Proto-fonem Perangkat Korespondensi -,-,m-,-,-,- Proto-fonem Perangkat Korespondensi -,-,n-,-,-,-

-  h -h Diagram 4.23 Perangkat Korespondensi -,-h,-h,-,-h,-

h. Proto-fonem Perangkat Korespondensi -,-,m-,-,-,-

Berdasarkan penjelasan distribusi terluas atau majority wins seperti dijelaskan di atas, proto-fonem perangkat korespondensi fonemis -,-,m- ,-,-,- adalah  karena mempunyai distribusi terluas yakni pada awal kata dalam bT, bS, bA, bK, dibanding dengan m yang hanya muncul dalam bPD. Distribusi itu menunjukkan  berubah atau berinovasi menjadi m dalam bPD atau  → m dan  tidak mengalami perubahan dari pbbB dalam bT, bS, bA, dan bK. Hal ini dapat dibuktikan dengan data distribusi  dan m untuk glos basi sebagai berikut: BT BS BPD BA BK BM   m    b b b b m b   a  a  r s r r l r i i i i i i Distribusi  dan m seperti di atas didukung oleh data nomor 25, 31, 61, 70, 107, 268, dan 270 seperti disebutkan pada bagian terdahulu. Innovasi  dalam perangkat korespondensi -,-,m-,-,- ,- dapat ditunjukkan dalam diagram berikut: Universitas Sumatera Utara -   -m Diagram 4.24 Perangkat Korespondensi -,-,m-,-,-,-

i. Proto-fonem Perangkat Korespondensi -,-,n-,-,-,-

Seperti dalam -,-,m-,-,-,-, dalam -,-,n-,-,- ,- terdapat fonem yang berdistribusi terluas yakni . Namun demikian, Keraf, 1991:61 mengatakan bahwa satu proto-fonem tidak boleh menurunkan lebih dari satu perangkat korespondensi. Artinya, karena  sudah direkonstruksi sebagai proto-fonem -,-,m-,-,-,-,  tidak boleh lagi menurunkan perangkat korespondensi -,-,n-,- ,-,-. Akan tetapi, Crowley 1992: 107 mengatakan, rekonstruksi proto- fonem harus dimulai dari fonem yang mempunyai distribusi terluas. Kemudian, fonem tersebut dan fonem lain yang mungkin dapat menjadi proto-fonem dalam data ini,  dan n harus diperiksa untuk mengetahui apakah pasangan minimal minimal pair itu berdistribusi komplementer akibat pengaruh bunyi yang berdekatan conditioning sound. Atas alasan tersebut,  pertama- tama harus direkonstruksi sebagai proto-fonem -,-,n-,-,-,-. Langkah selanjutnya adalah melihat apakah terdapat distribusi komplementer  dan n.  berubah menjadi n dalam bPD hanya di depan fonem t dan d pada awal kata. Data ini menunjukkan distribusi komplementer  dan n. Berdasarkan fakta tersebut  adalah proto-fonem perangkat korespondensi --n--- karena didistribusikan pada bT, bS, bA, bK, dan bM. Sementara itu, n hanya Universitas Sumatera Utara muncul pada bPD. Distribusi itu menunjukkan  berubah atau berinovasi menjadi n dalam bPD atau  n dan  tidak mengalami perubahan dari pbbB dalam bT bS, bA, dan bK. Hal ini dapat dibuktikan dengan data distribusi  dan n pada glos jatuh berikut: BT BS BPD BA BK BM   n    d d d d d d   a a a a b b b b b b u u u u u u   h    Distribusi  dan n seperti di atas didukung oleh data nomor 23, 45, 79, 120, 170, dan 285 seperti disebutkan pada bagian terdahulu. Innovasi  dalam perangkat korespondensi -,-,n-,-,- ,- dapat ditunjukkan dalam diagram berikut: -   -n Diagram 4.25 Perangkat Korespondensi -,-,n-,-,-,-

j. Proto-fonem Perangkat Korespondensi -,-,-,-,-,-