Koordinasi Fungsional Faktor yang Mempercepat dan Menghambat Koordinasi

8. Search and Rescue SAR, adalah lembaga yang bertugas dalam hal melakukan pencarian, pertolongan dan penyelamatan terhadap orang yang mengalami musibah atau diperkirakan hilang dalam suatu bencana. 9. Palang Merah Indonesia PMI, adalah lembaga yang bertugas untuk membantu masyarakat dalam meringankan penderitaan masyarakat yang dilanda bencana. 10. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG, adalah institusi Pemerintah yang memberikan informasi tentang perkembangan cuaca, gempa bumi dan aktivitas gunung berapi. Dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung, elemen-elemen di atas memang turut berperan.

4.2.4 Koordinasi Fungsional

Tim fungsional silang adalah membentuk beberapa tim yang saling memiliki keterkaitan antara satu tim fungsional dan tim fungsional lainnya dengan cara bekerja sama. Tabel 4.16. Pendapat Informan tentang Koordinasi Fungsional No Informan Pendapat 1. Ka.Dinas Kesehatan ICS yang memimpin komando tanggap darurat, dia sudah ditunjuk oleh Bupati melalui SK Tanggap darurat, jadi kita harus hormati. Meskipun kita sipil dan dia dari militer, tidak ada bedanya, sama saja tetap mampu memimpin kita, kitapun harus sama- sama untuk penanggulangan bencana ini. BPBD Karo belum ada pada waktu itu, jadi kita koordinasi langsung dengan pemda dan komando tanggap daruratnya. Dapat dilihat dengan adanya rapat rutin yang kita ikuti. Sekarang BPBD Karo sudah ada, sepertinya semakin baik dan saya yakin ke depan juga baik. Universitas Sumatera Utara Kepala Dinas kesehatan menyampaikan bahwa Pemimpin Komando tanggap darurat adalah ICS yang ditunjuk oleh Bupati melalui Surat Keterangan SK Tanggap darurat. Dikarenakan pada saat itu BPBD Karo belum terbentuk. Siapapun yang memimpin sama saja. Dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung dibentuk Tim Komando tanggap darurat penanggulangan bencana dengan Keputusan Bupati Karo Nomor: 361032Bakesbang2013 tentang penetapan status tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung dan pembentukan Tim Tanggap Darurat erupsi Gunung Sinabung tahun 2013. Dinas Kesehatan maupun SKPD dan instansi lain yang berkaitan lebih banyak berurusan dengan Komando tanggap darurat dikarenakan pada awalnya BPBD Karo belum terbentuk. Namun, dengan SK Nomor 1 tahun 2014 ditetapkanlah pembentukan BPBD Karo pada Januari 2014.

