Penggunaan Lahan Gambaran umum Kelurahan Sumur Batu

rumput liar yang tumbuh, serta keadaan jalanannya yang sudah banyak yang berlubang mengakibatkan banyaknya genangan air saat musim hujan tiba. Hal ini sudah pasti akan menimbulkan berbagai macam masalah, terutama masalah kebersihan dan kesehatan bagi penduduk sekitar. Truk-truk besar yang setip harinya berlalu lalang dengan muatan sampahpun ikut memperparah kondisi jalanan dan kualitas udara karna debu yang dihasilkannya, terlebih bau busuk dari sampah yang diangkutnya. Dari hasil wawancara peneliti, terdapat 4 dari 10 responden yang menyatakan kepedulian mereka terhadap pengelolaan sampah dengan ikut melakukan kerja bakti di lingkungan, serta membersihkan sampah di sekitar lingkungan rumah masing-masing saja, dan 6 dari 10 responden menyatakan tidak melakukan apa-apa atau cuek dengan kegiatan yang dilakukan dalam hal kepedulian sampah, dengan alasan rumah yang berdekatan dengan sumber pembuangan akhir. Maka dengan hasil wawancara yang didapatkan, dapat di presentasikan sebagai berikut : Rumus Perhitungan Persen : P = X 100 Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Populasi Maka, P = X 100 = 10 Maka dari 10 responden di dapatkan 10 masyarakat yang peduli terhadap pengelolaan sampah. Dan P = X 100 = 15 Dan dari 10 responden diperoleh 15 masyarakat yang tidak peduli atau cuek terhadap pengelolaan sampah. Menurut masyarakat yang sudah bertempat tinggal lama di pemukiman itu atau sekitar 40 lebih, mereka menyatakan bahwa kondisi lingkungan di sekitar mereka memang cukup kotor dan berbau tidak sedap. Seperti yang di ungkapkan oleh bapak Suparman, “Hidup berdampingan dengan Tempat Pembuangan Akhir TPA memang bukanlah hal yang mudah, banyak resiko dan dampak yang dialami. Mungkin hanya sekedar membersihkan halaman sekitar rumah sudah cukup untuk mengurangi sampah yang berserakan. ” Warga mengaku bahwa masyarakat sekitar tidak banyak melakukan kegiatan yang bersifat peduli lingkungan. Saat ditanya mengenai kegiatan apa yang dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan, mereka menjawab hanya sekedar membersihkan sekitar lingkungan rumah. Serta adanya pemulung yang bertugas mengangkut sampah yang berada di sekitar pemukiman membuat warga semakin merasa lepas dri tanggung jawab mereka untuk tetap peduli terhadap lingkungan dan hanya berpangku tangan. Bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakatpun sebatas kerja bakti dan gotong royong yang di canangkan oleh pihak kelurahan yang masih kurang intensif pelaksanaan setiap minggunya. Karna seharusnya melakukan kegiatan kerja bakti dan gotong royong untuk membersihkan jalan, selokan, gorong-gorong dari sampah dan rumput liar yang paling bagus dilakukan rutin setiap seminggu sekali. Peneliti juga mencari tahu, apakah terdapat suatu perkumpulan atau komunitas daur ulang sampah di tengah-tengah warga, ternyata tidak ada. Tempat daur ulang atau komunitas itu sudah diambil alih oleh perusahaan-perusahaan lokal yang sudah berdiri di dalam TPA nya, padahal apabila terdapat komunitas atau kegiatan ini akan sangat membantu tentunya. Dari segi peningkatan produktifitas bagi warga yang menganggur dan dapat menjadi mata pencaharian yang bernilai ekonomi. Dan tak kalah pentingnya, tentu saja akan semakin meningkatkan kepedulian masyarakatnya akan pentingnya mengelola kembali sampah yang awalnya tidak mempunyai nilai apa-apa menjadi barang yang bernilai ekonomi bahkan bisa di gunakan kembali.