Menetapkan rencana intervensi TAHAPAN DALAM PERENCANAAN

168

B. PENGORGANISASIAN KOMUNITAS

1. Definisi Pengorganisasian Komunitas

Pengorganisasian komunitas adalah suatu proses yang mengantarkan perubahan dengan melibatkan masyarakat dan agregat untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan masyarakat Swanson Alberct, 1993, dalam Helvie, 1998. Pendapat senada disampaikan oleh Sasongko 1996 yang menyatakan bahwa pengorganisasian komunitas adalah suatu proses ketika suatu masyarakat tertentu mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan serta mengembangkan keyakinannya untuk berusaha memenuhi kebutuhan, termasuk menentukan prioritas kebutuhan yang disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia, dengan usaha secara gotong-royong untuk mencapai tujuan bersama. Dari kedua pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa komponen penting dalam pengorganisasian komunitas adalah adanya pemberdayaan masyarakat, persamaan tujuan, dan merupakan suatu proses perubahan.

2. Model pengorganisasian komunitas

Berikut ini akan diuraikan mengenai tiga model pengorganisasian komunitas yang kita kenal, sebagai berikut. a. Model pengembangan masyarakat locality development Menurut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa 1981, hal 8, dalam Helvie, 1998, model pengembangan masyarakat locality development merupakan “suatu disain yang diproses untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial untuk keseluruhan komunitas dengan partisipasi aktifnya dan kepercayaan yang mungkin sepenuhnya pada inisiatif komunitas”. Contoh, terhentinya program pemukiman sehat oleh pemerintah DKI beberapa tahun lalu, kemungkinan program ini dilakukan dengan tidak mempertimbangkan prosedur demokratis terlebih dahulu, yaitu pada penentuan tujuan dan tindakannya, serta tidak mengembangkan konsep swabantu, sehingga kemampuan masyarakat tidak dimanfaatkan secara optimal. b. Model perencanaan sosial social planning Model ini lebih menekankan pada pendekatan teknik untuk memecahkan masalah sosial dengan menggunakan keahlian dan kemampuan teknis seorang ahli perencana, termasuk kemampuan untuk melakukan negosiasi terhadap birokrasi. Model ini lebih menekankan pada kemampuan seorang perencana untuk menetapkan, menyusun, dan menyampaikan tindakan yang akan dilakukan kepada masyarakat yang membutuhkan pemecahan masalah yang sedang dihadapinya. Contoh, program pemukiman sehat Provinsi DKI menggunakan model perencana sosial social planning dalam mengimplementasikan programnya, sehingga program tersebut mendapatkan dukungan maksimal dari pemerintah DKI melalui anggaran APBD. Namun, ketika anggaran terbatas, program ini sudah tidak berjalan lagi. Kondisi inilah yang perlu dipertanyakan, apakah dalam merencanakan perubahan, komunitas tidak memikirkan 169 kelangsungan dari suatu program? sehingga masyarakat dapat meneruskan kembali program tersebut. Permasalahan inilah yang menjadi salah satu topik pembahasan dalam topik ini, bahwa penting sekali untuk mengombinasikan dua model pengorganisasian komunitas dalam mencapai perubahan masyarakat yang lebih baik, c. Model tindakan sosial social action Model ini menggabungkan proses dan tugas untuk menekankan redistribusi kekuatan, sumber daya, hak-hak pembuat keputusan komunitas atau perubahan kebijakan untuk mengubah masyarakat yang lebih luas. Contoh kelompok yang sudah menggunakan model ini adalah lembaga swadaya masyarakat kesehatan LSM Kesehatan yang bergerak untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat dengan menekankan pada distribusi kekuatan, sumber daya, dan berusaha memengaruhi perubahan kebijakan untuk mengubah kesehatan masyarakat yang lebih luas. Berikut ini akan diuraikan mengenai perbedaan dari ketiga model menurut Rothman dan Trotman 1987, dalam Helvie, 1998 tersebut. Tabel 4.1 Perbedaan Model Pengorganisasian Komunitas No. Aspek Analisis Locality Development Social Planning Social Action 1. Tipe • Model proses • Model tugas • Model