84
5. Judul: Irak Siapkan Lagi Eksekusi Gantung Sekjen PBB Ban Ki-Moon Dukung Hukuman Saddam.
Edisi: 4 Januari 2007
BAGHDAD, RABU – Lima hari pasca eksekusi mati Saddam Husein, Irak berencana mengeksekusi mati dua terdakwa dalam kasus yang sama, Kamis 41 ini. Kedua terdakwa
itu adalah adik Saddam dan mantan Kepala Intelejen, Barzan Ibrahim al-Tikritid dan mantan Ketua Pengadilan Revolusioner, Awad Ahmed al-Bandar.
Informasi tentang rencana pemerintah Irak itu disebutkan oleh seorang pejabat pemerintah yang enggan disebutkan namanya, Rabu 31. Stasiun TV Al-Furat dan Al-
Arabia menyebutkan, saat ini pemerintah tengah memperiapkan pelaksanaan hukuman mati. Proses eksekusi mati itu diyakini akan terlaksana Kamis sore. Namun, hingga kini
belum diketahui kepastian waktu dan tempat pelaksanaan hukuman gantung itu.
“Seluruh dokumen mereka sudah ditandatangani. Mereka akan dieksekusi Kamis. Untuk saat ini, kedua terdakwa masih berada di bawah pengawasan pihak AS,” kata
pejabat pemerintah Irak itu. Sedianya pelaksanaan hukuman mati kedua terdakwa itu akan dilaksanakan Sabtu
lalu, bersama dengan Saddam, tetapi ditunda dengan alasan menunggu masa liburan Hari Raya Idul Adha usai. Seperti halnya Saddam, kedua terdakwa itu dinyatakan bersalah oleh
Pengadilan Tinggi Irak tanggal 5 November. Ketiga terdakwa terbukti melakukan kejahatan kemanusiaan dan terlibat dalam pembantaian massal 148 warga Syiah yang ada di desa
Dujail pada tahu 1982.
Menurut pengakuan Penasihat Keamanan Nasional Irak, Mowaffak al-Rubbaie, kepada stasiun TV Al-Iraqiya setelah Saddam dieksekusi, pelaksanaan hukuman mati
Barzan dan Bandar ditunda karena pihaknya “ingin Saddam dieksekusi tepat pada hari spesial”. Eksekusi Saddam dilakukan dibekas markas besar intelejen militer Irak di daerah
Kazamiyah, Baghdad. Saat rezim Saddam bangunan itu kerap dipakai sebagai tempat menyiksa dan mengeksekusi tahanan.
Terkait dengan waktu eksekusi Saddam, seorang pejabat pemerintah Irakyang menolak disebut namanya mengakui bahwa Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki khawatir
jika eksekusi mati Saddam tidak segera dilaksanakan, bisa saja Saddam menghindari dengan berbagai cara. Harian The New York Times menyebutkan, PM Maliki juga khawatir
kelompok perlawanan bisa meningkatkan gejolak kekerasan dan melakukan penculikan massal demi membebaskan Saddam.
Dukung eksekusi
Hingga kini eksekusi mati Saddam tetap diprotes berbagai kalangan. Pengacara Saddam mendesak PBB untuk menyelidiki eksekusi Saddam itu. Di dalam surat tertulis
yang dilayangkan kepada Sekretaris Jenderal Sekjen PBB Ban Ki-moon, seorang pengacara Saddam bernama Emmanuel Ludot mendesak PBB membentuk “komite
penyelidikan” eksekusi Saddam.
Pasalnya, eksekusi Saddam itu “tidak dapat diterima” karena tidak sesuai dengan hukum. Jika Saddam dianggap penjahat perang, seharusnya mendapat perlindungan dari
Konvensi Geneva tahun 1949. dalam ketentuan itu seharusnya Saddam dihkum mati dengan ditembak dan tidak digantung.
Universitas Sumatera Utara
85 Namun, harian the Washington Post menyatakan Ban Ki-moon justru membela keputusan
Pemerintah Irak untuk mengeksekusi metio Saddam. Menurut Ban,pemerintah Irak dan negara-negara lainnya berhak untuk memberlakukan hukuman mati.
Ban mengingatkan dunia betapa jahatnya Saddam ketika masih memerintah. Reaksi di muka publik yang pertama kalinya in menunjukkan perbadaan Ban dengan mantan
Sekjen Kofi Annan, khususnya mengenai ketentuan hukuman mati. “Saddam Husin jelas bertanggung jawab atas kejahatan kemanuasiaan terhadap rakyat. Pemberlakuan hukuman
mati ini keputusan masing-masing negara,” kata Ban.
Pernyataan Ban yang dianggap cukup mengagetkan itu diyakini akan bertentangan dengan sikap dan pendapat 192 negara anggota PBB yang sebagian besar-70 negara
termsuk AS dan Korea Selatan- yang masih tetap menahan hukuman mati. Pertanyaan Ban itu muncul berselang satu hari setelah utusan PBB di Irak, Ashraf Qazi, menyatakan PBB
“tetap menentang hukuman mati meski dalam kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, dan kasus Genosida sekalipun”.
Pelaksanaan hukuman mati ini sebelumnya telah ditentang berbagai negara, seperti Perancis, Italia dan Vatikan. Bahkan pemerintah Italia mengaku akan berkampanye ke
seluruh dunia dan PBB untuk menentang hukuman mati. BBC News menyebutkan, Italia menilai hukuman mati Saddam itu melanggar aturan
hukum internasional. Namun, Irak menilai Italia tidak berhak mengkritik eksekusi Saddam mengingat dictator Benito Mussolini pun tewas digantungsekelompok massa.
REUTERSAFPAPLUK Analisis
Berita ini sudah berimbang dimana narasumber yang diberitakan juag berimbang. Tidak
ada eksklusi atau inklusi.
6. Judul: Video Baru Saddam Muncul Lagi Pemerintah Irak Mendukung Rencana Bush Menambah Pasukan