4.2.5 Faktor yang Mempercepat dan Menghambat Koordinasi

Suatu koordinasi selalu dihadapkan pada hal-hal yang dapat mempercepat dan menghambat pelaksanaan koordinasi. Berikut pendapat informan mengenai hal tersebut. Tabel 4.17. Pendapat Informan tentang Hal yang Menghambat dan Mempercepat Proses Koordinasi No Informan Pendapat 1. Ka.Dinas Kesehatan Rasa persaudaraanlah yang mempercepat semua kerja kita ini. Itu semua masyarakat Karo, ya kita juganya itu. Dan lagi staf saya, mendukung kegiatan kita, padahal pada awalnya kita tidak punya dana dan biaya operasional, tapi semua mau. Itu karena moralitas, namanya juga bencana. Memang, karena ini bencana Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Lanjutan No Informan Pendapat lama sekali ya, belum tahu bagaimana ke depannya, ada rasa jenuh. Kadang saya merasa anggota saya kurang menangkap maksud saya, tetapi saya usahakan selalu memberikan argumen. Banyak orang yang dihadapi, banyak tamu dari mana-mana, semua harus kita hadapi. Tapi kalau semua staf mendukung pasti lebih baik. Sebelumnya sudah pernah terjadi seperti ini, jadi sudah berpengalaman. 2 Ka. Bid Yankes Koord. Logistik Yang membantu kita adalah rasa persaudaraan, jadi apapun yang terjadi kita usahakan untuk memberi yang terbaik. Di awal-awal memang sulit, meraba- raba, sekarang sudah mulai terbiasa, banyak pihak yang membantu, Dinas Provinsi memberikan masukan, Kementerian juga membantu, jadi lebih baiklah. 3 Ka. Rumah Sakit Umum Kabanjahe Kitakan bersaudara, kita juga ada aron yang artinya gotong royong, itulah yang membantu kita. Tidak ada kita pikirkan dana, pokoknya kalau perlu rujuk, kita siap menerima. Menurut Kepala Dinas Kesehatan, salah satu hal yang dapat mempercepat penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung adalah rasa persaudaraan atau gotong royong aron yang tinggi pada masyarakat, karena setiap kegiatan yang dilakukan Dinas Kesehatan mendapat dukungan dari masyarakat Karo. Menurut Kepala Dinas Kesehatan, bencana yang berlangsung cukup lama semakin mengeratkan persaudaraan di tempat pengungsian walaupun kadang apa yang diinginkannya tidak sesuai dengan yang dilakukan staf Dinas Kesehatan. Namun, Kepala Dinas Kesehatan tetap berusaha untuk memberikan argumen atau alasan yang dapat diterima semua pihak. Banyak permasalahan yang harus dihadapi Kepala Dinas Kesehatan, tetapi dengan dukungan staf semua dapat berjalan dengan baik. Universitas Sumatera Utara Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Bidang Yankes dan Kepala Rumah Sakit tentang rasa persaudaraan yang membantu dan budaya “Aron” yang artinya gotong royong. Rasa persaudaraan menjadi faktor utama yang membantu pelaksanaan penanggulangan bencana. Aron atau gotong royong merupakan salah satu faktor yang mendukung dan mempercepat pelaksanaan koordinasi. Mereka merasa bahwa masyarakat yang mengungsi adalah saudara sendiri karena merupakan saudara semarga atau senina. Untuk itu mereka melakukan segala upaya untuk membantu masyarakat yang ada di pengungsian. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya komunikasi antara Dinas Kesehatan dengan instansi lain seperti PMI, Basarnas, dan lain-lain. Ini tampak dari hasil wawancara, bahwa setiap keperluan yang berhubungan dengan kesehatan instansi lain tidak langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan tetapi berkoordinasi melalui media center, yang kemudian media center yang menyampaikan segala keperluan yang berhubungan dengan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18. Pendapat ICS, Basarnas, PMI, dan Camat tentang Koordinasi dengan Dinas Kesehatan No Informan Pendapat ICS Dandim 0205 AsepSukarna Secara umum menurut saya, dan menurut yang saya dengar dari tim saya, Dinas Kesehatan sudah memberikan pelayanan yang terbaik. Kita tidak ada masalah dalam pelayanan atau ada pengungsi yang tidak ditangani. Meskipun saya dari kalangan militer, tidak ada rasa enggan atau kurang kooperatif. Setiap masalah selalu punya jalan keluarnya. Itulah fungsi dari rapat rutin yang tiap hari kita laksanakan. 2 PMI A. Silalahi Ya, sebenarnya koordinasi antar semua instansi secara umum berjalan baik. Tapi pada awalnya Dinkes tidak ada poskonya, baru waktu SBY mau datang, poskonya ada, dan datanya bisa kita lihat. Khusus untuk Dinkes ya itu tadi, kita tidak bisa membuat kerja sama tentang konseling reproduksi. Sebenarnya kerja sama kita hanya sebatas rapat rutin setiap hari. Dan yang berhubungan dengan kesehatan biasanya kita komunikasikan lewat media center, apalagi posko kesehatan tidak ada pada awalnya. Memang kalau pelayanan kesehatan selalu ada, kita akui itu, tetapi kurang pemantauan, contohnya penemuan imunisasi campak, kurang tanggap, bahkan ada yang sudah mulai sembuh. Itu dibuktikan dengan hasil penemuan dokter spesialis anak dari PMI. Kita dan Dinas Kesehatan harusnya bentuk suatu tim, yaitu untuk memeriksa sanitasi di pengungsian, mengatur dan mengevaluasi kelayakan tempat pengungsi. Itu kan ada MOU nya, tapi gak dijalankan, padahal sudah kita komunikasikan ke ICS, tapi kurang mendapat tanggapan. 3 Basarnas Banyak instansi yang berperan saat ini, berbeda dengan dulu yang lebih koordinatif. Memang bencana sekarang lebih besar dan lebih lama. Menurut saya, banyak lembaga bekerja masing-masing. Memang untuk Dinkes, kita banyak bekerja sama apalagi waktu kejadian korban awan panas kemarin. Yang dapat masuk ke lokasi adalah kita, terus kita masukkan ke ambulan dari siapa saja yang ada, termasuk Dinkes. Korban yang hidup kita bawa ke RS Evarina dan yang meninggal ke Rumah Sakit Kabanjahe. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18. Lanjutan No Informan Pendapat Soal alasan saya tidak tahu, yang penting kami diarahkan begitu. Kemudian, kalau ada yang sakit meminta dirujuk kita bawa dengan ambulan kita, diantar ke rumah sakit. Memang paling banyak ke Evarina karena mungkin fasilitasnya lebih lengkap. 4 Camat Tiganderket Pak Baron Secara fisik memang keadaan pengungsi khususnya masyarakat saya, penduduk kecamatan tiganderket yang mengungsi, kelihatannya memang baik, kalaupun ada yang sakit itu biasanya karena ada penyakit bawaannya. Kalau perawat dan bidan, mereka selalu ada 24 jam, dokterpun ada, ambulans ada. Tapi perlu diperhatikan kelompok rentan karena sangat rawan dengan ISPA dan penyakit perut seperti diare. Lihatlah tempat mereka mengungsi, di Jambur misalnya, itukan tempat pesta, dijadikan tempat untuk tidur, harusnya kan sudah ada alat hisap dan buang udara. Jarak tempat masak dengan tempat tinggal kan harusnya ada aturan jaraknya, kamar mandi dekat dengan pengungsi dan tempat masak. Yang paling penting lagi, tempat pembuangan limbah sembarangan dan dekat dengan aktivitas pengungsi. Perlu dilakukan penyuluhan sebenarnya untuk menjaga perilaku yang sehat. Tapi tidak ada, penyuluhannya. Mestinya gizinya diperhatikan biar tetap sehat, hanya tidak nampak. Paling tidak, ada yang mengingatkan pengungsi, atau mengusulkan ke BNPB, atau bagaimanalah, saya juga sudah sampaikan sebenarnya.” 5 Sekretaris BPBD Karo mantan Koordinator Media center Koordinasi kita dalam bentuk laporan dan data-data. Memang dulu susah memintanya dari Dinas Kesehatan apalagi belum ada poskonya. Tapi, sejak Desember kemarin sudah ada kita buat di website media center tentang data kesehatan. Kadang memang terlambat, tapi kalau kita menelepon biasanya sudah datang. Menurut Dandim 0205, Asep Sukarna selaku ICS, koordinasi dengan Dinas Kesehatan secara umum Dinas Kesehatan sudah memberikan pelayanan yang baik. Tidak ada masalah yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan atau ada pengungsi Universitas Sumatera Utara yang tidak ditangani. Hal ini dapat terjadi karena rapat rutin yang dilakukan setiap hari sehingga tidak ada rasa enggan dan tidak kooperatif. Hal yang sama juga disampaikan Bapak A. Silalahi dari PMI, secara umum koordinasi berjalan dengan baik. Meskipun pada awalnya Dinas Kesehatan tidak memiliki posko, kemudian Presiden SBY datang sehingga ada posko dan dapat diakses data. Koordinasi dapat dikatakan hanya sebatas rapat rutin saja. Kerjasama dalam membuat konseling reproduksi tidak dapat berjalan walaupun sudah dikomunikasikan dengan ICS. Tetapi dalam pelayanan kesehatan, dinas kesehatan selalu ada. Basarnas menyatakan bahwa koordinasi terjalin lebih baik lagi dengan instansi yang lain. Dengan Dinas Kesehatan juga terjalin terutama pada saat menangani korban awan panas. Menurut Camat Tigan Nderket pelaksanaan