pribadi yang berdedikasi tinggi dalam membimbing persalinan. Sebagai contoh, proses pembukaan jalan lahir hingga sempurna biasanya dipimpin seorang bidan.
Selama proses ini sang calon ibu biasanya mengalami rasa sakit mulas yang makin lama makin sering disertai nyeri dalam waktu yang relatif agak lama. Dalam
kondisi seperti ini sang penolong persalinan harus bisa menanamkan rasa percaya diri, tenang, aman, terlindung, serta kepastian akan keselamatan pada sang calon
ibu yang ditolong. 3.
Mempersiapkan satu kamar atau ruang bersalin di rumah. Tidak perlu harus ruangan khusus. Kamar tidur keluarga dapat dipersiapkan merangkap sebagai
kamar bersalin. Kamar ini hendaknya bersih, tenang, serta memiliki penerangan dan ventilasi udara yang baik.
4. Perlengkapan lain untuk kebutuhan ibu dan bayi. Ibu : dua helai kain panjang
bersih, satu gunting steril minimal direbus dalam air mendidih selama lebih dari 15 menit, benang kasur steril, satu buah kateter urine logam steril untuk wanita,
sebuah neerbeken atau pispot bersih, serta sebuah baskom penampung ari-ari. Sedangkan untuk bayinya : air hangat secukupnya untuk mandi, sebotol minyak
kelapa atau baby oil, baju, popok, baju hangat, sepotong kain kasa steril, dan 60 cc alkohol 70.
2.2.2. Persiapan Persalinan di Rumah
Ada beberapa persiapan menyangkut alat, persiapan ibu, persiapan keluarga,
dan bidan. 1.
Persiapan alat. Alat yang tersedia dan siap untuk dipakai
Universitas Sumatera Utara
a. Perlengkapan yang diperlukan oleh ibu guna persalinan di rumah.
b. Perlengkapan yang diperlukan oleh bayi segera setelah lahir.
c. Tempat tidur untuk bersalin.
d. Peralatan bidan.
2. Persiapan ibu untuk bersalin. Pemeriksaan dan kegiatan terhadap ibu mencakup
hal berikut . a.
Observasi : keadaan umum, meliputi suhu, nadi, frekuensi napas, dan tekanan darah.
b. Melakukan : inspeksi, palpasi, dan auskultasi abdomen.
c. Menghitung denyut jantung janin DJJ
3. Persiapan keluarga. Bantuan keluarga mencakup hal berikut.
a. Menyiapkan ruangan untuk ibu bersalin .
b. Mengupayakan ruangan dalam kondisi bersih, pencahayaannya cukup, dan
ventilasi bagus. c.
Menyiapkan segala sesuatu jika klien dirujuk. 4.
Persiapan bidan a.
Menyiapkan segala yang diperlukan untuk persalinan. b.
Memakai tutup pakaian plastik. c.
Mencuci tangan secara aseptik.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Keuntungan dan Kekurangan Persalinan di Rumah 2.2.3.1. Keuntungan
1. Ibu terhindar dari perasaan cemas sebab suasana di rumah yang akrab membuat
ibu hamil merasa didukung keluarga dan teman atau tetangga. Selain itu, ibu juga tidak merasa cemas bayinya akan tertukar.
2. Bagi keluarga, persalinan di rumah akan menghemat waktu, tenaga, dan biaya.
Keluarga tidak perlu repot membesuk atau menjenguk ke rumah sakit. 3.
Bagi aspek fisiologis, aktivitas ibu di rumah akan memperbaiki sirkulasi darah, merangsang peningkatan produksi ASI, dan mempercepat pemulihan kondisinya.
Aktivitas ibu dengan berjalan-jalan dalam beberapa hari setelah melahirkan akan melancarkan pembekuan darahdarah kotor akibat pengaruh gaya gravitasi bumi.
4. Bagi aspek materialfinansial, persalinan di rumah merupakan tindakan
penghematan yang banyak mendatangkan keuntungan serta akan menghemat biaya karena sebagian biaya rumah sakit dan sewa kamar bersalin dapat dialihkan untuk
kebutuhan lain. 5.
Bagi aspek psikologis, bayi merasa diterima, dinantikan, dirindukan, dan dicintai oleh seisi rumah.
6. Bagi aspek imunologis, bayi secara bertahap akan dikenalkan antigen asing
sehingga respons kekebalan yang ditimbulkan lebih memadai dan berfungsi melindungi dirinya kelak.
7. Ibu dan bayi dapat terhindar dari penyakit infeksi silang yang bisa terjadi di rumah
sakit seperti disre, ispa, penyakit kulit dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
8. Bagi ibu yang telah mempunyai anak sebelumnya, ibu dan anak sebelumnya tidak
perlu berpisah lama dan ibu akan merasa nyaman karena dapat melakukan kebiasaannya di lingkungan rumah sendiri.
