64 4
Nominasi-Identifikasi, yaitu bagaimana aktor ditampilkan apa adanya dengan memberi anak kalimat sebagai penjelas.
5 Determinasi-Indeterminasi, yaitu apakah aktor disebutkan secara jelas atau aktor
disebutkan secara anonim. 6
Asimilasi-Individualisasi, yaitu adanya kategori aktor sosial yang spesifik yang disebut dalam berita komunitas atau kelompok sosial dimana seseorang itu berada.
7 Asosiasi-Disosiasi, yaitu apakah aktor ditampilkan sendiri atau aktor ditampilkan
dengan menghubungkan dengan kelompok lain yang lebih besar.
3.1.2 Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti adalah semua berita yang menjelaskan peristiwa eksekusi mati Saddam Husein pada harian Kompas dan Waspada yakni pada bulan Desember dan
Januari. Dipilih sebaga subjek penelitian karena harian Kompas termasuk surat kabar yang berskala nasional sedangkan Waspada termasuk koran lokal di Medan.
1. Kompas
Harian Kompas didirikan dan dirintis oleh Petrus Kanisius PK Ojong dan Jaob Oetama yang juga merupakan tokoh pers nasional pada tahun 1965. PK Ojong dan Jakob
Oetama memberi nama surat kabar Bentara Rakyat yang secara harfiah berarti pegawai rakyat yang sebenarnya bukanlah PKI catatan: waktu itu semua yang berbau PKI memakai
kata rakyat. Bung Karno lalu menyarankan agar memberi nama ‘Kompas’ agar sesuai dengan artinya sebagai penunjuk arah. Nama Bentara Rakyat dijadikan sebagai nama
yayasan yang menerbitkan Kompas. Yayasan ini terdiri dari organisasi Katolik, partai Katolik, pemuda Katolik, wanita Katolik.
Universitas Sumatera Utara
65 Penampilan edisi pertama harian Kompas masih memiliki kekurangan seperti
tatanan halaman depan yang masih berantakan dan gambar kurang terang. Namun semua itu menjadi pemicu agar bisa menjadi surat kabar yang lebih baik. Pada tahun 1972,
Kompas mulai mencetak sendiri yaitu pada percetakan gramedia, jumlah halamannya juga baru empat halaman lalu meningkat menjadi 16 halaman. Sejak Juli 1986, sesuai dengan
ketentuan pemerintah, Kompas terbit dua kali seminggu dengan jumlah halaman 20 lembar. Saat ini harian Kompas memiliki oplah sebesar 550.000 eksemplar pada hari biasa
dan hari Minggu rata-rata 600.000-700.000 eksemplar dimana 80 peminat Kompas ada di pulau Jawa. Pendapatan iklannya terbesar di Indonesia kira-kira dapat meraup Rp1,5
milyar per bulannya.
Visi dan Misi Kompas
Visi harian Kompas yakni menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat serta menjunjung
tinggi azas dan nilai kemanusiaan. Misi harian Kompas yakni mengantisipasi dan merespon dinamika masyarakat
secara profesional sekaligus memberi arah perubahan trend setter dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi yang terpercaya.
2. Waspada
Surat kabar Waspada terbit pada 11 Januari 1947 di kota Medan. Saat itu, warga kota Medan masih berjumlah 300.000 jiwa dan dikuasai oleh NICA. Waspada didirikan
Universitas Sumatera Utara
66 oleh H. Mohammad Said dengan biaya sendiri atas dasar untuk mempertahankan
proklamasi kemerdekaan tanggal 17-8-1945. Selain itu Waspada juga secara terang- terangan dan konsekuen mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdirinya Waspada merupakan alat yang sangat penting dalam memperlancar perjuangan sebab alat-alat media penerangan saat itu masih kurang dan sulit
menghubungkan sesama pejuang dan gerilyawan di wilayah yang dikuasai oleh penjajah. Surat kabar waspada sering mendapat tekanan dan teror karena sebagai koran
Republik, surat kabar Waspada tidak mau bekerja sama dengan NICA dalam menyiarkan berita-berita untuk kepentingan NICA. Oleh karena itu kerap kali terjadi pembredelan-
pembredelan. Saat ini Waspada mampu menyediakan 60.000 eksemplar per hari, dengan daerah
penyebaran dari Medan dan kawasan Sumatera Utara. Melingkupi provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau dan Jakarta.
Prinsip-prinsip Dasar Waspada
• Sifat :Umum, Independen, dan Objektif.
• Muatan :Informatif eksposisi, Investigatif, Deksriptif,
Argumentatif, Analisis dan dikemas dalam bahasa popular dan santun.
• Motto :Demi Kebenaran dan Keadilan.
Universitas Sumatera Utara
67
3.1.3 Kerangka Konsep