Perubahan menjadi dan k berwujud fonetis karena tidak membedakan makna. Atas dasar itu, dan k secara fonemis adalah sama karena
merupakan alofon atau sub-fonem dari .
: k k
Diagram alofon 4.12
m. Perubahan n Menjadi d dalam Perangkat Korespondensi -d-,-n-,-n-,-n-
,-n-,-n-
Seperti disebutkan sebelumnya, n adalah proto-fonem -d-,-n-,-n-,-n-,-n-,-n-
. Bunyi n mengalami perubahan menjadi d dalam bT akibat proses asimilasi yakni pengaruh bunyi d yang mendahuluinya. Perubahan tersebut direalisasikan
dengan hilangnya ciri nasal n pada posisi tengah kata menjadi hambat dental bersuara d. Hal itu terjadi karena n yang juga merupakan bunyi dental melemah
menjadi d melalui proses lenisi seperti terlihat pada data berikut: Glos
BT BS
BPD BA
BK BM
duduk huddul
hundul kundul
- kundul
- kapan
ddign andigan ndigan
andigan digan
andigan licin
lddit landit
ndalit lndit
dalit landit
nasi iddahan
indhn - indahan
- indahan
Universitas Sumatera Utara
Rumus perubahan bunyi tersebut adalah n mengalami perubahan menjadi d dalam bT akibat pengaruh bunyi yang mendahuluinya melalui hilangnya ciri nasal
n pada posisi tengah kata menjadi hambat dental bersuara d di antara dua vokal pada posisi tengah kata.
Rumus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
n → dV___V
Perubahan n menjadi n dan d berwujud fonetis karena tidak membedakan makna. Atas dasar itu, n dan d secara fonemis adalah sama karena
merupakan alofon atau sub-fonem dari n. n
n: d n d
Diagram alofon 4.13
4.4 Temuan dan Pembahasan 4.4.1 Temuan
Pada analisis perubahan bunyi di atas, diketahui bahwa proto-fonem bbB mengalami inovasi dalam bbB. Proses perubahan bunyi bbB meliputi penguatan bunyi
fortisi, pelemahan bunyi lenisi, pemecahan vokal vowel breaking, penghilangan bunyi apokop, penambahan bunyi protesis, dan pengaruh lingkungan bunyi asimilasi. Di
bawah ini, disajikan pembahasan tentang perubahan proto-fonem tersebut dalam bbB.
Universitas Sumatera Utara
1. menjadi e dalam perangkat korespondensi --e--e-
Inovasi menjadi e terjadi dalam bPD dan bK dan retensi terjadi dalam bT, bS, bA, dan bM.
2. o menjadi e dalam perangkat korespondensi -o-,-o-,-e-,-o-,-e-,-o-
Inovasi o menjadi e terjadi dalam bPD dan bK dan retensi terjadi dalam bT, bS, bA, dan bM.
3. menjadi ei dalam perangkat korespondensi -,-ei,-,-,-e,-
Inovasi - menjadi ei terjadi dalam bS dan retensi terjadi dalam bT, bPD, bA, bK, dan bM.
4. menjadi a dalam perangkat korespondensi --,--,-a-,--,-a-,--
Inovasi menjadi a terjadi dalam bPD dan bK dan retensi terjadi dalam bT, bS, bA, dan bM.
5. u menjadi dalam perangkat korespondensi -u-,-u-,--,-u-,-u-,-u-
Inovasi u menjadi terjadi dalam bPD dan retensi terjadi dalam bT, bS, bA, bK, dan bM.
6. i menjadi e dalam perangkat korespondensi -i-,-i-,-i-,-i-,-e-,-i-
Inovasi i menjadi e terjadi dalam bK dan retensi terjadi dalam bT, bS, bPD, bA, dan bM.
7. h menjadi dalam perangkat korespondensi -,h-,h-,-,h-,-
Universitas Sumatera Utara
Inovasi h menjadi terjadi dalam bT, bA, dan bM dan retensi terjadi dalam bS, bPD, dan bK.