9. Kamar selalu tersedia dan tak memerlukan pengangkutan ke rumah sakit.
2.2.3.2. Kekurangan
1. Penolong persalinan dukun bayi, bidan atau tenaga lain umumnya hanya satu.
2. Sanitasi, fasilitas, peralatan, dan persediaan air bersih mungkin kurang.
3. Jika memerlukan rujukan, diperlukan pengangkutan dan pertolongan pertama
selama perjalanan. Jika perjalanannya jauh atau lama, maka komplikasi yang terjadi misalnya perdarahan atau kejang-kejang dapat lebih parah. Di rumah,
perawatan bayi prematur juga sulit. Mubarak, 2012
2.2.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi dalam Memilih Persalinan di Rumah
Banyak ibu lebih memilih melahirkan di rumah, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain :
1. Umur
Karakteristik umur beresiko tinggi dan beresiko rendah memiliki kecenderungan yang sama dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Umur
merupakan suatu variabel yang tidak bisa dimodifikasi, sesuatu yang harus diterima. Pada kelompok umur berisiko tinggi memang dianjurkan untuk tidak hamil lagi,
namun demikian apabila sudah hamil maka sebaiknya disarankan untuk lebih memperhatikan perawatan kehamilannya dan persiapan persalinan yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga apabila terjadi komplikasi kehamilan maupun persalinan dapat diketahui lebih dini.
2. Pendidikan
Hubungan antara pendidikan dengan pola pikir, persepsi dan perilaku masyarakat memang sangat signifikan, dalam arti bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang semakin rasional dalam pengambilan keputusan. Peningkatan tingkat pendidikan akan mempengaruhi persepsi negatif terhadap nilai anak dan akan
menekan adanya keluarga besar. Pendidikan yang ditempuh oleh seseorang merupakan salah satu faktor
demografi yang sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan individu maupun masyarakat. Kusmawati, 2006
Tingkat pendidikan mempengaruhi kesadaran terhadap pentingnya kesehatan sehingga mendorong seseorang untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Seseorang
dengan pendidikan tinggi akan lebih senang menggunakan pelayanan kesehatan modern dari pada pelayanan tradisional, karena sudah mendapatkan informasi tentang
keuntungan dan kerugiannya. Widiawati, 2008 3.
Biaya Persalinan Biaya sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh
suatu output tertentu. Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan.
Biaya persalinan sangat bervariasi, tergantung fasilitas yang diinginkan. Selain fasilitas, jenis persalinan juga membedakan tarif layanan bersalin
di klinik maupun rumah sakit. Persalinan normal tentu lebih murah dibanding caesar,
Universitas Sumatera Utara
tetapi bisa juga bertambah mahal jika disertai komplikasi yang butuh penanganan lebih lanjut.
Penelitian Damsir 2005 tentang perilaku ibu bersalin yang berhubungan dengan akses pencarian pelayanan kesehatan dikabupaten oku sumatra selatan
menyimpulkan bahwa pendapatan, biaya persalinan dan dukungan keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan pencarian pelayanan kesehatan.
4. Pendapatan Keluarga
Keterbatasan dan ketidaktersediaan biaya menjadi salah satu kendala masyarakat untuk memperoleh akses ke pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan
di fasilitas kesehatan.
Beberapa peneliti dalam Rini Susilowati 2001, menyatakan bahwa pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor determinan terhadap akses
pelayanan kesehatan. Kemampuan finansial keluarga mempengaruhi apakah keluarga tersebut dapat membayar pelayanan kesehatan seperti membeli obat, membayar biaya
pelayanan, membayar biaya transportasi ke tempat pelayanan. Menurut laporan Rikesdas persentase ibu melahirkan menurut tempat
persalinan berdasarkan status ekonomi, makin tinggi status ekonomi lebih memilih tempat persalinan di fasilitas kesehatan, sebaliknya untuk persalinan di rumah makin
rendah status ekonomi, persentase persalinan di rumah makin besar. 5.
Kepercayaan terhadap Bidan Kepercayaan yaitu sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian,
tanpa menunjukkan sikap pro atau anti. Artinya, jika seseorang percaya bahwa
Universitas Sumatera Utara
merokok dapat menyebabkan kanker paru, maka dianggapnya hal itu benar, terlepas dari apakah dia suka atau tidak suka merokok. Seringkali suatu kepercayaan tumbuh
dan berkembang dalam masyarakat dimana anggota-anggotanya mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama. Tidak jarang pula kepercayaan kelompok ini
group belief ditumbuhkan oleh pihak yang berwenang atau pemimpin masyarakat yang disebar luaskan ke anggota masyarakat yang lain.
