Tujuan dan Manfaat Penelitian

dibuang ke sebuah tempat pembuangan atau kontainer yang disediakan oleh pemerintah. Dari sini sampah diangkut oleh truk ke landfill yang umumnya kurang terkontrol, dimana para pemulung mencari barang-barang yang dapat di daur ulang. Keberadaan sampah dalam jumlah yang banyak jika tidak dikelola secara baik dan benar, maka akan menimbulkan gangguan dan dampak terhadap lingkungan, baik dampak terhadap komponen fisik kimia kualitas air dan udara, biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan lingkungan. Dampak operasional TPA terhadap lingkungan akan memicu terjadinya konflik sosial antar komponen masyarakat. Pada tahap pembuangan akhirpengelolaan, sampah akan mengalami pemrosesan baik secara fisik, kimia maupun biologis sedemikian hingga tuntas penyelesaian seluruh proses. Sidik et al pada tahun 1985 mengemukakan dua proses pembuangan akhir, yaitu : open dumping pembuangan secara terbuka dan sanitary landfill pembuangan secara sehat. Pada sistem open dumping, sampah ditimbun di areal tertentu tanpa membutuhkan tanah penutup, sedangkan sanitary landfill sampah ditimbun secara berselang seling antara lapisan sampah dan lapisan tanah sebagai penutup. Dalam Draf Naskah Akademis Rancangan Undang-Undang Pengelolaan sampah oleh Japan International Cooperation Agency JICA disebut bahwa proses sanitary landfill pembuangan secara sehat adalah pembuangan sampah yang didesain, dibangun, dioperasikan dan dipelihara dengan cara menggunakan pengendalian teknis terhadap potensi dampak lingkungan yang timbul dari pengembangan operasional fasilitas pengelolaan sampah. Metode sanitary landfill ini merupakan salah satu metode pengelolaan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA Tempat Pembuangan Akhir. Kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup dengan tanah. Cara ini menghilangkan polusi udara. Pada bagian besar tempat tersebut dilengkapi sistem saluran leachate yang berfungsi sebagai limbah cair sampah atau lingkungan. Pada metode sanitary landfill disebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktifitas penguraian sampah. 1

2. Pengelolaan Sampah

Pengelolaaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampak terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radio aktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat. Praktik pengelolaan sampah berbeda-beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman atau institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area. Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan : a. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis b. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

a. Metode Pembuangan Penimbunan Darat

Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. 1 http:repository.usu.ac.idChapter-II.pdf. Diakses pada tanggal 19 Desember 2014 pada pukul 12.07. h: 1 Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yang tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang-lubang dalam. Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang higienis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan, diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya hama, dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. Karakteristik desain dari penimbunan darat yang modern di antaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama biasanya tikus. Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gaas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.

b. Metode Daur Ulang

Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode-metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan dijelaskan seperti: 1. Pengolahan kembali secara fisik, metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal kotak sampahkendaraan sampah khusus, atau dari sampah yang sudah tercampur. 2. Pengolahan secara biologis, material sampah organik seperti zat tanama, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal sebagai istilah pengkomposan. Hasilnya