Judul: IRAK Dikecam, Eksekusi Bertepatan Idul Adha

76 Dari kalimat kedua ternyata dapat diketahui identifikasi seseorang itu adalah warga AS. Dapat dilihat bahwa aktor yang disembunyikan adalah seseorang yang kontra dengan Saddam, yang ingin segera mengambil barang-barang Sadddam untuk diserahkan pada pemerintah Irak dan segera dihukum gantung. Dari kalimat kedua dapat dilihat seakan terjadi generalisasi bahwa yang telah menyerahkan Saddam kepada pemerintah Irak adalah seluruh warga AS. Ini adalah perangkat bahasa yang bisa menipu khalayak. Hal ini mengandung makna bahwa seluruh rakyat AS berhak atas Saddam. Pada kenyataannya hal ini adalah ulah presiden AS yang mengeluarkan kebijakan untuk menginvansi Irak. Pemilihan judul cukup provokatif sebab dari keseluruhan teks berita tidak ada disebutkan akan ada eksekusi hari ini, yang ada hanya eksekusi kemungkinan dilakukan dalam jangka waktu 36 jam lagi itu berarti tidak hari ini bahkan artinya besok. Narasumber juga berimbang baik dari pihak Saddam, pemerintah Irak atau pemerintah AS. Pemilihan kata pada berita ini banyak menggunakan kata ‘hukuman mati’ sehingga terdengar lebih kasar.

2. Judul: IRAK Dikecam, Eksekusi Bertepatan Idul Adha

Edisi: 2 Januari 2007 Chairo, KOMPAS- Dunia Arab mengkritik waktu pelaksanaan hukuman mati mantan presiden Irak Saddam Husein yang bertepatan dengan hari raya Idul Adha dan ibadah haji. Pihak Departemen Luar Negeri Mesir, Sabtu 3012, menyayangkan waktu pelaksanaan hukuman mati itu. “Waktu pelaksanaan hukuman mati itu tidak memerhatikan perasaan umat Islam, dan hari suci Idul Adha yang seharusnya menjadi hari pengampunan dan toleransi”, kata Juru Bicara Deplu Mesir MENA. Universitas Sumatera Utara 77 Pemerintah Arab Saudi juga menyatakan heran dengan pemilihan waktu hukuman mati pada hari pertama Idul Adha yang merupakan hari suci dan simbol persatuan umat Islam. “Jutaan umat Islam menunggu dunia- tidak hanya pemimpin negara-negara Islam- menghormati hari Agung yang mempunyai tempat istimewa di jiwa dan hati umat Islam,” sebut keterangan pers Arab Saudi. Sekjen Organisasi Konferensi Islam OKI, Ekmeliddin Ihsanoglu menyerukan agar rakyat Irak tenang dan berharap hukuman mati Saddam tidak memengaruhi rekonsiliasi Irak. Namun Ihsanoglu mengaku cemas gelombang kekerasan sektarian akan meletus. Ia menghimbau rakyat Irak melihat ke depan dan berjuang membangun negeri. Jubir Liga Arab Alaa Rushdi berharap hukuman mati Saddam tidak memperburuk situasi Irak. Ia berharap rakyat Irak lebih melihat ke depan demi menjaga persatuan Irak serta melanjutkan upaya rekonsiliasi sehingga Irak bisa keluar dari krisis saat ini. Sementara itu, pemerintah Libya menyatakan rasa berkabung selama tiga hari. Pemimpin Libya Moammar Khadafy menganggap Saddam tawanan perang, mengingat Saddam digulingkan oleh pasukan asing, bukan pasukan atau rakyat Irak. Di Palestina Juru bicara Hamas Fauzi Bahrum menyebutkan pelaksanaan hukuman mati Saddam itu termasuk pembunuhan politik dan bertentangan dengan hukum internasional yang seharusnya melindungi tawanan perang. Ia menuduh AS melampaui garis merah dan mengadili Saddam secara tidak adil serta memilih pelaksanaan hukuman mati itu pada awal Idul Adha. Pemerintah Indonesia menilai hukuman mati Saddam tidak mengejutkan, mengingat proses huku m telah ditempuh-meski tidak sempurna-dan Saddam telah diberi kesempatan untuk membela diri. Karena itu, Indonesia berharap eksekusi Saddam tidak menjauhkan kelompok-kelompok bertikai untuk melanjutkan rekonsiliasi nasional sebagai prasyarat bagi pemulihan kedaulatan Irak. Hapus hukuman mati Selain mengecam waktu pelaksanaan hukuman Saddam, para pemimpin dari berbagai negara pun mengecam hukuman mati sendiri. Beberapa negara seperti India, Malaysia dan Pakistan mengecam eksekusi Saddam dan khawatir hal itu justru akan memicu gejolak kekerasan yang lebih parah. “Komunitas internasional pada umumnya tidak setuju dengan hukuman mati,” kata Menteri Luar Negeri Malasyia Syed Hamid Albar. Kecaman tentang pelaksanaan hukuman mati juga disampaikan mayoritas negara di Eropa. Menlu Finlandia Erkki Tuomioja yang kini memegang kepemimpinan di Uni Eropa menegaskan, UE menentang hukuman mati. Dewan Eropa juga meminta Irak menghapuskan hukuman mati karena dinilai “kejam dan barbar”. REUTERSAFPAPMTHLUK Analisis Assimilasi Pemerintah Indonesia menilai hukuman mati Saddam tidak mengejutkan, mengingat proses hukum telah ditempuh- meski tidak sempurna –dan Saddam telah diberi kesempatan untuk membela diri. individualisasi …………… menilai hukuman mati Saddam tidak mengejutkan, Universitas Sumatera Utara 78 mengingat proses hukum telah ditempuh- meski tidak sempurna –dan Saddam telah diberi kesempatan untuk membela diri. Assimilasi terjadi ketika dalam pemberitaan bukan kategori aktor sosial yang yang spesifik yang disebut dalam berita tapi komunitas atau kelompok sosial seseorang tersebut berada. Pada pemberitaan ini aktor tidak disebut secara jelas, terjadi efek generalisasi. Pada kalimat di atas akan timbul kesan seolah-olah Saddam memang harus mati dan rakyat Indonesia juga menganggap hal itu pantas untuk Saddam. Padahal jika diteliti tidak ada narasumber yang diwawancarai atau tidak ada petikan langsung dari narasumber. Pemilihan judul sesuai dengan pemberitaan yang ada.

3. Judul: IRAK Saddam Husein Dimakamkan di Tikrit