Pengalaman menunjukkan, lebih sulit untuk mengubah kepercayaan kelompok dari pada kepercayaan individu, karena kepercayaan individu sifatnya lebih
subjektif dan relatif sedangkan kepercayaan kelompok memiliki intensitas yang lebih kuat karena di dukung oleh individu-individu lain yang besar jumlahnya, apalagi jika
kepercayaan tersebut di dukung oleh tokoh-tokoh masyarakat. Sarwono, 2012 6.
Akses Pelayanan Keterjangkauan masyarakat termasuk jarak akan fasilitas kesehatan akan
memengaruhi pemilihan pelayanan kesehatan. Selain itu, jarak merupakan komponen kedua yang memungkinkan seseorang untuk memanfaatkan pelayanan pengobatan.
Pada pemanfaatan pelayanan kesehatan salah satu pertimbangan yang menentukan sikap individu memilih sumber perawatan adalah jarak tempat tinggal ke tempat
sumber perawatan. Eryando, 2007 Diketahui bahwa akses terhadap pelayanan kesehatan yaitu merupakan
keterjangkauan lokasi tempat pelayanan, jenis dan kualitas pelayanan yang tersedia. Aksesibilitas dapat dihitung dari waktu tempuh, jarak tempuh, jenis transportasi, dan
Universitas Sumatera Utara
kondisi di pelayanan kesehatan, seperti jenis pelayanan, tenaga kesehatan yang tersedia dan jam praktek.
7. Rasa Takut terhadap Intervensi Medis
Pada model pengurangan rasa takut, agar pemberian informasi tentang suatu tindakan pencegahan atau penyembuhan penyakit dapat dipahami dengan baik, maka
rasa takut si pasien perlu dikurangi dulu. Rasa takut tidak selamanya menimbulkan reaksi penolakan atas tindakan yang dianjurkan. Kadang-kadang rasa takut itu justru
memacu individu untuk melakukan tindakan tersebut. Makin besar rasa takut itu, makin kuat pula keinginan untuk melakukan tindakan yang dianjurkan.
Menurut Janis 1967 dalam Sarwono 2012 membuktikan bahwa jika melampaui batas ambang tertentu, rasa takut itu justru akan menimbulkan reaksi
penolakan. Hubungan antara rasa takut dan penerimaan tindakan itu, menurur Janis, membentuk seperti kurva. Bahwa sampai dengan tingkat tertentu dari rasa takut,
individu cenderung menerima tindakan yang dianjurkan. Tetapi jika rasa takut itu sedikit sekali atau terlalu kuat, maka individu akan menolak anjuran tersebut.
Intervensi yang rutin atau tidak diperlukan dalam persalinan, dalam beberapa tahun terakhir, telah semakin dikenal sebagai salah satu area yang menyebabkan
ketidakpuasan bagi banyak wanita. Intervensi meliputi intervensi medis, seperti ruptura membran buatan, infus oksitosin intravena, persalinan dengan menggunakan
bantuan alat, episiotomi dan seksio sesaria. Kenyataannya, terkadang disadari bahwa terdapat beberapa intervensi tertentu yang dianggap sebagai rutinitas dan hanya
Universitas Sumatera Utara
mendatangkan sedikit keuntungan, tidak efektif bahkan membahayakan. Henderson, 2006
8. Lingkungan Persalinan
Persalinan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan tempat persalinan berlangsung. Idealnya, setiap wanita yang bersalin dan tim yang mendukung serta
memfasilitasi usahanya untuk melahirkan bekerja sama dalam suatu lingkungan yang paling nyaman dan aman bagi ibu yang melahirkan. Bagi banyak wanita, keluarga,
dan pemberi perawatan, tempat yang aman untuk melahirkan adalah di rumah. Menurut World Health Organization WHO seorang wanita hamil berisiko
rendah harus melahirkan di tempat yang membuat wanita merasa aman. Tempat tersebut terdapat di rumah, di sebuah klinik maternitas kecil, atau di rumah bersalin di
kota, atau mungkin di sebuah unit maternitas di rumah sakit yang lebih besar. Tempat tersebut harus merupakan sebuah tempat dimana semua perhatian dan perawatan di
fokuskan pada kebutuhan dan keamanannya, sedekat mungkin dengan lingkungan yang dikenalnya. Varney, 2008
Rumah merupakan lingkungan yang sudah dikenal wanita sehingga ia dapat merasa nyaman dan rileks selama persalinan, tempat ia dapat mempertahankan
privasi dan dikelilingi oleh orang-orang yang diinginkannya, yang akan memberi dukungan dan ketenangan pada dirinya.
9. Dukungan SuamiKeluarga
Dukungan sosial dan hubungan sosial yang baik akan memberikan sumbangan penting bagi kesehatan. Dukungan sosial dan hubungan sosial yang baik
Universitas Sumatera Utara
akan memberikan sumbangan penting bagi kesehatan. Dukungan sosial membantu dalam pemenuhan sumber-sumber emosional dan praktis seseorang. Adanya
dukungan jaringan sosial dalam berkomunikasi dan hubungan saling menguntungkan akan membuat seseorang merasa diperhatikan, dicintai, berharga dan bernilai.