pelayanan dari Dinas Kesehatan terlihat baik, hanya kurang dalam memperhatikan kondisi pengungsi seperti jarak antara tempat masak dengan kamar mandi dan tempat tidur serta pembuangan limbah sampah, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan. Sekretaris BPBD Karo mantan Koordinator Media center mengatakan bahwa pada awalnya sulit dalam meminta data dari Dinas Kesehatan dikarenakan belum ada posko. Namun sekarang sudah berjalan lancar dimana pihak dinas kesehatan selalu standby apabila dipanggil. Universitas Sumatera Utara Secara umum di lapangan Dinas Kesehatan telah melakukan pelayanan yang maksimal untuk penanggulangan bencana. Koordinasi internal juga kurang berjalan. Pada awal masa tanggap darurat sepertinya terjadi kurang koordinasi dengan instansi lain. Hal itu juga didukung pernyataan dari Dinas Kesehatan yang mengakui bahwa ada kesulitan di awal-awal masa tanggap darurat. Dalam beberapa hal terlihat ada perbedaan pendapat pada informan, khususnya PMI. Menurut PMI seharusnya ada tim bersama yang dibentuk antara Dinas Kesehatan dan PMI dalam penanggulangan bencana karena PMI dan Kementerian Kesehatan sudah memiliki Memorandum of Understanding MoU tentang bencana. Menurut Bapak Silalahi tim tersebut menangani tentang kesehatan reproduksi dan pemantauan sanitasi, gizi dan perilaku pengungsi. Universitas Sumatera Utara BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Analisis Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014 Menurut Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko dan dampak bencana. Kata terpadu dalam penanggulangan bencana penting karena masalah yang ditimbulkan terkait dengan berbagai sektor yang multi kompleks. Demikian juga halnya dengan penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung, Ada banyak instansi, SKPD dan LSM yang turut serta dalam penanggulangan bencana sesuai dengan bidangnya masing-masing. Penelitian dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Karo pada April 2014. Dalam penelitian ini juga dilakukan triangulasi sumber dengan ICS, BPBD, PMI, dan Basarnas. Tugas dan fungsi Dinas Kesehatan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan KMK nomor 145 tahun 2007 tentang pedoman kebijakan penanggulangan bencana bidang kesehatan dimana Dinas Kesehatan bertanggung jawab di tingkat Kabupaten. Kebutuhan akan tenaga kesehatan dan koordinasinya dengan instansi lain diatur dalam KMK Nomor 66 Tahun 2006. Depkes RI 2002 mengatur tentang koordinasi yang dilakukan secara terintegrasi dengan sektor terkait pada tahap pra bencana, pasca bencana, dan pada tanggap darurat. Fungsi yang 84 Universitas Sumatera Utara dilaksanakan adalah dominan fungsi komando karena penelitian dilakukan pada masa tanggap darurat bencana.

5.2 Koordinasi Vertikal

Dokumen yang terkait

Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masa Tanggap Darurat di Lokasi Pengungsian Korban Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

20 249 138

Implementasi Kebijakan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

2 89 205

Penerapan Standar Minimal Pelayanan Imunisasi Campak pada Pengungsi dalam Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2013

0 0 17

Penerapan Standar Minimal Pelayanan Imunisasi Campak pada Pengungsi dalam Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2013

0 0 2

Penerapan Standar Minimal Pelayanan Imunisasi Campak pada Pengungsi dalam Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2013

0 0 10

Penerapan Standar Minimal Pelayanan Imunisasi Campak pada Pengungsi dalam Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2013

0 1 18

MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MASA TANGGAP DARURAT DI LOKASI PENGUNGSIAN KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG TAHUN 2014 TESIS

0 0 16

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERENCANAAN PENDISTRIBUSIAN OBAT PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARO MASA TANGGAP DARURAT BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG TAHUN 2014 TESIS

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Implementasi Kebijakan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 9

Analisis Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 16