8. menjadi m dalam perangkat korespondensi -,-,m-,-,-,-
Inovasi menjadi m terjadi dalam bPD dan retensi terjadi dalam bT, bS, bPD, bA, bK, dan bM.
9. menjadi n dalam perangkat korespondensi -,-,n-,-,,-
Inovasi menjadi n terjadi dalam bPD dan retensi terjadi dalam bT, bS, bPD, bA, bK, dan bM.
10. menjadi dalam perangkat korespondensi -,-,-,-,-,-
Inovasi menjadi terjadi dalam bPD dan retensi terjadi dalam bT, bS, bPD, bA, bK, dan bM.
11. k menjadi h dalam perangkat korespondensi h-,h-,k-,h-,k-,h-
Inovasi k menjadi h terjadi dalam bT, bS, bA, dan retensi terjadi dan bM dalam bT, bS, bPD, bA, bK, dan bM.
12. menjadi k dalam perangkat korespondensi -k-,-k-,--,-k-,--,-k-
Inovasi k menjadi terjadi dalam bPD dan bK dan retensi terjadi dan bT, bS, bA, dan bM.
13. n menjadi d dalam perangkat korespondensi -n-,-d-,-d-,-d-,-d-,-d-
Universitas Sumatera Utara
Inovasi n menjadi d terjadi dalam bT dan retensi terjadi dalam bS, bPD,bK, bA, dan bM.
4.4.2 Pembahasan
Dengan diketahuinya proto-fonem untuk setiap bunyi dalam perangkat korespondensi tidak linear inovasi, dapat diketahui frekuensi atau tingkat perubahan bunyi-bunyi bbB
kontemporer dari pbbB. Hal itu dilakukan dengan membandingkan setiap bunyi pada setiap bahasa dengan proto-fonem yang menurunkannya untuk mengetahui apakah bunyi-
bunyi itu mengalami retensi atau inovasi. Setelah itu, tingkat inovasi dan retensi tersebut dihitung untuk mengetahui tingkat kedekatan antara satu bahasa dengan pbbB seperti
terlihat pada table berikut:
Tabel 4.3 Tabel Tingkat Kemiripan bbB dengan pbbB
No .
Proto- Fonem
InovasiRetensi bT
bS bPD
bA bK
bM 1
-
- +
- +
- 2
o -
- +
+
-
- 3
-
+ -
- -
- 4
-
- +
- +
- 5
u -
- +
- -
- 6
i -
- -
- +
- 7
h +
- -
+ -
+ 8
-
- +
- -
- 9
-
- +
- -
- 10
-
- +
- -
- 11
k -
- +
- +
- 12
+
- -
+ -
+ 13
n +
- -
- -
- JUMLAH
3 1
8 2
5 2
Universitas Sumatera Utara
Inovasi: + mengalami perubahan dari proto-fonem Retensi: - tidak mengalami perubahan dari proto-fonem
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 13 perangkat korespondensi inovatif: 1. Dalam bT, 3 pbbB berubah dan 8 tidak berubah.
2. Dalam bS, 1 pbbB berubah dan 12 tidak berubah. 3. Dalam bPD, 8 pbbB berubah dan 5 tidak berubah.
4. Dalam bA, 2 pbbB berubah dan 11 tidak berubah. 5.Dalam bK, 5 pbbB berubah dan 8 tidak berubah.
6.Dalam bM, 2 pbbB berubah dan 11 tidak berubah. Hal itu berarti bahwa tingkat kemiripan antara pbbB dengan bbB yang sekarang
adalah bS 12, bA dan bM 11, bT 10, bPD 8, dan bK 5.
