c. Penentuan Berdasarkan Scree Plot
Scree Plot merupakan suatu plot dari eigenvalue sebagai fungsi banyaknya
faktor, dalam upaya untuk ekstraksi mengambil saripatinya. Bentuk scree plot dipergunakan untuk menetukan banyaknya faktor. Scree Plot seperti garis yang
patah-patah.
d. Penentuan Berdasarkan Persentase Varian
Di dalam pendekatan ini, banyaknya faktor yang diekstraksi ditentukan sedemikian rupa sehingga kumulatif persentase varian yang diekstraksi oleh faktor
mencapaisuatu level tertentu yang memuaskan. Sebetulnya berapa besarnya kumulatif persentase varian sehingga dicapai suatu level yang memuaskan? Hal ini sangat
tergantung pada masalahnya. Akan tetapi sebagai pedomanpetunjuk yang disarankan ialah bahwa ekstraksi faktor dihentikan kalau kumulatif persentase varian sudah
mencapai paling sedikit 60 atau 75 dari seluruh varian.
e. Penentuan Berdasarkan Split-Half Reliability
Sampel dibagi menjadi dua, analisis faktor dilakukan pada masing-masing bagian sampel tersebut. Hanya faktor dengan faktor loading yang sesuai pada kedua
sub-sampel yang dipertahankan, maksudnya faktor-faktor yang dipertahankan memang mempunyai faktor loading yang tinggi pada masing-masing bagian sampel.
f. Penentuan Berdasarkan Uji Signifikasi
Dimungkinkan untuk menentukan signifikasi statistik untuk eigenvalues yang terpisah dan pertahankan faktor-faktor yang memang berdasarkan uji statistik
eigenvalue- nya signifikan pada α = 5 atau 1.
Universitas Sumatera Utara
Penentuan banyaknya faktor dengan cara ini ada kelemahannya, khususnya dengan ukuran sampel yang besar, katakan di atas 200 responden, banyak faktor
menunjukkan hasil uji yang signifikan, walaupun dari pandangan praktis, banyak faktor yang mempunyai sumbangan terhadap seluruh varian hanya kecil.
2.3.6. Proses Dasar Analisis Faktor
Proses utama analisis faktor meliputi hal-hal berikut : 1.
Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis. 2.
Menguji variabel-variabel yang telah ditentukan pada langkah 1 di atas untuk menentukan variabel-variabel yang dianggap layak untuk masuk tahap analisis
faktor. 3.
Setelah sejumlah variabel yang memenuhi syarat didapat, kegiatan berlanjut ke proses inti pada analisis faktor; yakni factoring; proses ini akan mengekstrak satu
atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos uji variabel sebelumnya. 4.
Interpretasi atas faktor yang telah terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut, yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota
faktor tersebut. 5.
Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Validasi bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
a Membagi sampel awal menjadi dua bagian, lalu membandingkan hasil faktor
sampel satu dengan sampel dua. Jika hasil tidak banyak perbedaan, bisa dikatakan faktor yang terbentuk telah valid.
Universitas Sumatera Utara
b Dengan melakukan metode Confirmatory Factor Analysis CFA dengan cara
Structural Equation Modelling. Proses ini bisa dibantu dengan software khusus.
2.4. Bidan 2.4.1. Definisi
Menurut Depkes RI bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah dan telah menyelesaikan
pendidikan tersebut dan lulus ujian yang telah ditentukan serta memperoleh ijazah yang terdaftar sebagai persyaratan utama untuk melakukan praktek sesuai dengan
profesinya Depkes RI, 1995 dalam Rukiyah, 2011 Bidan adalah seorang perempuan yang lulus pendidikan kebidanan yang
telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan kepmenkes No.KH.02.02Menkes149I2010 Bab I pasal 1 dalam Nurhayati, dkk, 2012
2.4.2. Pelayanan Kebidanan dan Praktik Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari
kehamilan sampai keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Tujuan utama asuhan kebidanan adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi dimana asuhan kebidanan berfokus pada pencegahan dan promosi kesehatan
yang bersifat holistik, memberikan kepada wanita informasi yang relevan, obyektif dan konseling, memfasilitasi pilihan setelah terinformasi.
Universitas Sumatera Utara
Lingkup praktek kebidanan asuhan kebidanan meliputi : 1.
Asuhan prakonsepsi, antenatal, intranatal, neonatal, nifas, keluarga berencana, ginekolog, pre-menopause, dan asuhan primer. Dalam pelaksanaannya bekerja
dalam sistem pelayanan yang memberikan konsultasi, manajemen kolaborasi, dan rujukan sesuai dengan kebutuhan dan pelayanan kesehatan klien.