Dukungan sosial memiliki efek perlindungan yang luar biasa terhadap kesehatan. Hubungan yang saling mendukung kemungkinan akan memberikan dorongan bagi
terbentuknya pola-pola perilaku yang lebih sehat. Dukungan keluarga mengacu pada dukunga sosial yang dipandang oleh
anggota keluarga. Dukungan keluarga suamiistri memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan.
Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai system pendukung bagi anggota-anggotanya.
Dukungan sosial keluarga dapat berupa : a.
Dukungan sosial keluarga internal : seperti dukungan dari suami, istri dan dukungan dari keluarga kandung.
b. Dukungan keluarga eksternal, yaitu dukungan keluarga eksternal bagi keluarga
inti dalam jaringan kerja sosial keluarga. Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota-anggotanya.
10. Dukungan Penolong Persalinan
Keahlian bidan dalam mendukung dan memfasilitasi suatu pengalaman persalinan yang positif adalah sangat penting. Salah satu pengaruh yang paling
signifikan dalam asuhan persalinan adalah jenis dan kualitas dukungan yang diterima
Universitas Sumatera Utara
oleh wanita. Dukungan yang membawa dampak positif adalah dukungan yang bersifat fisik dan emosional.
Dukungan tersebut juga meliputi beberapa aspek perawatan seperti menggosok punggung wanita atau memegang tangannya, mempertahankan kontak
mata, ditemani orang-orang yang ramah, dan diberi janji bahwa wanita yang berada dalam persalinan tidak akan ditinggal sendirian.
Kemampuan memberi dukungan emosional untuk wanita dalam persalinan merupakan sesuatu yang dikembangkan bidan. Pemberian dukungan emosional dapat
mencakup keterampilan komunikasi dan pemberian informasi. Pola asuh yang ditawarkan selama kelahiran dapat memberi pengaruh positif pada ibu dan bidan.
Jenis dukungan yang diberikan oleh bidan dan tenaga lain pada saat persalinan memiliki efek jangka panjang pada kehidupan wanita. Bidan memiliki wewenang
untuk meyakinkan bahwa wanita mempunyai dukungan yang adekuat dalam lingkungan yang mendukung. Henderson, 2006
11. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita BKKBN, 2006. Menurut Prawirohardjo 2009, paritas dapat dibedakan menjadi
primipara, multipara dan grandemultipara. Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup
besar untuk hidup di dunia luar Varney, 2006. Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali Prawirohardjo, 2009. Grandemultipara
Universitas Sumatera Utara
adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan Manuaba, 2008.
Indikasi dilakukannya persalinan di rumah adalah multipara, Umumnya ibu yang baru pertama kali bersalin dianjurkan bersalin di rumah sakit atau di klinik
bersalin. Jika pada waktu melahirkan bayi pertama itu tidak mengalami kesulitan, melahirkan bayi berikutnya di rumah sendiri dapat diizinkan.
12. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera
manusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behaviour.
Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Peneltian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan yaitu, Awarenes Kesadaran, interest merasa tertarik, evaluation menimbang-nimbang, trial mencoba sesuatu, adoption berperilaku.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pengetahua yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
a. Tahu know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
recal terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkatan
pengetahuan yang paling rendah. b.
Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi Aplication
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi dan kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus
statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip- prinsip siklus pemecahan masalah problem solving cyclel di dalam pemecahan
masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
d. Analisis Analysis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e.
Sintesis Synthesis Sintesis penunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada. f.
Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukannya sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada. Misalnya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare disuatu tempat, dapat
menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidak mau ikut KB dan sebagainya. notoatmodjo, 2010
Universitas Sumatera Utara
Pemilihan tempat bersalin dan penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak langsung pada kesehatan ibu. Hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa hal,
di antaranya pengetahuan dalam mencari penolong persalinan yang aman. Karena pengetahuan tersebut akan memengaruhi keputusan dalam meminta bantuan
pertolongan persalinan. Rohmah, 2010
2.3. Analisis Faktor 2.3.1.
Pengertian
Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel
yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel baru yang disebut faktor dan masih memuat
sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli original variabel. Supranto, 2010
Secara prinsip, analisis faktor mencoba menemukan hubungan inter- ralationship
antar sejumlah variabel-variabel yang awalnya saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang
lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Santoso, 2012 Di dalam analisis faktor, variabel tidak dikelompokkan menjadi variabel
bebas dan tak bebas, sebaliknya sebagai penggantinya seluruh set hubungan interdependen antar variabel diteliti. Analisis faktor dipergunakan dalam situasi
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara