Lokasi Penelitian METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

asli bbB dan meminta mereka untuk secara bebas mengucapkan padanan setiap kata dalam bahasa masing-masing. Peneliti menciptakan situasi yang menjamin mereka merasa tidak sedang dilibatkan dalam penelitian sehingga mereka dapat mengucapkan setiap kata secara alamiah dan bebas. Agar tidak terjadi kekosongan waktu atau kebingungan selama proses pengucapan, peneliti meminta mereka untuk terlebih dahulu membaca instrumen penjaring data dan menuliskan padanan kata yang tersedia dalam instrumen penjaring data tersebut jika hal itu diperlukan. Setelah mereka memahami arti setiap kata dan mengetahui padanannya, peneliti meminta mereka untuk mengucapkan padanan kata tersebut. Ucapan tersebut direkam dengan menggunakan tape recorder. Penjaringan data seperti itu disesuaikan dengan teknik penjaringan data melalui penggunaan daftar kosakata dasar yang panjang. Ucapan-ucapan yang dihasilkan para penutur direkam dengan alat perekam. Agar ketidakjelasan data dapat diatasi, ditetapkan tiga informan dalam setiap bahasa sehingga data yang diberikan ketiga informan tersebut dapat saling melengkapi.

3.3 Lokasi Penelitian

Dalam menentukan lokasi penelitian, peneliti menetapkan lokasi yang berjauhan dari perbatasan geografis karena penutur di daerah seperti ini dikuatirkan tidak dapat memberikan data yang sahih. Lokasi penelitian yang berjauhan dari perbatasan sangat baik untuk menghindarkan kontak dua atau lebih bahasa yang akan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Universitas Sumatera Utara Paris, yang dikutip Francis 1938:2, mengatakan bahwa Varieties of common speech blend into one another by imperceptible gradations. A villager who might know only the speech sound of his village would easily understand that of the neighbouring village, with a bit more difficulty than that of the village he would come to by walking in the same direction, and so on, until finally he reaches a point where he would understand the local speech only with great difficulty. Berdasarkan hal tersebut, penelitian bbB ditetapkan di lokasi-lokasi yang tidak berada di perbatasan sebagai berikut: 1. Sipoholon, Onan Hasang, dan Janjimaria yang terletak di Tapanuli Utara untuk lokasi penelitian bahasa Toba; 2. Hutabaru, Panobusan, dan Pargarutan untuk lokasi penelitian bahasa Angkola yang terletak di Tapanuli Selatan; 3. Pececeren dan Lingga untuk lokasi penelitian bahasa Karo yang terletak di Kabupaten Karo; 4. Kuta Gambir dan Salak untuk lokasi penelitian bahasa Dairi yang terletak di Kabupaten Dairi; 5. Pematang Raya dan Sondi Raya untuk lokasi penelitian bahasa Simalungun yang terletak di Kabupaten Simalungun; dan 6. Siabu Penyabungan, dan Lembah Melintang untuk lokasi penelitian bahasa Mandailing yang terletak di Kabuapten Mandailing Natal. Penentuan lokasi tersebut didasarkan pada Sibarani 1997 dalam Marice 2010:14 yang menyebutkan bahwa: Universitas Sumatera Utara 1. Penutur bahasa Batak Toba mendiami Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Tapanuli Tengah. 2. Penutur bahasa Batak Simalungun mendiami Kabupaten Simalungun dan sebagian Kabupaten Deli Serdang. 3. Penutur bahasa Batak Karo mendiami Kabupaten Karo, sebagian Kabupaten Langkat, dan sebagian Aceh. 4. Penutur bahasa Batak Angkola-Mandailing mendiami Kabupaten Tapanuli Selatan, Wilayah Pekantan, dan Muara Sipongi. 5. Penutur bahasa Pakpak-Dairi mendiami Kabupaten Dairi dan Aceh Selatan. Lokasi-lokasi yang ditetapkan seperti disebutkan di atas tidak mencakup semua kabupaten karena variasi bbB tertentu di kabupaten-kabupaten yang berbeda tidak membedakan padanan kosakata yang digunakan sebagai penjaring data serta tidak menunjukkan variasi fonemis dan fonetis.

3. 4 Informan

Untuk memperoleh data bbB, para informan harus memenuhi kriteria seperti yang dikemukakan Sudaryanto 1990 sebagai berikut: 1. Merupakan penutur asli; 2. Mempunyai kenormalan berbicara dan kenormalan jiwa; dan 3. Memiliki kecerdasan dan pengertian yang tinggi dalam konteks kebahasaan. Universitas Sumatera Utara

3. 5 Instrumen Penjaring Data

Analisis diakronis analisis perkembangan bahasa dari waktu ke waktu menggunakan kata-kata yang dipantulkan dari proto-bahasa ke bahasa atau bahasa-bahasa yang diturunkannya, sebagai data. Kata-kata tersebut adalah kosakata dasar basic core vocabulary. Berdasarkan hal tersebut, instrumen penjaring data penelitian ini adalah kata-kata dalam bbB 300 kata yang dipantulkan oleh proto-bbB. Kata-kata tersebut adalah gabungan daftar kosakata Swadesh 1952;1955, daftar kosakata Gudschinsky 1956, daftar kosakata Travis 1986, daftar kosakata Rea dalam Lehman 1962, daftar kosakata I Keraf 1991 yang merupakan terjemahan dari kosa kata Swadesh, daftar kosakata II Keraf 1991, dan daftar kosakata Tarigan 1991. Gabungan daftar kosakata tersebut dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan keadaan geografis dan budaya Batak. Mbete 2002, 20 menekankan pentingnya kreasi peneliti dalam menentukan penjaring data. Tidak ada ketentuan yang dikemukakan para linguis mengenai jumlah kata sebagai penjaring data 49 disertase ini. Ada liguis yang menggunakan di bawah 100 kata sebagai penjaring data, ada yang menggunakan di atas 100 kata, dan ada yang menggunakan 1.000 kata lihat halaman 49 disertase ini. Penggabungan itu didasarkan pada penjelasan Gudschinky 1956 bahwa suatu daftar kosakata dapat direvisi dengan menambah atau mengurangi jumlah kata dari daftar tersebut sehingga kata-kata yang dipakai untuk menjaring data benar-benar sesuai dengan keadaan geografis dan budaya masyarakat pemakai bahasa yang diteliti. Ini berarti kosakata dasar dalam setiap bahasa tidak mutlak sama, tetapi prinsip-prinsip mengenai keuniversalan kosakata dasar harus Universitas Sumatera Utara dijadikan sebagai landasan dalam menentukan suatu daftar kosakata dasar. Daftar kosakata tersebut dimuat dalam lampiran proposal ini. Mengenai jumlah kata yakni 300 kata, yang dijadikan sebagai penjaring data dalam penelitian ini, peliti menetapkan jumlah tersebut agar data tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Data tersebut sudah dapat menjaring perangkat korespondensi fonemis bbB yang dibutuhkan dalam rekonstruksi. Artinya, meskipun jumlah kata ditambah hal yang memungkinkan penelitian ini mencapai 1.000 halaman, tidak akan muncul lagi perangkat korespondensi. Dari semua penjelasan yang disampaikan para linguis pada bab terdahulu, dapat ditarik prinsip terpenting penentuan kata-kata sebagai penjaring data penelitian diakronis yakni kata-kata yang tidak merupakan pinjaman.

3.6 Analisis Data