2. Pelayanan kebidanan merupakan perpaduan antara kiat dan ilmu dimana yang
dimaksud dengan kiat bidan membutuhkan kemempuan untuk memahami kebutuhan wanita itu, mendorong semangatnya, dan menumbuhkan rasa percaya
diri klien dalam menghadapi kehamilan, persalinan maupun dalam perannya sebagai ibu, tugas bidan membutuhkan ilmu dan kemampuan untuk mengambil
keputusan jika menghadapi klien dan kasus-kasus tertentu yang bersifat kegawatdaruratan. Rukiyah, 2011
2.4.3. Peran Fungsi dan Kompetensi Bidan Dikaitkan dengan Profesionalisme
Peran fungsi dan kompetensi bidan dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
Peran sebagai Pelaksanan Sebagai pelaksanan bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu :
a. Tugas Mendiri
Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan. Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah
dengan melibatkan klien. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal,
persalinan, pada bayi baru lahir, pada bayi, balita, masa nifas dengan
Universitas Sumatera Utara
melibatkan keluarga, serta wanita subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana, pada wanita gangguan sistem reproduksi dan awanita selama masa
klimakterium dan menopause. b.
Tugas KolaborasiKerjasama 1
Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
2 Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi. 3
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama
dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga. 4
Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga. 5
Memberikan suhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
6 Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkanklien dan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
c. Tugasketergantunganmerujuk
1 Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan sesuai dengan fungsi
keterlibatan klienkeluarga. 2
Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu : hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan; pada masa persalinan
dengan melibatkan klien dan keluarga; pada masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan
dengan melibatkan keluarga. 3
Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawat daruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan
melibatkan klienkeluarga. 2.
Peran sebagai Pengelola Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan
untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakatklien.
Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader
kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada dibawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
3. Peran sebagai Pendidik
Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan
Universitas Sumatera Utara
khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan
keperawatan serta membina dukun di wilayah kerjanya. 4.
Peran sebagai Peneliti Melakukan penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun secara kelompok.
2.5. Landasan Teori
Persalinan dipengaruhi oleh lingkungan tempat persalinan berlangsung. Seorang wanita dapat memilih melahirkan di kamar bersalin rumah sakit, klinik
bersalin atau di rumah. Banyak ibu yang lebih memilih melahirkan di rumah, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor Syafrudin, 2012 :
a Persalinan di rumah didukung oleh keluarga, dalam lingkungan yang dikenal,
tempatmereka merasa memiliki kendali terhadap tubuhnya. b
Lingkungan rumah sendiri menimbulkan rasa tenang dan tenteram pada ibu yang akan melahirkan
c Berdasarkan perbandingan dengan pengalaman melahirkan di rumah sakit,
dalam lingkungan yang kurang memiliki sentuhan pribadi yang penuh dengan peraturan dan staf yang sibuk.
2.5.1 Teori Perilaku Kesehatan a. Teori
Lawrence Green
Berangkat dari analisis penyebab masalah kesehatan, Green membedakan adanya dua determinan masalah kesehatan tersebut, yakni behavioral factors faktor
Universitas Sumatera Utara
perilaku, dan non behavioral factors faktor non-perilaku. Selanjutnya Green menganalisis, bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu :
a. Faktor Predisposisi predisposing factors
Faktor predisposisi yaitu faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap,
keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, umur, jenis kelamin,tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan status ekonomi.
b. Faktor Pemungkin enabling factors
Faktor pemungkin yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan
prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan. Misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, dan sebagainya.
c. Faktor Penguat reinforcing factors
Faktor penguat adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku
sehat, tetapi tidak melakukannya. Yang termasuk faktor ini adalah pendapat, dukungan pasangan dan keluarga. Kiritik baik dari teman sekerja, tokoh masyarakat,
tokoh agama dan petugas kesehatan sendiri juga berpengaruh meskipun tidak sebesar pengaruh dari suami dan keluarga. notoatmodjo, 2010
Universitas Sumatera Utara
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Dimana : B = Behaviour
RF = Reinforcing Factors PF = Predisposing Factors
f = Fungsi EF = Enabling Factors
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.
b. Health Believe Model Model Kepercayaan Kesehatan
Model kepercayaan adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosio- psikologi. Munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem-problem
kesehatan ditandai oleh kegagalan-kegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha-usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan oleh
provider. Ada beberapa model perilaku kesehatan yang dapat menggambarkan
bagaimana sebuah perilaku terbentuk, teori Health Believe Model HBM dan Becker Rosenstock. Teori ini berpendapat bahwa persepsi kita terhadap sesuatu lebih
menentukan keputusan yang kita ambil dibandingkan dengan kejadian yang
B = f PF,EF,RF
Universitas Sumatera Utara
sebenarnya. Teori HBM oleh Rosenstock 1966 didasarkan pada empat elemen persepsi seseorang, yaitu:
a. Perceived Suscepilbility: penilalan Indlvidu mengenai kerentanan mereka terhadap suatu penyakit
b. Perceived Seriousness: penilaian individu mengenai seberapa serius kondisi dan konsekuensi yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut
c. Perceived Barriers: penilaian individu mengenai besar hambatan yang ditemui untuk mengadopsi perilaku kesehatan yang disarankan, seperti hambatan fmansial,
fisik, dan psikososial d. Perceived Benefits: penilaian individu mengenai keuntungan yang didapat dengan
mengadopsi perilaku kesehatan yang disarankan. Selanjutnya, teori ini kemudian dikembangkan dan ditambahkan dengan
faktor-faktor yang dianggap berpengaruh terhadap perilaku kesehatan, yaitu: a. Variabel demografi; seperti usia, jenis kelamin, ras, pekerjaan, dan sebagainya.
b. Variabel sosio-psikologis; seperti kepribadian, sosial-ekonomi, dan sebagainya. c. Variabel struktural; seperti pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya.
2.5.2 Penelitian yang Berhubungan dengan Pemilihan Tempat Persalinan dan Penolong Persalinan
1. Triani Wulan Sari, Farid Agusbybana, Yudhy Dharmawan tentang Analisis
Spasial Pemilihan tempat pertolongan Persalinan di kelurahan Sendangmulyo Semarang tahun 2010.
Variabel penelitian karakteristik sosiodemografi umur, pendidikan, pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
2. Rabea Pangerti Jekti, D.Mutiatikum, tentang hubungan antara kepatuhan ante
natal care dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah Puskesmas Jati Sampurna Bekasi tahun 2010.
Variabel penelitian umur, paritas, jarak kehamilan, riwayat kehamilan dan pemilihan penolong persalinan
3. Sodikin, Ova Emilia, Koentjoro, tentang Determinan perilaku suami yang
mempengaruhi pilihan penolong persalinan bagi istri di wilayah kerja puskesmas kecamatan Pekuncen tahun 2009.
Variabel penelitian dukungan sosial, biaya, pengetahun, sikap dan keyakinan.
4. Nur’aini Suryati Pohan, tentang Pemanfaatan bidan desa sebagai penolong
persalinan ditinjau dari aspek sosial budaya masyarakat di wilayah kerja puskesmas kutalimbaru tahun 2009,
variabel penelitian karakteristik informan, pengetahun, kepercayaan, nilai dan norma yang dianut, pandangan tokoh
masyarakat, kendala atau hambatan yang dihadapi bidan. 5.
Agung Dwilaksono, Erna Hidayati, tentang Upaya peningkatan persalinan tenaga kesehatan berdasarkan analisis Need dan Demand di kabupaten Pamekasan tahun
2008. Variabel penelitian karakteristik ibu, persepsi ibu bersalin, karakteristik
demografis dan karakteristik ekonomi. 6.
Effi M Hafids, tentang hubungan peran suami dan orang tua dengan perilaku ibu hamil dalam pelayanan antenatal dan persalinan di wilayah puskesmas
kecamatan Sedan kabupaten Rembang tahun 2007. Variabel penelitian perilaku
ibu hamil dalam pelayanan antenatal dan persalinan.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil kajian dan dari literatur yang berhubungan dengan pemilihan persalinan di rumah maka penelitian ini menggabungkan variabel-variabel diatas serta
hasil dari survey pendahuluan sehingga di dapat kerangka konsep seperti berikut.
2.6. Kerangka Konsep
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
Umur
Pendidikan
Pendapatan keluarga
Paritas
Biaya persalinan
Kepercayaan terhadap bidan
Akses pelayanan kesehatan
Takut terhadap tindakan medis
Lingkungan persalinan
Dukungan suamikeluarga
Dukungan penolong persalinan
Pengetahuan tentang persalinan
Persalinan di Rumah oleh Bidan
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Survey analitik cross sectional yaitu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan,observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat point time approach.
Notoatmodjo, 2010
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian