Koordinasi Vertikal Hasil Wawancara

4.2 Hasil Wawancara

Erupsi Gunung Sinabung sejak September 2013 mengakibatkan pengungsian yang cukup lama. Jumlah pengungsi mencapai puncaknya pada tanggal 21 Januari 2014 yaitu sebanyak 42 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi sebanyak 28.715 jiwa 9.045 KK dengan jumlah kelompok rentan lansia sebanyak 1.620 jiwa, 204 jiwa ibu hamil dan 884 jiwa balita. Dalam penelitian ini jenis koordinasi yang diteliti meliputi koordinasi internal dan eksternal. Sedangkan koordinasi ditinjau dari arahnya meliputi koordinasi vertikal, koordinasi horizontal, koordinasi diagonal dan koordinasi fungsional.

4.2.1 Koordinasi Vertikal

Yang ditanyakan adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah wewenang dan tanggung jawabnya. Bagaimana mengkoordinasi semua aparat yang ada di bawah tanggung jawabnya secara langsung. Bentuk dari rantai vertikal ini adalah rantai komando, rentang pengawasan, pendelegasian, dan sentralisasi-desentralisasi. a. Rantai Komando Rantai komando adalah garis yang tidak putus dari wewenang yang menjulur dari puncak organisasi ke eselon terbawah dan memperjelas siapa melapor kepada siapa. Berikut pendapat informan tentang rantai komando. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Pendapat Informan tentang Rantai Komando No Informan Pendapat 1. Kepala Dinas Kesehatan Saya sebagai Kepala Dinas, membawahi empat kepala bidang, ada juga sekretaris dan UPT Puskesmas dan Gudang Farmasi, mereka semua bertanggung jawab langsung kepada saya. Dalam satgas, saya bertugas sebagai penanggungjawab. Untuk satgas dibentuk lima koordinator dan Kepala Puskesmas sebagai koordinator wilayah. Kalau dengan kepala bidang dan koordinator itu semua kan wakil saya yang bertanggungjawab dengan bidang tertentu. Semua staf tentu adalah tanggungjawab saya, tapi kan setiap bidang ada kepala seksinya dan anggotanya yang juga bertanggung jawab dengan kepala bidangnya. Komunikasinya langsung, sms atau pake telepon. Kalau penting ya pake dokumen. Untuk bencana ini pun begitu, kalau dalam satgas sesuai fungsi masing-masingnya jadi mereka dwifungsi melakukan tugas rutin ditambah tugas penanggulangan bencana. Tapi orangnya kan itu-itu juga, hanya ada tambahan tugas untuk bencana ini. 2 Kepala bidang pelayanan kesehatan Kalau saya bertanggungjawablah dengan atasan saya yaitu Kepala Dinas. Apapun yang saya pikirkan untuk dibuat sehubungan dengan bencana ini pasti saya beritahukan. Dan saya juga punya staf yang bertanggung jawab kepada saya untuk melaksanakan tugas. Kalau komunikasi ya mana yang cepatnya langsung bisa, telpon juga bisa. Tapi kalau berbentuk tugas, keputusan atau kepanitiaan atau satgas ini ya harusnya ada dokumennya. Trus, anggota saya kan mengumpulkan laporan dan permintaan kebutuhan dari puskesmas. Karena di satgas ini saya bagian logistik, perbekalan dan obat-obatan ditambah fungsi saya untuk pelayanan kesehatan. Jadi, saya rekapitulasi, kemudian saya laporkan ke Kepala Dinas. 3 Kepala Puskesmas Berastagi Perintah tentunya ada dari Kepala Dinas, untuk kita laksanakan. Setiap hari kita laporkan kegiatan di pengungsian, tapi melalui bagian pelaporan. Tidak langsung ke Kepala Dinas. Darimana semua laporan itu saya dapat? Tentulah dari staf saya juga. Jadi memang berjenjang Universitas Sumatera Utara Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Beliau memiliki tanggung jawab untuk membawahi empat kepala bidang dan membawahi 18 Puskesmas dan 1 UPT Gudang Farmasi. Semua bertanggung jawab langsung kepadanya. Selain menjadi Kepala