82
E. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Wawancara, yaitu komunikasi dengan klien dan keluarga untuk mendapatkan respon,
baik verbal maupun nonverbal. Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya- jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, atau disebut dengan
anamnesa. Wawancara berlangsung untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan keluarga serta merupakan suatu komunikasi
yang direncanakan. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan
pada klien dan keluarga. Wawancara juga bertujuan untuk membantu memperoleh informasi tentang partisipasi klien dan keluarga dalam mengidentifikasi masalah dan
membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengkajian. Wawancara juga dilakukan untuk menjalin hubungan antara perawat
dengan klien. Semua interaksi perawat dengan klien berdasarkan komunikasi. Komunikasi
keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunakan untuk
memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan
perasaan. Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal maupun nonverbal, empati, dan rasa kepedulian yang tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik nonverbal meliputi metode, mendengarkan secara
aktif, diam, sentuhan, dan kontak mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang
sulit dipelajari. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien dan
keluarga adalah sebagai berikut. a.
Menerima keberadaan klien dan keluarga sebagaimana adanya. b.
Memberikan kesempatan kepada klien dan keluarga untuk menyampaikan keluhan-keluhannya atau pendapatnya secara bebas.
c. Selama melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman
bagi klien. d.
Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian. e.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. f.
Tidak bersifat menggurui.
83 g.
Memperhatikan pesan yang disampaikan. h.
Mengurangi hambatan-hambatan. i.
Posisi duduk yang sesuai berhadapan, jarak tepat atau sesuai, dan cara duduk. j.
Menghindari adanya interupsi. k.
Mendengarkan keluhan-keluhan yang disampaikan klien dan keluarga. l.
Memberikan kesempatan istirahat kepada klien dan keluarga selama proses pengumpulan data.
Jenis wawancara yang dapat dilakukan perawat adalah: a.
auto anamnese, yaitu wawancara dengan klien dan keluarga secara langsung; b.
allo anamnese adalah wawancara dengan keluarga atau orang terdekat dengan klien dan keluarga.
2. Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku serta keadaan klien dan keluarga untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan yang dialami. Observasi dilakukan
dengan menggunakan penglihatan dan alat indera lainnya, melalui perabaan, sentuhan, dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data
tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat indera.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah berikut ini. a.
Pemeriksaan yang akan dilakukan tidak selalu harus dijelaskan secara rinci kepada klien, karena dapat berisiko meningkatkan kecemasan klien dan keluarga serta
mengaburkan data. Contoh, pemeriksaan tanda-tanda vital menghitung pernafasan, jika perawat memberikan informasi akan dilakukan penghitungan
pernafasan, kemungkinan data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena klien akan berusaha untuk mengatur napasnya.
b. Observasi dapat dilakukan berkaitan dengan kondisi fisik, mental, sosial, dan
spiritual klien. c.
Hasil observasi harus selalu didokumentasikan dengan baik, sehingga datanya dapat digunakan oleh tim kesehatan lain sebagai data pendukung yang penting.
3. Konsultasi Dengan tenaga ahli atau spesialis sesuai dengan masalah kesehatan yang
ditemukan. Hasil konsultasi dapat digunakan sebagai data pendukung dan validasi data.
4. Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan
masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut.
a.
Inspeksi, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti mata kuning ichteric,
terdapat struma di leher, kulit kebiruan cyianosis, dan sebagainya.