seperti ini dirasa lebih baik dari pada harus meminta donatur maupun LSM meminta izin ke Dinas Kesehatan karena lokasi pengungsian yang cukup banyak.
5.2.3 Pendelegasian Wewenang
Menurut Herlambang 2013, pendelegasian wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang yang melaporkan
kepadanya. Ada 4 kegiatan yang terjadi ketika delegasi dilakukan : 1.
Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahannya.
2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan tugas. 3.
Penerimaan delegasi baik secara implisit atau eksplisit, menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.
4. Pendelegasian penerimaan pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang
dicapai. Pendelegasian wewenang mendorong tercapainya keputusan yang lebih baik
dalam berbagai hal. Adanya pendelegasian wewenang kepada bawahan, misalnya dalam hal dimana bawahan mengetahui keadaannya, maka akan mendorong hasil
yang lebih baik. Karena dilimpahkan kepada orang yang mengetahui keadaan sebenarnya di lapangan.
Dalam setiap kejadian bencana biasanya menimbulkan banyak korban. Untuk itu dibutuhkan keputusan yang cepat untuk mengatasi situasi bencana yang sangat
dinamis Imran, 2012. Bencana erupsi Gunung Sinabung memang tidak
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan banyak korban jiwa namun jumlah pengungsi yang sangat banyak yaitu 28.715 jiwa 9.045 KK dengan jumlah sebanyak 1.620 jiwa kelompok rentan lansia,
204 jiwa ibu hamil dan 884 jiwa balita dengan titik pengungsian mencapai 42 titik. Untuk menyelesaikan masalah kesehatan akibat bencana dibutuhkan
ketegasan dari seorang pemimpin. Namun mengingat banyaknya jumlah pengungsi dan titik pengungsian, tidak mungkin dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan
seorang diri saja, namun harus didukung oleh Kepala Bidang dan Kepala Puskesmas. Dinas Kesehatan dalam satgas penanggulangan bencana telah membagi tugas dalam
bentuk bidang untuk mempertajam pembagian tugas. Tim satgas tersebut dibentuk oleh Kepala Dinas Kesehatan yaitu Dr.Jansen
Peranginangin, MM dengan Nomor: 2.11330SKIX2013 tentang Satuan Tugas Tim Kesehatan Tanggap Darurat Penanganan Bencana Gunung Sinabung Kabupaten Karo
Tahun 2013 dan Beliau menjadi penanggung jawab, Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan P2PL sebagai Ketua Tim Sekretariat,
Kepala Bidang Penyuluhan dan PSM sebagai Sekretaris dan Koordinator bidang terdiri dari: ketenagaan, logistik, ambulans dan mobil operasional, sanitasi, laporan
data dan informasi. Kepala Puskesmas menjadi Koordinator di wilayah kerjanya masing-masing. Namun sayangnya dalam satgas tersebut tidak ada Standar
Operasional Prosedur SOP tertulis dan sebahagian Kepala Puskesmas tidak mengetahui menjalankan tugasnya memberikan pelayanan kesehatan di pengungsian
karena adanya SK Tim Satuan Tugas tersebut. Mereka hanya berada di wilayah kerjanya.
Dengan adanya koordinator dalam satgas, sekaligus menjadi salah satu bentuk pendelegasian wewenang yang dimiliki oleh Kepala Dinas Kesehatan untuk
dilaksanakan oleh Kepala Bidang dan Kepala Puskesmas untuk dilaksanakan pada
Universitas Sumatera Utara
bagian masing-masing. Hal itu juga ditegaskan oleh pendapat dari Kepala Puskesmas Brastagi, Payung, dan Tiganderket yang menyatakan bahwa mereka ditugaskan
sebagai koordinator pos kesehatan di lokasi pengungsian yang ada di wilayah kerja masing-masing. Mereka bertanggung jawab terhadap kebutuhan pengungsi.
Kepala Puskesmas sering berhubungan dengan pihak koordinator pengungsi, donator, instansi lain yang berhubungan dengan kesehatan di lokasi pengungsian dan
melakukan rujukan ke rumah sakit daerah maupun swasta. Pada dasarnya mereka dapat menyelesaikan tugas yang diemban. Pendelegasian wewenang oleh Kepala
Dinas Kesehatan terhadap Puskesmas sesuai dengan KMK Nomor 066 Tahun 2006 yaitu menghubungi Puskesmas di sekitar bencana untuk mengirimkan dokter,
perawat, dan peralatan, dan peralatan yang dibutuhkan termasuk ambulans ke lokasi bencana.
Kepala Puskesmas juga dapat bekerjasama dengan instansi lain terkait bencana dan melaporkannya ke Dinas Kesehatan. Sebagai contoh, Kepala Puskesmas
Brastagi menjalin kerjasama untuk memenuhi pelayanan kesehatan pengungsi bekerjasama dengan LSM swasta American Care. Kepala Puskesmas Tiganderket,
berinisiatif menghubungi dan meminta bantuan rekan sejawatnya untuk memenuhi kebutuhan obat yang kurang pada awal bencana.
Koordinasi dalam bentuk pendelegasian wewenang sangat membantu mempercepat penyelenggaraan usaha penanggulangan bencana yang dilakukan
apalagi jika semua tim satgas memiliki keterpaduan tujuan yaitu memenuhi pelayanan kesehatan di pengungsian. Menurut Rowland, 2004 koordinasi
Universitas Sumatera Utara
merupakan proses pengintegrasian penggabungan yang padu dari semua tujuan dan kegiatan anggota satuan-satuan yang letaknya boleh terpisah berjauhan di lingkup
organisasi masing-masing, supaya dapat menghasilkan suatu hasil optimal yang disetujui bersama Rowland, 2004.
5.2.4 Sentralisasi dan Desentralisasi