Ideologi oleh Marx dan Engels

41

2.8 Ideologi oleh Marx dan Engels

Pada pengertian Marxis klasik, ideologi diartikan sebagai kepalsuan atau ucapan palsu tentang dunia dan manusia. Kontribusi terbesar Marx pada ilmu-ilmu sosial adalah menyatakan bahwa ia tidak pernah menunjukkan kesalahan ucapan pada logika dengan referensi. Ia juga berharap bisa menjelaskan bagaimana kesalahan ucapan bisa terjadi. Seperti yang ditulis Jon Elster, kesalahan ucapan terkait dengan posisi pembicara dan ketertarikan. Suatu posisi menjelaskan lokasi kesalahan ucapan dalam kesalahan teori seorang pembicara karena ketidakmampuan melihat seluruh peristiwa. Jika saya salah mengucapkan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi itu karena saya belum dididik untuk keluar dari posisi pengamatan saya yang terbatas. Jika aku percaya bahwa wanita-wanita yang sejahtera ada di Afrika dan Amerika karena mempunyai 10 anak-anak dan hidup sejahtera mereka berhenti karena terkena pajak berupa dollar, saya salah mengira karena dimana saya hidup dan bagaimana saya dididik. Ideologi muncul dari posisi sosial seseorang “ Setiap orang percaya bahwa hasil pikirannya yang paling benar?” gambaran mengenai hubungan antara hasil pikirannya dengan realitas akan semakin terlihat karena keaslian hasil pikirannya. Kegagalan teori dapat disebabkan oleh kebijaksanaan dan kepentingan diri sendiri dan gila akan jabatan. Pada kenyataannya kebanyakan dari kritikan Marx dan Engel telah diarahkan melawan kaum borjuis dan melawan gaya radikal ekonomi, bukan untuk mengenali batas dari kedudukan sosialnya. Suatu format kedudukan terakhir menjelaskan ada kegagalan teori harus mengganti kerugian akan suatu kenyataan yang menyedihkan. Tuntutan agama seperti candu bagi orang yang masuk kategori ini. Ucapan palsu terjadi sebagai hasil dari Universitas Sumatera Utara 42 kegagalan teori yang diperkuat dengan kebutuhan internal untuk pelipur lara di dalam badan tanpa hati. Bagaimanapun Marx dan Engel menggunakan ideologi yang berbeda minat dan penjelasan dimana ideologinya menjelaskan dengan transparan keadaaan ekonomi seseorang atau jabatannya. Ide untuk golongan yang berkuasa adalah setiap ide yaitu golongan dimana kekuatan material pada waktu yang sama penguasanya adalah kekuatan intelektual. Golongan yang memiliki alat produksi material pada penjualannya juga mendalikan alat produksi mental sehingga ide dari alat produksi mental akan tunduk padanya. Jalan lintasan adalah sumber masalah bagi Marxisme. Pertama: penjelasan Elster jalan lintasan tidak menjelaskan bagaimana ide golongan penguasa didapat. Kedua: tidak dapat memberi kesempatan ide lawan dijelaskan. Ketiga: jalan lintas membuat ide hanya sebagai saluran minat bukan dari perjuangan maksud hati. Kegagalan Marxisme untuk mengembangkan teori bujukan dan kepemimpin politis menghambat pemahaman ideologi. Seperti kerangka pikir Altschull yang berasumsi bahwa media harus merefleksikan ideologi dan membiayainya. Dimana ada empat sumber pendukung media, yaitu: 1. Di bawah pola pejabat, media dikontrol oleh negara seperti negara komunis 2. Di dalam pola komersial, media mencerminkan ideologi pada iklan dan pemilik medianya. 3. Di bawah pola ketertarikan, isi media mencerminkan ideologi yang mendukung suatu kelompok seperti partai politik dan kelompok keagamaan. Universitas Sumatera Utara 43 4. Di dalam pola informal, isi media mencerminkan tujuan individual yang ingin mempromosikan pandangannya. Ideologi kemudian suatu sudut pandang material yang menekan format pikiran masyarakat; perpektif sosial terbatas, gila jabatan, pelacuran intelektual dan takhayul. www.American Journal Communication; 2003

2.9 Ideologi Media Massa