. Kode Semik

Sepasang kekasih yang berjumpa pada dasarnya menggambarkan mabuk asrmara untuk memulai kehidupan yang baik untuk masa depan, namun dalam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara memastikan diselingi pertanyaan untuk mereka ‘apakah ia mau?’ begitu laki-laki dan perempuannya tersebut, dengan penuh tanya mereka melihat pada pandangan pertama yang masih penuh harapan. Dengan penuh harapan mereka berjalan bagaikan sepasang kekasih di mabuk cinta.

4.2.2 Analis Ragam II

Gambar 4.5 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6 Gambar 4.7 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

A. Analisis Leksia

Dokumen yang terkait

Komunikasi Nonverbal dan Citra Presiden Joko Widodo (Analisis Semiotika Komunikasi Nonverbal Serta Citra yang terbentuk dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo)

23 137 161

Gangguan Berbahasa Gagap pada Anak Usia Dua Belas Sampai Delapan Belas di Kecamatan Medan Helvetia

6 80 115

Struktur Metafora Melayu Pada Gurindam Dua Belas

3 69 73

Tari Serampang Dua Belas Warisan Asli Budaya Melayu Sebagai Salah Satu Atraksi Wisata Di Sumatera Utara

17 141 72

Komunikasi Nonverbal Dalam Pagelaran Seni Tari Kecak di Kebudayaan Bali (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Makna Komunikasi Nonverbal Para Penari Kecak Dalam Pagelaran Seni Tari Kecak di Kawasan Wisata Denpasar Bali)

7 119 103

Makna Komunikasi Nonverbal dalam Upacara Adat Gusaran Jelang Pagelaran Sisingan pada Masyarakat Desa Tambak Mekar di Kabupaten Subang (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Makna Komunikasi Nonverbal dalam Upacara Adat Gusaran)

1 59 110

Makna Komunikasi Nonverbal Dalam Kesenian Debus Di Kebudayaan Banten (Studi Etnografi Makna Komunikasi Nonverbal Dalam Kesenian Debus Di Desa Petir Kabupaten Serang Banten)

1 27 1

Komunikasi Nonverbal Dalam Pagelaran Seni Tari Kecak di Kebudayaan Bali (Studi Etnografi Komunikasi Mengenai Makna Komunikasi Nonverbal Para Penari Kecak Dalam Pagelaran Seni Tari Kecak di Kawasan Wisata Denpasar Bali)

0 5 1

Komunikasi Nonverbal Dalam Sendratari Ramayanan Prambanan

0 16 83

Komunikasi Nonverbal dan Citra Presiden Joko Widodo (Analisis Semiotika Komunikasi Nonverbal Serta Citra yang terbentuk dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo)

0 0 15