Dinas Beliau juga bertugas sebagai ketua satgas bencana. Satgas bencana terdiri dari koordinator bidang yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Sementara Kepala Puskesmas dihunjuk sebagai koordinator wilayah. Sistem komando yang berlaku bersifat top to down karena Kepala Dinas berperan sebagai penanggungjawab utama. Khusus untuk Kepala Puskesmas, tidak harus melapor kepada Kepala Dinas, namun dapat melalui Kepala Bidang sesuai dengan bidang yang ingin dilaporkan. Hal senada diungkapkan oleh Ka.Bid.Yankes bahwa dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan penanggulangan bencana Beliau akan memberikan laporan kepada Kepala Dinas. Komunikasi yang digunakan biasanya berbentuk lisan, namun hal tertentu harus menggunakan dokumen resmi berbentuk dokumen. Seperti halnya satgas bencana yang dibentuk menggunakan SK Satgas yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan. Tidak jauh berbeda dengan yang diutarakan oleh Kepala Puskesmas Brastagi bahwa sebagai Kepala Puskesmas bertanggungjawab untuk memberikan laporan setiap kegiatan kepada Kepala Dinas. Selain tugas rutin yang dilaksanakan, tugas sebagai Kepala Puskesmas bertambah dengan adanya kejadian bencana yaitu sebagai koordinator pos kesehatan di wilayah kerjanya. Oleh karenanya, upaya Universitas Sumatera Utara penanggulangan bencana yang diperintahkan oleh Kepala Dinas melalui satgas menjadi tanggungjawabnya di wilayah kerjanya. Dari wawancara dapat disimpulkan bahwa satgas yang dibentuk berfungsi ganda, yaitu bertugas secara struktural dan juga menjadi satgas. Semuanya memiliki satu komando yaitu Kepala Dinas Kesehatan. Hal itu diketahui dari pernyataan Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dan Kepala Puskesmas yang menyatakan Kepala Dinas Kesehatan yang menjadi Komando. Kepala Dinas memberikan arahan dan perintah untuk dilaksanakan oleh Koordinator satgas, dan Kepala Puskesmas. Semua staf melapor kepada Kepala Bidang masing-masing dan staf puskesmas melapor kepada Kepala Puskesmasnya. Bentuk komunikasi yang sering digunakan adalah komunikasi lisan tanpa melupakan komunikasi tulisan dalam bentuk dokumen atau Surat Keputusan jika diharuskan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan, Beliau menekankan pada diskusi dalam memberikan perintah jika terjadi perbedaan pendapat. Berdasarkan SK Satgas yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan dengan nomor 2.1.1330SKXI 2013 menetapkan Ka.Dinas Kesehatan sebagai komando dibantu oleh koordinator bidang. Bidang-bidang yang ada dalam satgas yaitu ketenagaan dan pos kesehatan, logistik, ambulans dan mobil operasional, sanitasi posko pengungsi, laporan data dan informasi. Kepala puskesmas berperan sebagai koordinator wilayah masing-masing. Pelaksanaan koordinasi ini sudah sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 066 Tahun 2006 yaitu Kepala Dinas Kesehatan sebagai Universitas Sumatera Utara penanggung jawab pelayanan kesehatan penanggulangan bencana serta penanganan pengungsi KabupatenKota adalah Kepala Dinas KabupatenKota. Pelaksanaan tugas penanggulangan krisis akibat bencana di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dikoordinir oleh pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Dinas. Hal itu dilaksanakan oleh Kepala Dinas dengan membentuk satgas bencana dengan membentuk beberapa koordinator bidang dan koordinator wilayah. b. Rentang Pengawasan Rentang kendali atau pengawasan adalah jumlah bawahan yang dapat di arahkan secara efisien dan efektif oleh seorang manajer. Dalam Satgas, Kepala Dinas Kesehatan