Analisis dari sekian wawancara diatas, dapat di tarik kesimpulan bahwa dari 10 responden yang bersedia diwawancarai, sebanyak 6 orang menjawab
bahwa mereka tidak melakukan apapun yang bersifat peduli dengan lingkungan sekitar tempat mereka tinggal, dan 4 sisanya rata-rata menjawab
dengan pernyataan yang sama. Dari beberapa pertanyaan yang ditanyakan mengenai kegiatan apa saja yang sudah mereka lakukan terhadap lingkungan,
mereka mengaku hanya sekedar membersihkan lingkungan sekitar rumah saja dan ikut kerja bakti disaat pejabat kelurahan menghimbaukan untuk
melakukan hal itu. Namun dengan adanya program K3 dari pihak Kelurahan, setidaknya
masyarakat lebih mudah untuk di kendalikan dan dikondusifkan serta diarahkan bagaimana seharusnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan
sehat, terutama dalam mengelola sampah. Meski tidak terdapat komunitas atau kegiatan daur ulang sampah di tengah-tengah masyarakat, setidaknya
sedikit adanya antusias dan niat yang baik. Kondisi lingkungan yang terbilang sudah tercemar dan rawan akan penyakit, apabila tidak di tindak lanjuti oleh
masyarakatnya sendiri tentu saja akan menimbulkan masalah. Minimnya pengetahuan dan informasi yang di dapat masyarakat menjadi salah satu
penghambat bagi masyarakat untuk melakukan aksi peduli lingkungan. Seharusnya pejabat daerah atau pihak kelurahan lebih gesit lagi dalam
memberikan solusi berupa sosialisasi dan memahami karakteristik masyarakatnya agar menjadi masyarakat yang lebih peka terhadap lingkungan
yang sehat, bersih, dan nyaman serta terbebas dari sampah. Seperti yang sudah di jelaskan pada bab-bab sebelumnya, bahwa faktor-
faktor masyarakat bisa peduli dengan lingkungannya sangatlah berpengaruh. Kemudian kurangnya kegiatan diantara masyarakat yang bersifat membangun
kesadaran, juga menjadi salah satu faktor tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Kemudian kurangnya fasilitas yang memadai seperti bak
sampah pribadi yang biasa ditempatkan di rumah-rumah warga. Faktor pendidikan juga menjadi faktor yang penting sebagai pengendali pola pikir
masyarakat.
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan tiga teknik pengumpulan data untuk memperkuat tingkat validitas, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut : 1.
Kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi
masih rendah dan kurang menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Ketika ditanya lebih rincinya tentang
bagaimana kepedulian mereka terhadap lingkungan, sebanyak 10 rata-rata menjawab hanya sekedar membersihkan halaman
rumah masing-masing. Masih sangat minim akan kesadaran mereka akan pentingnya menjaga lingkungan secara keseluruhan,
tidak hanya di sekitar rumah saja. Masyarakat cenderung kurang dalam hal peduli lingkungan sekitar. Dan sebanyak 15
masyarakat cenderung cuek saja dengan keadaan sekitar dan memilih pasrah serta tidak melakukan kegiatan apa-apa dengan
alasan hidup berdampingan dengan TPA. Serta karena sudah adanya petugas kebersihan yang membersihkan sampah di jalanan
setiap harinya, membuat masyarakat hanya banyak berpangku
tangan saja terhadap ke ikut sertaan mereka mengolah sampah.
2. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarat sekitar terkait pengelolaan
sampah yakni berupa gotong royong kerja bakti membersihkan gorong-gorong, jalanan, dan selokan. Hal ini harusnya menjadi
rutinitas yang dilakukan setiap seminggu sekali, namun ini belum terselenggara secara rutin. Pejabat kelurahan sudah mencanangkan
program K3 namun tampaknya belum terealisasikan secara benar di masyarakat sehingga banyaknya masyarakat yang masih belum
tahu tentang kegiatan tersebut dan akhirnya tidak melakukan
kegiatan yang bersifat peduli akan lingkungan secara nyata.
