terkait lebih dominan untuk menyelesaikan pekerjaan yang terkait dengan instansinya sendiri. Padahal komunikasi dalam suatu koordinasi mutlak diperlukan.
Dari hasil pengamatan di lapangan, tampak Dinas Kesehatan tidak ikut terlibat dalam memberikan masukan untuk kebutuhan standar pelayanan minimal di
pengungsian seperti berapa jumlah kebutuhan air bersih, MCK, tempat tinggal, dapur dan lain-lain yang diperlukan oleh pengungsi di masing-masing pos pengungsian.
KMK 066 Tahun 2006 menegaskan bahwa Dinas Kesehatan seharusnya berkoordinasi dengan Satlak PB sekarang BPBD RSU, POLRI, TNI dalam hal
rujukan pasien. Handayaningrat 2002 menyatakan bahwa koordinasi dan komunikasi adalah
sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan, karena komunikasi, sejumlah unit dalam organisasi akan dapat dikoordinasikan berdasarkan rentang dimana sebagian besar
ditentukan oleh adanya komunikasi.
5.5 Koordinasi Fungsional
Koordinasi fungsional yaitu koordinasi antar pejabat, antar unit atau antar organisasi yang didasarkan atas kesamaan fungsi atau karena koordinatornya
mempunyai fungsi tertentu Sugandha, 1991. Sebagai contoh, untuk menanggulangi masalah bencana erupsi Gunung Sinabung, pemerintah daerah Kabupaten Karo
membentuk Tim Komando Tanggap darurat yang di dalamnya terdapat berbagai macam unsur dari daerah kabupaten, propinsi dan pusat.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung dibentuk Tim Komando tanggap darurat penanggulangan bencana dengan Keputusan Bupati Karo
Nomor: 361032Bakesbang2013 tentang penetapan status tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung dan pembentukan Tim Tanggap Darurat erupsi Gunung Sinabung
tahun 2013. Dinas Kesehatan maupun SKPD dan instansi lain yang berkaitan lebih banyak berurusan dengan Komando tanggap darurat dikarenakan pada awalnya
BPBD Karo belum terbentuk. Namun, dengan SK Nomor 1 tahun 2014 ditetapkanlah pembentukan BPBD Karo pada Januari 2014.
Pembentukan tim-tim ini memiliki keterkaitan satu sama lain yang dikoordinasikan dalam bentuk rapat-rapat rutin yang dilakukan setiap hari. Dalam
rapat ini akan dilaporkan perkembangan penanggulangan bencana dalam setiap pos pengungsian dan instansi tentang laporan kegiatan, kebutuhan, masalah yang ditemui
dan bantuan yang diterima. Selain rapat rutin, keberadaan media center cukup membantu koordinasi,
karena setiap hal yang membutuhkan pihak lain dapat dilaporkan kepada media center agar dihubungkan dengan pihak yang berkepentingan. Sebagai contoh, jika
koordinator pengungsi melalui pos kesehatan ingin merujuk pasien, sementara ambulan sedang tidak ada, maka koordinator dapat melapor kepada media center
untuk menghubungi Dinas Kesehatan, PMI ataupun Basarnas yang memiliki fasilitas ambulans.
Untuk masalah kebutuhan obat pihak Rumah Sakit Umum melakukan permintaan obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten Karo jika persediaan obat di rumah
Universitas Sumatera Utara
sakit habis dan Dinas Kesehatan melakukan koordinasi dengan Dinas Provinsi Sumatera Utara jika kebutuhan atau persediaan obat di Dinas Kesehatan telah
menipis.
5.6 Faktor yang Menghambat dan Mendukung Koordinasi