berperan sebagai Manajer sehingga berhak dalam melakukan pengawasan. Berikut pendapat informan tentang rentang pengawasan: Tabel 4.9. Pendapat Informan tentang Rentang Pengawasan No Informan Pendapat 1. Kepala Dinas kesehatan Saya tidak bisa mengawasi mereka semua, terbataslah paling kalau rapat kita evaluasi. Yang paling bisa ya, dengan kepala bidang saja, nanti anggota kepala bidang yang melapor ke Kepala bidangnya. Kalau Puskesmas memang langsung kepada saya, tapi untuk laporan mereka datang ke bidang masing-masing yang dituju. Seluruh lokasi pos pengungsian sudah kita datangi untuk memastikan adanya posko kesehatan. Memang ada saja yang tidak terawasi, misalnya bantuan dalam bentuk obat-obatan atau pengobatan massal. Harusnya kan kita turut mengawasinya, tapi posko pengungsi banyak, dan bantuan tidak satu pintu. Kita tidak bisa periksa kelayakan itu semua. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Lanjutan No Informan Pendapat 2. Ka.Puskesmas Brastagi Kalau Kepala Dinas mengawasi kegiatan kami melalui rapat-rapat yang kita adakan di Dinas Kesehatan. Jadi, yang mengemban tugas melakukan pengawasan kepada staf puskesmas adalah saya sebagai Kepala Puskesmas. Sebenarnya pengawasan itukan untuk memastikan tidak ada kendala yang dihadapi oleh kami-kami ini di lapangan kan. Jujur saja, apa yang diawasi ya? Kita ini mandiri, usahakan segalanya sendiri, membuat posko sendiri. Sebenarnya kita dilepas begitu saja, yang penting dikasih obat, trus buat posko kesehatan. Apa-apa yang terjadi di sini menjadi tanggungjawab kita. Nanti kita laporkan kurang alat ini, atau obat itu, jawabannya iya, tapi tidak tahu kapan realisasinya. Kalau untuk instansi lain yang hendak melakukan kegiatan di pengungsi yang berhubungan dengan kesehatan, tidak semua bisa diawasi oleh Dinkes, di situlah peran kita. Tapi biasanya mereka tidak mau kita ikut serta, saya juga tidak tahu kenapa, kitapun gak bisa tegas karena dipikir kita menghalangi bantuan nanti. 3. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Kalau saya melaporkan ke Kepala Dinas, semua kegiatan ini atas sepengetahuan Beliau. Contohnya ini, saya kan membuat surat berisi permintaan dana pengganti transportasi minyak mobil operational dan ambulan. Saya mengawasi anggota sayalah baik yang di satgas dan di struktural. Saya yang pantau kegiatan mereka. Saya juga turut mengawasi kegiatan di lapangan, tapi yang ada hubungan dengan sayalah yang bisa saya intervensi, misalnya obat dan vaksin. 4. Kepala Puskesmas Brastagi Gak semualah mampu diawasi. Seharusnya kan kalau Dinkes benar-benar melakukan pengawasan dengan baik, pasti dia tau apa-apa yang kurang tapi ini kan kurang. Trus di sini banyak LSM atau instansi lain, kadang- kadang mereka tiba-tiba buat kegiatan yang kita nggak tau, padahal seharusnya yang menyangkut kesehatan dilapor dulu sama kita, Ini melapor ke Koordinator Pengungsi aja, udah bisa bikin kegiatan. Cuma saya minta staf saya biar memantau itu kegiatan di sana. Universitas Sumatera Utara Menurut Kepala Dinas Kesehatan pengawasan secara menyeluruh tidak dapat dilakukan, pengawasan dapat dilakukan oleh anggota bidang kemudian dilaporkan kepada kepala bidang dan kepala bidang melaporkan kepada Kepala Dinas. Setiap Puskesmas melapor langsung kepada Kepala Dinas. Hanya saja bantuan tertentu seperti obat-obatan dan posko kesehatan yang diberikan oleh lembaga lain tidak dapat diawasi secara langsung oleh dinas. Oleh karena itu evaluasi dilakukan pada saat rapat. Hal yang sama juga disampaikan oleh kepala Puskesmas Brastagi dimana Kepala