Sumber data Sekunder SUMBER DATA
83 g.
Memperhatikan pesan yang disampaikan. h.
Mengurangi hambatan-hambatan. i.
Posisi duduk yang sesuai berhadapan, jarak tepat atau sesuai, dan cara duduk. j.
Menghindari adanya interupsi. k.
Mendengarkan keluhan-keluhan yang disampaikan klien dan keluarga. l.
Memberikan kesempatan istirahat kepada klien dan keluarga selama proses pengumpulan data.
Jenis wawancara yang dapat dilakukan perawat adalah: a.
auto anamnese, yaitu wawancara dengan klien dan keluarga secara langsung; b.
allo anamnese adalah wawancara dengan keluarga atau orang terdekat dengan klien dan keluarga.
2. Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku serta keadaan klien dan keluarga untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan yang dialami. Observasi dilakukan
dengan menggunakan penglihatan dan alat indera lainnya, melalui perabaan, sentuhan, dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data
tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat indera.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah berikut ini. a.
Pemeriksaan yang akan dilakukan tidak selalu harus dijelaskan secara rinci kepada klien, karena dapat berisiko meningkatkan kecemasan klien dan keluarga serta
mengaburkan data. Contoh, pemeriksaan tanda-tanda vital menghitung pernafasan, jika perawat memberikan informasi akan dilakukan penghitungan
pernafasan, kemungkinan data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena klien akan berusaha untuk mengatur napasnya.
b. Observasi dapat dilakukan berkaitan dengan kondisi fisik, mental, sosial, dan
spiritual klien. c.
Hasil observasi harus selalu didokumentasikan dengan baik, sehingga datanya dapat digunakan oleh tim kesehatan lain sebagai data pendukung yang penting.
3. Konsultasi Dengan tenaga ahli atau spesialis sesuai dengan masalah kesehatan yang
ditemukan. Hasil konsultasi dapat digunakan sebagai data pendukung dan validasi data.
4. Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan
masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut.
a.
Inspeksi, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti mata kuning ichteric,
terdapat struma di leher, kulit kebiruan cyianosis, dan sebagainya.
84 b.
Palpasi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya, adanya tumor, oedema,
krepitasi patahretak tulang, dan sebagainya.
c. Auskultasi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Alat
yang digunakan adalah stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah bunyi jantung, suara napas, dan bising usus.
d. Perkusi, adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh
dengan menggunakan tangan atau alat bantu, seperti reflex hammer untuk mengetahui reflek seseorang. Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan
dengan kesehatan fisik klien. Perkusi dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi perut
kembung, batas-batas
jantung, batas
hepar-paru mengetahui
pengembangan paru, dan sebagainya. Untuk melakukan pemeriksaan fisik kepada anggota keluarga dapat dilakukan dengan
pendekatan head to toe atau pendekatan sistem tubuh. 5.
Pemeriksaan penunjang. Misalnya, pemeriksaan laboratorium, rontgen, dan pemeriksaan lain sesuai dengan kondisi klien.
Apakah Anda sudah jelas tentang konsep pengkajian keperawatan keluarga? Bacalah literatur lain tentang konsep pengkajian keperawatan keluarga, diskusikan dengan teman
Anda