gabungan proses dan tugas 2. Fokus • Kerjasama, kemampuan sistem, meningkatkan partisipasi, swadaya, dan kepimpinan lokal • Pemecahan masalah dengan memberikan jasa atau pelayanan • Menekankan pada redistribusi kekuatan, sumber daya, dan hubungan dalam perubahan masyarakat 3. Struktur masyarakat dan kondisi masalah • Perencana melihat masyarakat dibayangi oleh permasalahan yang lebih besar, seperti kurangnya hubungan dan kemampuan pemecahan masalah secara demokratis • Perencana melihat masyarakat memiliki permasalahan sosial yang besar, seperti kesehatan fisik, mental, atau permasalahan perumahan • Perencana melihat masyarakat sebagai suatu sistem, hak istimewa dan kekuasaan dengan populasi yang dirugikan dan permasalahan lainnya, seperti ketidak-adilan sosial, pencabutan hak, dan ketidaksetaraan 4. Strategi yang digunakan • Strateginya adalah untuk merangkul sebagian luas masyarakat, untuk bersama- sama menentukan dan kemudian memecahkan permasalahan masyarakat. Pendekatannya adalah, ”Mari kita bertemu dan membicarakan hal ini.” • Perencana mengumpulkan fakta mengenai sebuah permasalahan dan memutuskan apa yang harus dilakukan atas masalah tersebut. Pendekatannya adalah, ”Mari kita mengumpulkan fakta dan memecahkan masalah.” • Mengidentifikasi permasalahan, sehingga masyarakat mengetahui siapakah tantangan mereka sesungguhnya dan kemudian mengorganisasikan tindakan masa untuk menekan musuh tersebut. Pendekatannya adalah ”Mari kita selesaikan permasalahan tersebut, mengorganisasilan tindakan massa, dan menekan target yang dipilih tersebut.” 170 No. Aspek Analisis Locality Development Social Planning Social Action 5. Taktik perubahan • Konsensus melalui diskusi dan komunikasi • Membangun hubungan dengan masyarakat dan memberikan pelayanan • Konsensus atau konflik • Perencanaan perubahan, sosial marketing dan pendidikan kesehatan • Perubahan konflik atau pertandingan, seperti konfrontasi dan tindakan langsung atau negosiasi. • Aksi politik, melobi, dan konfrontasi 6. Peran praktisi • Seorang katalisator yang memungkinkan mendorong pemecahan masalah, mengemukakan perhatian, keahlian organisasional, dan hubungan antarpersonal • Sebagai katalisator, fasilitator, dan pendidik • Peran praktisi lebih teknis atau sebagai seorang ahli, dia mengumpulkan data, menganalisis, melaksanakan program, dan berinteraksi dengan birokrasi. • Praktisi berada dalam peran penggerak atau penasehat dan mengorganisasikan kelompok serta memanipulasi organisasi dan gerakan untuk memengaruhi proses politis. • Sebagai aktivis, advokat, dan negosiator 7. Orientasi praktisi terhadap struktur kekuasaan • Anggota struktur kekuasaan berkolaborasi dalam usaha bersama • Struktur kekuasaan seringkali merupakan sponsor atau atasan praktisi tersebut • Struktur kekuasaan dipandang sebagai suatu target tindakan eksternal atau sistem yang akan dipaksa untuk berubah. 8. Definisi batasan klien masyarakat • Sistem klien adalah keseluruhan masyarkaat, seperti sebuah kota atau lingkungan • Sistem klien adalah keseluruhan masyarakat atau segmen masyarakat, seperti masyarakat dengan kekurangan mental, manula, atau masyarakat marginal • Sistem Klien adalah sebuah segmen masyarkaat yang kekurangan 9. Konsepsi populasi klien • Klien adalah seluruh warga masyarakat • Klien adalah konsumen suatu layanan atau jasa • Klien adalah korban-korban sistem Latihan Kasus Di Desa, sekitar 1 bulan yang lalu terjadi KLB Campak. Dari hasil pendataan didapatkan angka cakupan imunisasi campak masih rendah, yaitu sekitar 65 pada bayi. Kondisi in disebabkan oleh pengetahuan masyarakat yang masih rendah tentang pentingnya imunisasi campak, selain jumlah kader yang terbatas. 1 Tetapkan diagnosa keperawatan komunitas 2 Rumuskan sasaran dalam rencana keperawatan komunitas 3 Tetapkan tujuan dalam rencana keperawatan 4 Buatlah perencanaan intervensi keperawatan komunitas 5 Pilihlah intervensi yang tepat dan utama yang terkait dengan permasalahan cakupan imunisasi yang rendah di daerah tersebut