4.5 Pengelompokan bbB
Dengan diketahuinya perangkat korespondensi bbB dan proto-fonem bbB, bahasa- bahasa berkerabat tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan fonem-fonem
yang dimilikinya dan inovasi bersama shared innovation. Pada bagian terdahulu,
Universitas Sumatera Utara
Crowley 1992:164-165 mengatakan bahwa dua atau lebih bahasa berada dalam satu kelompok subgroup apabila mempunyai kemiripan yang membedakannya dari kelompok
lain. Dikatakannya, hal itu tidak berarti bahwa dua bahasa atau lebih yang mempunyai kemiripan serta merta berada dalam satu kelompok. Kemiripan yang merupakan hasil dari
retensi bersama shared retention yang terdapat dalam perangkat korespondensi linear pada bahasa-bahasa berkerabat tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan
pengelompokan. Yang dijadikan sebagai dasar pengelompokan bahasa adalah kemiripan yang merupakan inovasi bersama shared innovation bahasa-bahasa berkerabat. Namun,
tidak semua inovasi atau perubahan dapat dijadikan sebagai dasar pengelompokan. Perkembangan paralel parallel development atau pergeseran drift yang merupakan
perubahan secara independen tidak dapat dijadikan sebagai dasar pengelompokan. Inovasi bersama yang terjadi secara teratur atau tidak secara kebetulan adalah dasar yang dapat
dijadikan sebagai pengelompokan. Berdasarkan hal itu, yang dijadikan dasar pengelompokan bbB adalah inovasi
bersama, alih-alih retensi bersama dalam bT, bS, bPD, bA, bK, dan bM yang terdapat dalam perangkat korespondensi bbB. Untuk tujuan tersebut, di bawah ini disajikan kembali
perangkat-perangkat korespondensi bbB yang merupakan hasil inovasi bersama. Analisis data sebelumnya menunjukkan bahwa perangkat korespondensi bunyi bbB
yang merupakan inovasi proto-fonem bbB adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Vokal: --e--e- yang berdistribusi pada posisi tengah kata o-o-e-o-e-o yang berdistribusi pada posisi tengah kata, -ei---e- yang berdistribusi pada
posisi akhir kata, --a--a- yang berdistribusi pada posisi tengah kata, u-u-- u-u-u yang berdistribusi pada posisi tengah kata, dan i-i-i-i-e-i yang berdistribusi
pada posisi tengah kata. 2. Konsonan: -h-h--h- yang berdistribusi pada posisi akhir kata, --m-
-- yang berdistribusi pada posisi awal kata, --n--- yang berdistribusi pada posisi awal kata, ----- yang berdistribusi pada posisi
awal kata, h-h-k-h-k-h yang berdistribusi pada posisi awal kata, k-k--k--k yang berdistribusi pada posisi tengah kata, dan d-n-n-n-n-n.
Perangkat korespondensi itu berikut dengan pbbB serta tingkat retensi dan inovasi dapat dilihat pada bagan berikut:
pbbB BT
BS BPD
BA BK
BM h
h
h
h
m
n
k h
h k
h k
h
k k
k
k
n d
n n
n n
n
e
e
o
o o
e o
e o
ei
a
a
u u
u
u u
u i
i i
i i
e i
retensi 10
12 5
11 8
11
Universitas Sumatera Utara
inovasi 3
1 8
2 5
2 Berdasarkan data di atas dapat ditentukan inovasi bersama dalam shared
innovation bbB. Dalam bT, bA, dan bM, h hilang pada akhir kata atau h
→ ___ . Inovasi bersama tersebut tidak terjadi secara paralel atau kebetulan dalam ketiga bahasa
karena inovasi bersama lainnya juga ditemukan dalam ketiga bahasa itu yakni: k
berinovasi menjadi h atau k → h ___ dan berinovasi menjadi k atau
→ k ___. Di samping itu, terdapat kemiripan lain di antara ketiga bahasa seperti terlihat pada
perangkat korespondensi -h-h--h- yang berdistribusi pada posisi akhir kata, --m--- yang berdistribusi pada posisi awal kata, --n---
yang berdistribusi pada posisi awal kata, ----- yang berdistribusi pada posisi awal kata h-h-k-h-k-h yang berdistribusi pada posisi awal kata, --e--e-
yang berdistribusi pada posisi tengah kata, o-o-e-o-e-o yang berdistribusi pada posisi tengah kata, dan -ei---e- yang berdistribusi pada posisi akhir kata,
--a--a- yang berdistribusi pada posisi tengah kata, u-u--u-u-u yang berdistribusi pada posisi tengah kata, dan i-i-i-i-e-i yang berdistribusi pada posisi
tengah kata. Kemiripan tersebut dapat ditunjukkan pada fonem-fonem yang dicetak tebal pada
bagan berikut: BT
BS BPD
BA BK
BM
h h
h
m
Universitas Sumatera Utara
n
h h
k h
k h
k k
k
k
e
e
o o
e o
e o
ei
a
a
u
u
u u
u i
i i
i e
i
Data di atas menunjukkan kemiripan antara ketiga bahasa berkerabat yang membedakannya dari ketiga bahasa lainnya yakni bS, bPD, dan bK. Kemiripan itu dapat
dijadikan sebagai dasar untuk menempatkan bT, bA, dan bM dalam satu kelompok sub- group.
