4.2.2 Koordinasi Horizontal
Hal-hal yang ditanyakan mengenai koordinasi horizontal adalah bagaimana hubungan koordinasi antar bidang yang setingkat dalam satgas penanggulangan
bencana. Jenis koordinasi horizontal ini dibagi atas interdisciplinary dan interrelated.
a. Interdisciplinary
Koordinasi interdisciplinary dilakukan dalam satu satgas namun berbeda bidang. Berikut pendapat informan:
Tabel 4.12. Pendapat Informan tentang Koordinasi Horizontal Jenis Interdisciplinary
No Informan
Pendapat
1.
2. Ka. Bid. Yankes
Kord. Logistik Ka.bid Kesehatan
Keluarga Koord.Ketenagaan
Ya, komunikasi kita baik dan lancar. Kalau ada perlu bicara langsung saja, tetapi kalau laporan harus
dalam bentuk kertas. Kalau saya, tidak membutuhkan data dari bidang lain untuk laporan saya, tapi kita
wajib membuat laporan, nanti laporannya itu kita berikan ke bagian koordinator laporan. Selain itu,
kita juga sering ke lapangan bersama-sama. Contohnya, kita mau mengunjungi kegiatan
posyandu di pengungsian. Kalau logistiknya sudah diambil terlebih dahulu oleh Kepala Puskesmas,
kemudian Bagian Kesga yang juga Koordinator ketenagaan membawa PMT yang mau dibagikan ke
Ibu hamil, Balita, dan Ibu menyusui. Kita selalu berkomunikasi jika ke lapangan, kalau
ada kegiatan yang bisa dilakukan bersama. Paling kalau ada kekurangan tenaga ya memang dilaporkan
kepada saya. Tapi saya juga harus berhubungan dengan koordinator laporan.
Menurut Ka. Bid. Yankes Kord. Logistik Komunikasi yang terjalin dalam hal ini berjalan lancar. Semua dapat dibicarakan secara langsung dan dilaporkan
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk kertas. Oleh karena itu harus menjalin komunikasi dengan koordinator laporan. Kegiatan ke lapangan juga dilakukan bersama-sama. Seperti mengunjungi
kegiatan posyandu di pengungsian. Dimana Kepala Puskesmas mengambil logistik dan bagian Kesga yang merupakan koordinator lapangan membawa PMT yang akan
dibagikan kepada Ibu hamil dan Ibu menyusui. Hal yang sama juga disampaikan Ka.bid Kesehatan Keluarga Koord.
Ketenagaan dimana antar bidang menjalin komunikasi, terlebih ketika ke lapangan untuk melakukan kegiatan bersama dan melapor kepada koordinator laporan.
Menurut informan koordinasi yang dilakukan antar bidang dilakukan dengan melaksanakan kegiatan bersama-sama meskipun dengan sasaran dan tujuan berbeda.
Semua kegiatan yang dilakukan akan dilaporkan ke bagian pelaporan yang khusus menghimpun laporan setiap bidang. Jadi, tidak semua bidang yang memiliki
keterkaitan kecuali dengan koordinator bidang pelaporan dan data yang bertugas untuk menghimpun semua laporan dari bidang-bidang.
Pada saat tertentu ada hubungan dengan bidang lain hanya saja tidak dalam bentuk satgas. Seperti yang dicontohkan oleh Ka.Bid Yankes yang mengatakan kalau
mereka akan melakukan imunisasi di posyandu yang ada di pengungsian, dapat dilakukan bersama-sama dengan koordinator ketenagaan. Namun peran koordinator
ketenagaan tidak menjalani fungsi ketenagaan, melainkan fungsi bidang Kesga secara struktural yang berfungsi untuk menyediakan PMT pada Ibu dan Balita. Oleh karena
koordinasi interdisciplinary terjadi tidak hanya dalam bentuk satgas saja namun dari tupoksi yang secara struktural melekat pada masing-masing koordinator.
Universitas Sumatera Utara
b. Interrelated
Dalam penanggulangan bencana banyak instansi dan lembaga lain yang bekerjasama. Dalam hal ini, yang ditanyakan adalah bagaimana hubungan satgas
Dinas Kesehatan dengan instansi lain yang sama-sama bekerja dalam penanggulangan bencana namun berbeda instansinya.
Tabel 4.13. Pendapat Informan tentang Koordinasi Horizontal Jenis Interrelated Memiliki Tugas yang Sama Namun Beda Instansi
No Informan
Pendapat
1 Ka. Dinas Kesehatan
Ketua Satgas Kita terhubung dengan banyak instansi, seperti
dengan Komando tanggap darurat. Di media center atau rapat-rapat koordinasi kita selalu berhubungan
dengan baik dengan SKPD yang lain. Bentuk koordinasinya adalah rapat koordinasi di media center
dan rapat dengan SKPD lain di Pemda. Sejauh ini tidak ada masalah. Kalau kegiatan ya masing-masing
disesuaikan dengan tupoksi. Kalau ada yang perlu dengan kita contohnya ambulans untuk merujuk,
biasanya menghubungi media center, nanti media center menghubungi kita. Lalu saya menghubungi
anggota saya yang bagian transportasi. Tapi ambulans sudah stand by di sana. Kalau TRC kita tidak ada tim
khususnya yang ada di sini bagian penanggulangan bencana saja.
2 Ka. Bid Yankes
Koord. Logistik Saya tidak pernah berhubungan dengan SKPD lain,
mungkin yang lain ada, tapi saya belum ada. Tapi ada korban awan panas, ada dari kita yang ke sana juga
membawa ambulans dan evakuasi korban. Kita lakukan sama-sama dengan Basarnas dan relawan
lain. Atau paling kalau pengungsi minta masker atau relawan juga minta, mereka hubungi media center,
nanti media center minta ke kita. TRC memang tidak ada. Tapi kita sama-sama turun melihat keadaan
pengungsi dan mempelajari kebutuhannya.
3 Ka.Bid. Kesga
Koord.Ketenagaan Sampai saat ini, belum ada.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Ketua Satgas, Dinas kesehatan terhubung dengan banyak instansi seperti dengan komando tanggap darurat. Dalam
melaksanakan rapat di media center dan rapat dengan SKPD dinas kesehatan menjalin koordinasi dengan bidang lain. Semua fungsi dijalankan sesuai dengan
tupoksi masing-masing. Misalnya dalam pengadaan ambulans semua dapat dilakukan dengan menjalin koordinasi dengan bidang lain. Hanya saja TRC belum ada, yang
ada hanya bagian penanggulangan bencana. Berbeda dengan Ka. Bid Yankes, Beliau tidak pernah berhubungan dengan
SKPD yang lain. Semua permintaan dilakukan melalui dinas kesehatan dan jika ada kegiatan yang harus dilakukan bersama-sama maka dilakukan bersama seperti
kejadian korban awan panas penanganan dilakukan bersama dengan Basarnas dan relawan. Tetapi Beliau juga mengiyakan bahwa Tim Reaksi Cepat TRC tidak ada.
Ka.Bid. Kesga Koord. Ketenagaan juga mengungkapkan hal yang sama dengan Ka. Bid Yankes bahwa sampai saat ini belum ada koordinasi horizontal jenis
Interrelated. Berdasarkan wawancara di atas terlihat bahwa keterlibatan Dinas Kesehatan
dengan instansi lain tidak terlalu baik karena minimnya kegiatan bersama yang dilakukan untuk pengungsi. Bentuk koordinasi yang dilakukan hanya terbatas pada
rapat-rapat rutin bersama. Koordinasi yang terjalin biasanya melalui media center seperti halnya kebutuhan ambulan untuk evakuasi, membawa pasien yang dirujuk
atau kebutuhan akan masker.
Universitas Sumatera Utara
Sebenarnya selain dalam proses evakuasi dan ambulans, Dinas Kesehatan seharusnya bekerjasama dengan instansi lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar
korban seperti air bersih dan lain-lain. Melalui triangulasi dengan Camat Tiganderket, diketahui bahwa Dinas Kesehatan tidak ada melakukan peninjauan dan pemeriksaan
air bersih yang dikonsumsi oleh pengungsi. Selama ini pengungsi hanya tinggal menerima air yang dibawa oleh Dinas Damkar Pemadam Kebakaran dan
Perusahaan Daerah Air Minum PDAM saja. c.
Departemenlisasi Matriks Dalam koordinasi tipe departemenlisasi matriks dilakukan pengelompokan
suatu struktur yang menciptakan lini rangkap dari wewenang atau menggabungkan lini tertentu untuk mencapai tujuan. Dalam koordinasi bencana bidang kesehatan,
departemenlisasi matriks dilakukan pada saat pembentukan satgas bencana. Berikut pendapat informan:
Tabel 4.14. Pendapat Informan tentang Koordinasi Horizontal tentang Departemenlisasi Matriks Pembentukan Satgas
No Informan
Pendapat
1. Ka. Dinas
Kesehatan Tahun lalu sebenarnya sudah pernah kita membentuk satgas.
Sekarang ini karena ada bencana lagi dan erupsi ini ditetapkan sebagai masa tanggap darurat maka dibentuklah Komando
Tanggap Darurat. Dinas Kesehatan sebagai koordinator bidang kesehatan. Dengan demikian mempermudah dan
meningkatkan pelayanan kesehatan pada penanggulangan bencana saya bentuklah Satgas dengan SK nomor 2.1.1330
SKXI2013. Susunannya memang orang-orang yang ada di Dinas
Kesehatan, tapi tidak semua. Kepala bidang sekaligus koordinator di satgas. Jadi, semua dwifungsi. Ketika dia
melakukan tugas nya sebagai satgas, maka sekaligus juga dia melaksanakan tugas rutinnya, karena itu semua terkait.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Lanjutan No
Informan Pendapat
Mereka akan bertanggung jawab kepada saya sebagai Kepala Dinas sekaligus Penanggung jawab Satgas ini. Di antara
mereka tentu harus ada koordinasi juga, karena saling terkait dan objeknya sama yaitu pengungsi.
Tidak ada kita utus satu orang untuk bisa menghubungkan kita dengan instansi lain. Ada media center, kita juga sudah
membuat posko di Media Center. Setiap laporan seperti yang sakit, meninggal, atau dirujuk, semua dilaporkan ke bagian
pelaporan kemudian di bawa ke Media Center dan dipublikasikan melalui internet. Begitu setiap hari.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan tahun sebelumnya satgas sudah pernah dibentuk, berhubung erupsi yang terjadi merupakan masa tanggap darurat maka
dibentuk Komando Tanggap Darurat, dimana Dinas Kesehatan sebagai Koordinator Bidang Kesehatan. Kemudian Kepala Dinas Kesehatan membentuk Satgas dengan
SK Nomor 2.1.1330SKXI2013. Susunannya terdiri atas staf pegawai Dinas Kesehatan, namun tidak semua. Kepala Bidang menjadi coordinator satgas. Dan
mereka menjalankan dwifungsi tugas disamping sebagai satgas mereka juga sebagai pegawai dinas kesehatan dan secara keseluruhan bertanggung jawab kepada Kepala
Dinas Kesehatan. Dan antar coordinator satgas juga saling menjalin koordinasi. Dinas kesehatan tidak mengutus staf pegawai untuk menjalin hubungan
dengan instansi lain karena sudah ada posko di media center yang menjembatani setiap koordinasi.
Pembentukan satgas bencana dilakukan agar dapat mempermudah kegiatan pengkoordinasian sesama staf di Dinas Kesehatan untuk penanggulangan bencana
erupsi Gunung Sinabung. Selain itu, pembentukan satgas dapat memperjelas tugas
Universitas Sumatera Utara
dan fungsi staf di Dinas Kesehatan khususnya untuk penanggulangan bencana. Sayangnya, dalam dokumen SK tanggap darurat tidak diuraikan job description
masing-masing bagian padahal tugas dari anggota satgas juga dwifungsi yaitu melaksanakan tugas penanggulangan bencana sekaligus bertanggungjawab dengan
tugas rutin sehari-hari. Dalam satgas tidak dibentuk seksi yang khusus untuk menghubungkan staf
dan bagian dalam internal satgas maupun eksternal di luar Dinas Kesehatan dengan SKPD atau instansi lain. Namun, yang berperan dalam kegiatan tersebut adalah
koordinator pelaporan yang berfungsi untuk menerima laporan dari setiap koordinator bidang dan koordinator wilayah Kepala Puskesmas dan menampilkannya di Posko
kesehatan dan media center.
4.2.3 Koordinasi Diagonal