Dinas mengawasi melalui rapat-rapat yang diadakan Dinas Kesehatan. Pengawasan di posko pengungsian dilakukan oleh Kepala Puskesmas untuk memastikan tidak ada kendala yang dihadapi di lapangan. Pengawasan terhadap lembaga atau pihak lain yang mengadakan kegiatan atau memberikan bantuan kepada pengungsi juga dilakukan Kepala Puskesmas dikarenakan dinas kesehatan tidak dapat mengawasi secara langsung. Kepala Bidang Kesehatan melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan, semua kegiatan yang dilakukan atas persetujuan Kepala Dinas. Kepala Bidang melakukan pengwasan langsung sesuai bidang yang ditangani yaitu obat-obatan dan vaksin. Kepala Dinas tetap melakukan pengawasan dan sekaligus memberikan kepercayaan kepada anggotanya untuk melaksanakan kegiatan. Pengawasan yang dilakukan biasanya dalam bentuk laporan dan rapat. Kepala Dinas tidak mungkin dapat melakukan pengawasan kepada seluruh anggotanya. Oleh karenanya peran Universitas Sumatera Utara Kepala Bidang dan Koordinator satgas serta Kepala Puskesmas diperlukan dalam pengawasan. Pengawasan diperlukan untuk memastikan tugas penanggulangan bencana di bidang kesehatan benar-benar dilakukan sampai tingkat bawah. Untuk itu Kepala Dinas dan Kepala Bidang yang sekaligus koordinator satgas juga turun ke lokasi pengungsian untuk memastikan pelaksanaan kegiatan telah dilakukan dengan sebaik mungkin. Demikian juga Kepala Puskesmas mengawasi stafnya untuk memastikan bahwa posko pelayanan kesehatan di lokasi pengungsian di wilayah kerjanya benar- benar berjalan dan bermanfaat. Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas kesehatan tidak dilakukan setiap harinya, hanya jika ada laporan akan kekurangan obat atau makanan tambahan, kebutuhan masker dan lainnya, baru Dinas kesehatan turun kelapangan, untuk melihat mana kebutuhan yang kurang. Namun, tidak semua pengawasan dapat dilakukan dengan baik, karena pendapat berbeda ditunjukkan oleh Kepala Puskesmas Brastagi. Menurutnya, seharusnya dengan pengawasan dapat memastikan bahwa kebutuhan pos pelayanan kesehatan di pos pengungsian terpenuhi. Namun, menurutnya banyak hal yang menjadi kebutuhan di posko harus dipenuhinya secara mandiri. Selain itu sulit mengawasi sampai ke tingkat bawah khususnya mengawasi bantuan obat-obatan dan makanan yang seharusnya diperiksa terlebih dahulu di Dinas Kesehatan. Kesulitan ini dipicu oleh tidak satu pintunya bantuan karena donator dapat memberikan bantuan langsung ke lokasi pengungsian. Dinas kesehatan juga tidak melakukan pengawasan terhadap lembaga-lembaga lain yang ikut memberikan pelayanan kesehatan di pos pengungsian. Universitas Sumatera Utara Cara yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan untuk mengawasi kegiatan yang menyangkut kesehatan dengan LSM maupun institusi lain yang terlibat adalah dengan memberdayakan Puskesmas melalui pos kesehatan yang didirikan di lokasi pengunngsian. Di setiap pos kesehatan pasti ada tenaga kesehatan yang berjaga untuk mengatasi masalah kesehatan yang diderita oleh pengungsi. Dengan keberadaaan mrekalah Dinas Kesehatan dapat mengetahui apa saja kegiatan kesehatan yang dilakukan di lokasi pengungsian yang berhubungan dengan kesehatan seperti pengobatan massal maupun makanan untuk pengungsi. c. Pendelegasian Pendelegasian adalah hak-hak inheren dalam suatu posisi manajerial untuk memberikan perintah dan mengharapkan dipatuhinya perintah itu. Kepala Dinas Kesehatan memberikan perintah berupa tugas yang berkaitan dengan penanggulangan bencana tersebut. Berikut pendapat informan tentang pendelegasian: Tabel 4.10. Pendapat Informan tentang Pendelegasian No Informan Pendapat 1. Kepala Dinas Kesehatan Banyak hal yang saya delegasikan kepada bawahan saya, mengingat tugas saya juga cukup banyak seperti halnya menghadiri rapat-rapat koordinasi. Tidak semua rapat-rapat bisa kita hadiri. Contohnya rapat di kantor Bupati, ada juga rapat di Kantor Media Center yang rutin kita jalankan, harus ada bagi tugasnya. Dan semua itu terkait dengan fungsi dan tugasnya di Satgas. Kalau di bagian ketenagaan, ya mengatur ketenagaan, yang logistik mengurusi obat-obat dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Kalau di media center tidak harus saya, boleh sekretaris, atau staf yang lain. Tapi kalau sifat rapat koordinasi, tentu saya harus bertanggung jawab. Puskesmas bertanggung jawab untuk keadaan pengungsi di wilayah kerjanya karena sudah diberi tanggung jawab kepada Kepala Puskesmas sebagai koordinatornya. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Lanjutan No Informan Pendapat 2 Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Ya pastilah kita pernah didelegasikan, contohnya mengikuti rapat di Pemda dan media center, membuat permintaan, permintaan tersebut atas nama Kadis, tetapi kita yang membuat. Atau kalau ada keluhan anggota di lapangan, kita yang turun, kita laporkan dan kalau ada masalah kita selesaikan. Kadang-kadang kita diminta mendampingi tamu dari provinsi dan Kemenkes, saya dampingi, atau saya pun bisa mendelegasikan tugas pendampingan itu kepada bawahan saya. Pada pos pengungsian diberikan tanggung jawab kepada Kepala Puskesmas yang di wilayahnya terdapat pengungsian. 3 Kepala Puskesmas Berastagi Kepada saya diberikan mandat untuk menjadi koordinator pada wilayah kerja saya. Jadi masalah kesehatan pengungsi menjadi tanggungjawab saya yang akan saya pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas. Bila ada pertemuan atau kegiatan yang melibatkan kesehatan di wilayah kerja saya, seperti pengobatan massal, itu menjadi tanggungjawab kami dalam mendampingi dan mengawasi. Kami juga yang menjalin koordinasi dengan koordinator pengungsi, donator yang membutuhkan kita, dan instansi lain. Contohnya, ada LSM Amerika bernama American Care yang ingin memberikan bantuan obat-obatan, maka mereka berurusan dengan Saya, nanti saya melaporkan dengan Dinas Kesehatan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan pendelegasian wewenang dilakukan mengingat banyak tugas yang harus dilaksanakan. Contohnya menghadiri rapat di Kantor Bupati, Kantor Media Center yang rutin dijalankan, tentunya harus ada pembagian tugas yang sesuai dengan fungsi dan tugasnya di Satgas. Misalnya bagian ketenagaan mengatur ketenagaan, bagian logistik mengurusi obat-obat dan kebutuhan pelayanan kesehatan. Pada rapat yang bersifat koordinasi, yang bertanggung jawab adalah Kepala Dinas. Kepala Puskesmas bertanggung jawab untuk keadaan pengungsi di wilayah kerjanya karena sudah diberi tanggung jawab koordinator. Universitas Sumatera Utara Kepala Bidang mengungkapkan hal yang sama dimana ada pendelegasian wewenang. Seperti mengikuti rapat di Pemda dan media center, membuat permintaan atas nama Kepala Dinas, menangani kendala yang dihadapi anggota di lapangan serta mendampingi tamu dari provinsi dan kementerian kesehatan. Pada pos pengungsian diberikan tanggung jawab kepada Kepala Puskesmas yang di wilayahnya terdapat pengungsian Pendelegasian wewenang juga sampai kepada Kepala Puskesmas Brastagi sesuai dengan yang dikatakan Kepala Dinas dan Kepala Bidang Dinas Kesehatan dimana menurut Kepala Puskesmas Brastagi, beliau diberikan mandat untuk menjadi koordinator pada wilayah kerjanya dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas. Koordinasi juga dilakukan dengan koordinator pengungsian dan instansi lain yang ingin memberikan bantuan, kemudian dipertanggungjawabkan kepada Dinas Kesehatan. Hasil wawancara menunjukkan bahwa informan menyetujui adanya pendelegasian wewenang yang diberikan terkait upaya penanggulangan bencana. Hal itu juga ditegaskan oleh pendapat dari Kepala Puskesmas Brastagi yang menyatakan bahwa mereka ditugaskan sebagai koordinator pos kesehatan di lokasi pengungsian yang ada di wilayah kerja masing-masing. Pendapat Kepala Puskesmas tersebut juga didukung oleh pendapat Kepala Puskesmas Kecamatan Tiganderket dan Kecamatan Payung. Mereka bertanggung jawab terhadap kebutuhan pengungsi. Contohnya Kepala Puskesmas Tiganderket, berinisiatif menghubungi dan meminta bantuan rekan sejawatnya untuk memenuhi kebutuhan obat yang kurang pada awal bencana. Universitas Sumatera Utara Kepala Puskesmas sering berhubungan dengan pihak koordinator pengungsi, donatur, instansi lain yang berhubungan dengan kesehatan di lokasi pengungsian dan melakukan rujukan ke rumah sakit daerah maupun swasta. Pada dasarnya mereka dapat menyelesaikan tugas yang diemban. Kepala Puskesmas juga dapat bekerjasama dengan instansi lain terkait bencana dan melaporkannya ke Dinas Kesehatan. Sebagai contoh, Kepala Puskesmas Brastagi menjalin kerjasama untuk memenuhi pelayanan kesehatan pengungsi bekerjasama dengan LSM swasta American Care. d. Sentralisasi dan Desentralisasi Sentralisasi merujuk kepada pembatasan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan yang berada pada puncak hirarki organisasi. Sentralisasi tidak memberikan izin kepada staf atau bawahan untuk membuat keputusan utama. Desentralisasi merujuk kepada perluasan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan kepada setiap level organisasi. Tabel 4.11. Pendapat Informan tentang Sentralisasi dan Desentralisasi No Informan Pendapat 1 Kepala Dinas Kesehatan Kalau rapat itu dengan instansi lain kan biasanya sudah ada acuannya, mau membicarakan apa. Sudah ada gambaran. Saya tidak mau segala keputusan berasal dari Saya, itu tidak memberdayakan staf. Tetapi jika penting sekali bisa dibicarakan bersama. Kepala Puskesmas tidaklah harus selalu menghubungi saya. Anggota saya, seperti Kepala Bidang, kalau sudah saya utus, bisa saja turut mengambil keputusan yang sifatnya cepat. Sekarang ada telepon, dapat langsung berkomunikasi. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Lanjutan No Informan Pendapat 2 Kepala Puskesmas Tiganderket Kalau di Puskesmas, tentu saya yang mengambil keputusan, dan kebetulan staf saya, mau mendukung saya. Belum bisa secara kapasitas baik keilmuan disini dapat mengambil keputusan penting terkait bencana, seperti yang anda bilang dalam penilaian cepat itu. Tetapi tugas rutin seperti imunisasi, penimbangan dan posyandu, gizi, mereka laksanakan sesuai tupoksinya masing-masing. Kalau saya, berhubungan dengan pihak luar seperti Dinas Kesehatan atau orang-orang yang ingin melakukan kegiatan bersama dengan kita di posko. 3 Kepala Puskesmas Brastagi Susah kalau apa-apa harus menunggu keputusan dari Dinas Kesehatan. Lama Kalau Saya bilang hubungan kita dengan Dinas terkait dengan urusan-urusan bencana ini masih angka lima lah, kita harus inisiatif dan kreatif juga. Yang penting intinya jangan ada pengungsi yang terlantar. Menurut Kepala Dinas jika rapat dengan instansi lain sudah ada acuan dan sudah ada gambaran jika mau ambil keputusan. Oleh karena itu keputusan dalam rapat dapat diambil oleh anggota yang telah diberikan wewenang dari Kepala Dinas sehingga semua staf dinas dapat diberdayakan. Tetapi jika bersifat penting keputusan dapat diambil secara bersama. Semua dapat dilakukan dengan baik dan cepat karena dimudahkan oleh media komunikasi seperti telepon. Hal tersebut juga sesuai dengan yang dikemukakan Kepala Puskesmas Tigan Nderket dimana Kepala Puskesmas mengambil keputusan tentu dengan dukungan staf puskesmas. Karena secara kapasitas belum ada yang bisa mengambil keputusan Universitas Sumatera Utara terkait bencana. Semua staf melakukan tugasnya sesuai dengan tupoksinya masing- masing dan Kepala Puskesmas juga melayani instansi atau lembaga lain yang ingin memberikan bantuan di posko pengungsian. Secara tegas Kepala Puskesmas Brastagi mengatakan bahwa mereka harus memiliki inisiatif dan kreatif dalam mengambil keputusan. Karena Jika harus menunggu keputusan dari Dinas Kesehatan akan memakan waktu yang lama. Menurut beliau jika diberikan penilaian komunikasi dalam mengambil keputusan diberi nilai 5 lima. Yang terpenting bagi Puskesmas Brastagi adalah tidak ada pengungsi yang terlantar. Menurut pendapat informan desentralisasi dan sentralisasi muncul pada waktu dan situasi tertentu. Sentralisasi muncul ketika ada kegiatan yang terkait dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD dan instansi lain yang setingkat dengan Kepala Dinas, maka Kepala Dinas berhak mengambil keputusan dan dimintai pendapat untuk mengambil keputusan jika bawahannya diberi wewenang dalam mengikuti rapat. Desentralisasi muncul untuk kegiatan yang berhubungan dengan pos kesehatan di tingkat pengungsian, maka Kepala Dinas menyerahkan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan kepada Kepala Puskesmas. Oleh karenanya tidak semua keputusan yang diambil terkait bencana harus berpusat pada Kepala Dinas Kesehatan. Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Koordinasi Horizontal

Dokumen yang terkait

Manajemen Promosi Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masa Tanggap Darurat di Lokasi Pengungsian Korban Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

20 249 138

Implementasi Kebijakan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

2 89 205

Penerapan Standar Minimal Pelayanan Imunisasi Campak pada Pengungsi dalam Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2013

0 0 17

Penerapan Standar Minimal Pelayanan Imunisasi Campak pada Pengungsi dalam Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2013

0 0 2

Penerapan Standar Minimal Pelayanan Imunisasi Campak pada Pengungsi dalam Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2013

0 0 10

Penerapan Standar Minimal Pelayanan Imunisasi Campak pada Pengungsi dalam Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2013

0 1 18

MANAJEMEN PROMOSI KESEHATAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MASA TANGGAP DARURAT DI LOKASI PENGUNGSIAN KORBAN ERUPSI GUNUNG SINABUNG TAHUN 2014 TESIS

0 0 16

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PERENCANAAN PENDISTRIBUSIAN OBAT PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KARO MASA TANGGAP DARURAT BENCANA ERUPSI GUNUNG SINABUNG TAHUN 2014 TESIS

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Implementasi Kebijakan Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 9

Analisis Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Bidang Kesehatan pada Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Sinabung Tahun 2014

0 0 16