Sementara itu, terdapat inovasi bersama shared innovation dalam bPD dan bK.
Dalam bPD dan bK, berubah menjadi e pada posisi tengah kata atau
→ e ___. Inovasi bersama lainnya terlihat pada o berubah menjadi e pada posisi
tengah kata atau o
→ e ___ dan berubah menjadi a pada posisi tengah kata
atau
→ a ___. Di samping inovasi bersama tersebut, terdapat kemiripan lainnya pada perangkat korespondensi, yakni bertahan sebagai dalam kedua bahasa
pada posisi akhir kata. Kemiripan tersebut dapat ditunjukkan pada bagan berikut: BT
BS BPD
BA BK
BM
e
e
o
o e
o e
o
ei
a
a
Namun, bPD menunjukkan inovasi yang berbeda dari inovasi dalam bK dan bahasa-
bahasa berkerabat lainnya. Dalam bPD, berubah menjadi m atau
→ m
Universitas Sumatera Utara
___, berubah menjadi n atau
→ n___, dan berubah menjadi
atau
→ ___ yang terlihat pada perangkat korespondensi --m--- , --n---, dan ----- yang ketiga-tiganya
berdistribusi pada awal kata. Sementara itu, dalam bK posisi tersebut diisi oleh . Perbedaan inovasi tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:
BT BS
BPD BA
BK BM
m
n
Meskipun terdapat perbedaan inovasi antara bPD dan bK, kemiripan inovasi di antara kedua bahasa lebih dominan dari perbedaan tersebut seperti terlihat pada perangkat
korespondensi -h-h--h- yang berdistribusi pada akhir kata, h-h-k-h-k-h yang berdistribusi pada awal kata k-k--k--k yang berdistribusi pada tengah kata,
--e--e- yang berdistribusi pada tengah kata o-o-e-o-e-o yang berdistribusi pada tengah kata -ei---- yang berdistribusi pada akhir kata, dan --a-
-a- yang berdistribusi pada posisi tengah kata. Dilihat dari segi distribusi pada perangkat korespondensi, perbedaan inovasi antara
bPD dan bK hanya pada posisi awal kata yakni terdapat m, n, dan pada posisi awal kata bPD sedangkan posisi tersebut diisi oleh dalam bK. Sementara
itu, kesamaan atau kemiripan kedua bahasa terdapat pada distribusi h, k, , e, , dan a pada posisi awal kata, posisi tengah kata, dan posisi akhir kata.
Universitas Sumatera Utara
Data itu menunjukkan bahwa inovasi bersama dalam kedua bahasa tidak terjadi secara paralel atau kebetulan. Kedua inovasi tersebut menunjukkan kemiripan antara
sesamanya dan membedakan BPD dan BK dari BT, BA, dan BM serta BS.
Sementara itu, dalam bS, berinovasi menjadi ei atau
→ ei ___. Inovasi tersebut yang berwujud perubahan vokal menjadi diftong melalui pemecahan vokal
vowel breaking tidak terdapat pada kelima bahasa berkerabat lainnya bT, bPD, bK, bA, dan bM. Meskipun tidak ditemukan dalam perangkat korespondensi bbB, diftong lainnya
ditemukan dalam bS yakni u pada glos pondok data nomor 232, spu. Fakta itu membedakan BS dari bahasa-bahasa kerabatnya.
