109 2.
Jumlahkan skor dari masing-masing kriteria untuk tiap diagnosis keperawatan keluarga. 3.
Skor tertinggi yang diperoleh adalah diagnosis keperawatan keluarga yang prioritas. Skoring yang dilakukan di tiap-tiap kriteria harus diberikan pembenaran sebagai
justifikasi dari skor yang telah ditentukan oleh perawat, Justifikasi yang diberikan berdasarkan data yang ditemukan dari klien dan keluarga.
Contoh skoring prioritas masalah pada penderita diabetes mellitus DM. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ibu P yang merupakan keluarga Bapak
J, berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus. Hal tersebut dapat kita lihat pada matriks di bawah ini.
Tabel 3.1 Skoring Prioritas Masalah Pada Penderita Diabetes Mellitus
Berdasarkan matriks di atas, skor yang didapat adalah 2 23. Skoring dilakukan untuk semua diagnosis keperawatan keluarga.
Kriteria Skor
Bobot Skoring
Pembenaran
a. Sifat masalah:
Risiko 2
1 23x1=23
Masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh memang belum terjadi, tapi pada
Ibu P rata-rata asupan kalori kurang dari kebutuhan tubuh, yaitu 920 kalori.
b. Kemungkinan
masalah dapat diubah: sebagian
1 2
12x2= 1 Ibu P merasa makanan yang telah
dikonsumsi sudah cukup untuk dirinya, meskipun Ibu P mempunyai keinginan
untuk sembuh dan ada perawat yang memberikan informasi tentang diet
untuk penyakit kencing manis.
c. Potensial masalah
untuk dicegah: tinggi
3 1
33x1=1 Masalah lebih lanjut belum terjadi,
adanya keinginan Ibu P untuk sembuh serta adanya dukungan dari keluarga
d. Menonjolnya
masalah: Masalah tidak dirasakan
1 02x1=0
Keluarga tidak merasakan sebagai masalah
Total skor 2 23
110
D. PERUMUSAN TUJUAN
Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah keperawatan
yang terjadi pada klien. Dalam suatu tujuan terdapat kriteria hasil yang mempunyai komponen sebagai berikut.
S subjek, P predikat, K kriteria, K kondisi, W waktu dengan penjabaran sebagai berikut.
S : Perilaku pasien yang diamati. P : Kondisi yang melengkapi pasien.
K : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan. K : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W : Waktu yang ingin dicapai.
Kriteria hasil hasil yang diharapkan adalah standar evaluasi yang merupakan gambaran tentang faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai
dan digunakan dalam membuat pertimbangan. Kriteria hasil yang dibuat harus dapat diukur, dilihat, dan didengar. Penulisan kriteria hasil, menggunakan kata-kata positif bukan
menggunakan kata negatif.
Perumusan tujuan dan kriteria hasil yang efektif dilakukan bersama keluarga, karena keluarga bertanggung jawab terhadap kehidupannya dan perawat perlu menghormati
keyakinan keluarga. Tujuan yang dirumuskan ada dua, yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka Pendek.
Contoh: Tujuan jangka panjang. Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 4
minggu, jalan nafas anak S dari keluarga Bapak X, efektif kembali. Tujuan jangka pendek dibuat berdasarkan tugas keluarga yang bermasalah. Setelah pertemuan 3 x 45 menit,
keluarga dapat mengenal masalah pneumonia dengan menjelaskan kembali pengertian ISPA, penyebab, dan tanda serta gejalanya
E. PENYUSUNAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
Setelah merumuskan tujuan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana tindakan.
Rencana tindakan ini disesuaikan dengan tugas keluarga yang terganggu. Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, kemampuan
keluarga mengambil keputusan yang tepat, kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat, dan kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
Berikut ini akan diuraikan rencana tindakan berdasarkan tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut.