2.2. Koordinasi Bidang Kesehatan dalam Penanggulangan Bencana
Depkes RI 2002 menyatakan koordinasi adalah upaya menyatu padukan berbagai sumberdaya dan kegiatan organisasi menjadi suatu kekuatan sinergis,
agar dapat melakukan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat akibat kedaruratan dan bencana secara menyeluruh dan terpadu sehingga dapat tercapai
sasaran yang direncanakan secara efektif dan efisien secara harmonis. Dengan adanya acuan dan pedoman bagi petugas kesehatan dan petugas
lain yang terkait maka hasil penanggulangan masalah kesehatan diharapkan menjadi lebih efisien dan lebih efektif terutama dengan adanya optimalisasi
sumber daya secara harmonis. Hasil guna dan daya guna penanggulangan masalah kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas koordinasi dan kemampuan manajerial
pelaksanaan bantuan kemanusiaan.
2.2.1 Komponen Koordinasi Bidang Kesehatan Penanggulangan Bencana
Menurut Depkes RI 2002 dalam penanggulangan bencana alam harus terdapat beberapa komponen untuk dapat dilakukan koordinasi yaitu : Badan atau
media untuk berkoordinasi, unit atau pihak yang dikoordinasikan, pertemuan regular, tugas pokok dan tanggung jawab yang jelas, informasi dan laporan,
kerjasama pelayanan dan sarana serta aturan code of conduct organisasi yang jelas.
Proses koordinasi dari setiap komponen dalam penanggulangan bencana, khususnya untuk tanggap darurat bidang kesehatan dapat digambarkan dalam
skema di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Proses Koordinasi dari Setiap Komponen dalam Penanggulangan Bencana
Sumber : Depkes RI, 2002 Dalam penanggulangan bencana dalam bidang kesehatan dibentuk satuan
tugas penanggulangan bencana dimana Dinas Kesehatan sesuai dengan level bencana yang bertanggungjawab dalam pembentukannya. Hal ini tertuang dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 145MENKES SKI2007 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan. Dalam pengorganisasian
dijelaskan bahwa pengorganisasian penanggulangan bencana bidang kesehatan
Universitas Sumatera Utara
mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Untuk tingkat pusat, Menteri Kesehatan sebagai penanggungjawab, untuk tingkat Propinsi dipegang oleh Kepala Dinas
Kesehatan Propinsi, sementara untuk yang di Tingkat Kabupaten berada pada kewenangan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, dan untuk skala kecil, tepatnya
di lokasi kejadian bencana, Kepala Puskesmas sebagai penanggungjawabnya. Untuk penanggulangan bencana pada skala kabupaten seperti erupsi
Gunung Sinabung, yang menjadi penanggungjawab bidang kesehatan adalah Dinas Kesehatan. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Karo akan
membentuk satgas dimana Kepala Dinas yang menjadi Koordinatornya. Satgas ini akan berintegrasi juga dengan Rumah sakit dalam hal pelaksanaan rujukan dan
penggunaan ambulans yang dikoordinatori oleh bidang pelayanan medis. Koordinator kesling akan bertanggungjawab dalam pelayanan air bersih dan
pembuangan limbah di pengungsian. Semua Koordinator bidang, yaitu bidang Yanmed pelayanan medis,
kesehatan lingkungan kesling, surveilans epidemiologi, gizi, penampungan darurat, logistik, transportasikomunikasi, koordinasi organisasi pemerintah atau
LSM, permintaan bantuan dan donor, dan informasi publik, memiliki kedudukan yang setara satu sama lain. Semua Koordinator bidang menerima komando dari
koordinator sekaligus memberikan laporan kepada Kepala Dinas Kesehatan.
2.2.2 Koordinasi Bidang Kesehatan pada Tanggap Darurat Bencana