1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
1
Proses pendidikan yang diselenggarakan secara formal di sekolah dimulai dari pendidikan formal yang paling dasar sampai perguruan tinggi tidak lepas dari
kegiatan belajar yang merupakan salah satu kegiatan pokok, dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah
dilakukan seusia manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus ditunjang oleh
kemampuan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu terapan maupun ilmu pengetahuan dasar secara seimbang. Salah satu usaha untuk meningkatkan
penguasaan pengetahuan dasar adalah dengan meningkatkan keterampilan berbahasa. Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia yaitu dari aspek
kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkanmenyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,” diakses
pada 2 Mei 2011 pukul 14:07 dari http:www.inherent-dikti.netfilessisdiknas.pdf
2
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional atau bahasa negara. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia berorientasi pada hakikat
pembelajaran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya.
2
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik lisan
maupun tulis, serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia. Secara umum tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: 1
Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, 2 Menghargai dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, 3 Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif, untuk berbagai tujuan,
4 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, 5 Menikmati dan memanfaatkan karya
sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, 6 Menghargai dan
membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
3
Melalui pembelajaran bahasa Indonesia siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk menangkap makna dari sebuah pesan atau informasi yang
disampaikan, serta memiliki kemampuan untuk menalar dan mengemukakan
2
Departemen Pendidikan Nasional , “Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia ,”
diakses pada
16 Juni
2011 pukul
10.35 dari
http:www.puskur.netdownloadkbksmpBahasaSastraIndonesia.pdf
3
Badan Standar Nasional Pendidikan , “Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMPMTs,”
diakses pada 16 Juni 2011 pukul 11:24 dari http:masdwijanto.files.wordpress.com201103buku-standar-isi-
smp.pdf
3
kembali pesan atau informasi yang diterimanya. Siswa juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan
perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik. Kompetensi tersebut dapat dicapai melalui proses pemahiran yang dilatih dan dialami dalam kegiatan
pembelajaran. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan
pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah keterampilan menulis. Menulis sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat
produktif-aktif merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara tertulis. Siswa akan terampil
mengorganisasikan gagasan dengan runtut, menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan ejaan dan tanda baca yang benar, serta menggunakan
ragam kalimat yang variatif dalam menulis jika memiliki kompetensi dalam menulis karangan dengan baik.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, seorang penulis harus terampil memanfaatkan grafologi,
struktur bahasa, dan kosakata.
4
Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi
pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan
mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif.
4
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Bandung: Angkasa, 2008, h. 3.
4
Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, serta struktur kalimat.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas, ditemukan bahwa menulis sering menjadi suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat
respon yang baik dari siswa. Siswa tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis. Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis
dimulai. Mereka terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai atau mengawali paragraf. Siswa kerap menghadapi sindrom kertas
kosong blank page syndrome tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang diinstruksikan gurunya.
Keterampilan menulis terkadang hanya diajarkan pada saat pembelajaran menulis di kelas, pahadal pembelajaran keterampilan menulis dapat dipadukan
atau diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran keterampilan yang lainnya di kelas. Pengintegrasian ini dapat bersifat internal maupun eksternal.
Pengintegrasian internal berarti pembelajaran menulis diintegrasikan dengan pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain. Menulis dapat pula
diintegrasikan secara eksternal dengan mata pelajaran lain di luar mata pelajaran bahasa Indonesia.
Menulis merupakan suatu keterampilan, dan keterampilan itu hanya akan berkembang jika dilatihkan secara terus-menerus atau lebih sering. Memberikan
kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk berlatih menulis dalam berbagai tujuan merupakan sebuah cara yang dapat diterapkan agar keterampilan menulis
meningkat dan berkembang secara cepat.
5
Pembelajaran menulis di sekolah-sekolah hendaknya diselenggarakan dengan baik dan benar. Guru sebagai komunikator dan fasilitator yang akan
menyampaikan bahan ajar kepada siswa harus terampil dan mempunyai berbagai cara ampuh untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa dengan memilih
bahan, teknik, metode, dan media yang sesuai dengan karakteristik dan tingkat kebahasaan siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan menulis
siswa adalah dengan menggunakan media yang tepat dan mampu merangsang siswa untuk menulis. Dengan menggunakan media yang tepat, informasi atau
bahan ajar dapat diterima dan diserap oleh siswa dengan baik. Ini sesuai dengan salah satu fungsi dari media pengajaran yaitu untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar. Proses belajar-mengajar meningkat dengan baik, hasil belajar- mengajar pun akan meningkat.
Dalam penelitian ini, penulis memilih alternatif lain, yaitu penggunaan media yang ada di lingkungan belajar siswa, berupa teks wacana dialog sebagai
bahan pertimbangan untuk dijadikan sebuah penelitian. Menurut penulis, dengan menggunakan teks wacana dialog, siswa akan tergugah dan mudah memperoleh
gambaran cerita, serta mampu mengembangkannya ke dalam bentuk karangan narasi. Adapun karangan narasi yang dipilih untuk dikembangkan oleh para siswa
adalah narasi ekspositoris sebagai narasi yang menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa atau kejadian.
Bertolak dari pertimbangan-pertimbangan di atas, maka penulis merumuskan sebuah penelitian dalam skripsi yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Narasi dengan Media Teks Wacana Dialog: Penelitian
6
Tindakan pada Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri 38 Jakarta Tahun Pelajaran 2011-2012.
Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memacu siswa untuk menuangkan ide, gagasan, pikiran, dan pendapat berdasarkan teks dialog yang akan
dikembangkan siswa ke dalam bentuk karangan narasi.
B. Identifikasi Masalah