B. Saran
Ada beberapa hal yang hendaknya perlu diperhatikan oleh masyarakat dan juga pemerintah daerah dalam meningkatkan kepedulian dalam
pengelolaan sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi ini yaitu:
1. Masyarakat yang sudah paham betul mengenai pengelolaan sampah dan
tahu bagaimana cara melakukannya, sebaiknya harus tetap dijaga dan ditingkatkan lagi, perlu juga untuk ditularkan kepada masyarakat
lainnya agar pengetahuan akan pentingnya menjaga dan mengelola sampah di sekitar pemukiman bisa dipahami dan dilakukan secara terus
menerus demi terciptanya lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman meski bertempat tinggal berdampingan dengan tempat pembuangan
akhir TPA. 2.
Peran pemerintah daerah khususnya para pejabat kelurahan sebagai fasilitator dan juga pendukung masyarakat dalam setiap kegiatan agar
selalu di awasi. Suatu kebijakan tidak akan terlaksana jika tidak adanya keputusan dari pemerintah atas, dengan begitu masyarakat mampu
melakukan setiap kegiatan yang berhubungan dengan kepedulian lingkungan atas dukungan serta fasilitas dari pemerintah.
3. Menumbuhkan kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga lingkungan, suatu keadaan tidak akan berubah menjadi lebih baik apabila bukan manusia itu sendiri yang merubahnya. Begitu pula
dengan lingkungan, meski hidup berdampingan dengan area pembuangan apabila kepedulian dan kesadaran terhadap lingkungan
tinggi, maka akan tetap tercipta lingkungan yang bersih dan asri.
56
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. 2010
Asaad, Ilyas. Executive Summary,Perilaku Masyarakat Peduli Lingkungan. Survei KLH 2012. Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
2013 Bahrudin Supardi. Berbakti Untuk Bumi. Bandung. Rosdakarya. 2009
Bappeda Kota Bekasi, 2005 Budiman Candra. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta. EGC. 2006
Dinkes Kota bekasi, “Profil Kesehatan Kota Bekasi”, dinkeskotabekasi.blogspot.in. Diakses pada tanggal 18 Desember 2014
pukul 10.22 Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Penerbit
Salemba Humanika. 2010 Hendrawan, Diana. Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah,
Universitas trisakti Jonathan Sarwono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Yogyakarta.
Graha Ilmu. 2006 Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian. Jakarta. Kencana Prenada Media
Group. 2012 Masri Singarimbun, Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. LP3ES. 2010
Monografi Kelurahan Sumur Batu Pemerintah Kota Bekasi, “Laporan Pemantauan Pengelolaan TPA Sumur Batu
dan TPA Bantar Gebang”, bantargebang.bekasikota.go.id, Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 Pukul 12.20
Pustaka Bank Sampah Melati. Tangerang Selatan. Jakarta. 2011 Sasmitha, Wulan Tri Eka. 2009. Evaluasi Program Pengelolaan Sampah
Berbasis Masyarakat. Studi Kasus: Pengelolaan Sampah Terpadu Gerakan Peduli Lingkungan GPL Perumahan Pondok Pekayon Indah, Kelurahan
Pekayon Jaya, Bekasi Selatan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta. 2012
Ulber Silalahi. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung. Unpar Press, 2006
UIN Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.UIN Press. Jakarta. 2013.
Zuldafrial. Penelitian Kuanlitatif. Pontianak. STAI Pontianak. 2009
Bantargebang.bekasikota.go.idlaporan-pemantauan-pengelolaan-tpa-sumur- batu. Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 pukul 12.20
http:harianterbit.comwelcomread2014TPA-Sumurbatu-Tak-Memadai- Bekasi-darurat-Sampah. Diakses tanggal 8 Desember 2014 pukul 19.00
http:m.energitoday.com2014sampah-di-tpa-sumurbatu-bantargebang- menggunung. Diakses pada tanggal 8 Desember 2014 pukul 19.21
http:m.bekasikota.go.idkondisi-iklim-kota-bekasi. Diakses pada tanggal 26 Maret 2015 pukul 1.53
http:mamagilang.blogspot.in201211kepedulian-lingkungan.html. Diakses
pada tanggal 23 Maret 2015 pukul 22.05 http:id.m.wikipedia.orgwikipemgelolaan-sampah.
Diakses tanggal
8 Desember 2014 pukul 20.30