Di samping perbedaan tersebut, inovasi dalam bS tidak konsisten dan berbeda dari inovasi dalam bahasa-bahasa kerabatnya. Dalam bS, inovasi menunjukkan kemiripan dan
perbedaan dengan bahasa-bahasa kerabatnya secara tidak konsisten. Inovasi dalam bS menunjukkan kemiripan dengan bT, bPD, bA, dan bM pada
perangkat korespondensi --m--- yang berdistribusi pada posisi awal kata, --n--- yang berdistribusi pada awal kata, -----
yang berdistribusi pada posisi awal kata, dan h-h-k-h-k-h yang berdistribusi pada posisi awal kata. Inovasi dalam bS menunjukkan kemiripan dengan hanya bT dan bA
dalam perangkat korespondensi k-k--k-- yang berdistribusi pada posisi tengah kata. Di pihak lain, inovasi dalam bS menunjukkan kemiripan dengan inovasi dalam bT,
bA, dan bM pada perangkat korespondensi --e--e- yang berdistribusi pada tengah kata dan o-o-e-o-e-o yang berdistribusi pada tengah kata. Selain dari itu,
Universitas Sumatera Utara
inovasi dalam bS mirip dengan inovasi dalam bPD dan bK pada perangkat korespondensi -h-h--h- yang berdistribusi pada posisi akhir kata.
Keunikan lainnya adalah ditemukannya dalam bS velar bersuara g pada posisi akhir kata pada data nomor 27, berani pog, data nomor 44, bukit dolog, data
nomor 188, lempar gijig, dan data nomor 299, ular ulg. Meskipun velar bersuara g dalam bS berpasangan dengan velar tidak bersuara k dalam bT, bA,
dan bM seperti dalam ulg dan ulk, tidak semua g dalam bS berpasangan dengan k dalam bT, bA, dan bM. Hal itu dapat dilihat dalam data berikut:
Data itu menunjukkan bahwa kebersuaraan dan ketidakbersuaraan velar pada posisi akhir kata dalam bS tidak teratur. Dalam bahasa-bahasa kerabat lainnya, tidak ditemukan
velar bersuara pada posisi akhir kata. Atas keunikan tersebut, bS tidak termasuk dalam kelompok bT-bA-bM dan
kelompok bPD-bK. Namun bS lebih dekat kepada kelompok bT-bA-bM daripada kelompok bPD-bK. Hal itu ditunjukkan pada tabel 4.4 di atas, tingkat kemiripan retensi
antara pbbB dengan bbB yang sekarang adalah bS 12, bA dan bM 11, bT 10, bK 8, dan bPD 5 serta tingkat inovasi antara pbbB dengan bbB adalah bS 1, bA dan bM
2, bK 5, dan bPD 8.
ular ulk ulg
- ulk
- ulk
ketuk tuktuk tuktuk tkk tuktuk tkk tuktuk
Universitas Sumatera Utara
Pengelompokan tersebut dapat ditunjukkan dalam diagram pohon berikut: pbbB
pbT-bA-bM-bS pbT-bA-bM
pbPD-bK
bT bA bM bS bPD bK Teknik pengelompokan ini didasarkan pada:
1. Pengelompokan bT-bA-bM yang mempunyai kemiripan yang lebih besar antara
sesamannya dibanding dengan kelompok lain dengan proto-nuklir pbT-bA-bM. 2.
Pengelompokan bPD-bK yang mempunyai kemiripan yang lebih besar antara sesamannya dibanding dengan kelompok lain dengan proto-nuklir pbPD-bK.
3. Penempatan bS yang mempunyai keunikan pada kelompok proto-nuklir pbT-bA-
bM-bS karena lebih dekat dengan kelompok bT-bA-bM disbanding dengan kelompok bPD-bK.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Temuan dan Pembahasan 4.6.1 Temuan