Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Kriteria Penilaian Menulis Karangan Narasi

47

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini merupakan catatan harian guru. Catatan ini dibuat guru segera setelah proses pembelajaran berakhir. Dengan catatan lapangan ini, guru dapat mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas selama pembelajaran berlangsung.

4. Lembar Tes Kemampuan

Lember tes kemampuan ini diberikan kepada siswa pada setiap siklus. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan mengguanakan media teks wacana dialog. Lembar tes ini berupa kertas folio bergaris. Setiap tes mulai dari siklus pertama sampai siklus terakhir dikumpulkan dalam sebuah map sehingga dari kumpulan ini terlihat proses pembelajaran menulis siswa, apakah ada peningkatan atau tidak. Selain itu, dengan kumpulan ini guru bisa melihat letak kesalahan siswa dalam menulis karangan narasi, baik dari segi ejaan, diksi, dan lain-lain.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai pelaksana penelitian. Sedangkan guru matapelajaran bahasa Indonesia berperan sebagai pengamat atau observer. Peneliti yang merancang kegiatan pembelajaran, termasuk membuat observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa, jurnal siswa, catatan lapangan, tes kemampuan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. Dalam hal ini, guru matapelajaran bahasa Indonesia yang akan 48 membentu peneliti dalam melakukan pengamatan langsung pada saat proses pembelajaran.

F. Prosedur Pengolahan Data

1. Pengumpulan Data

Pada tahap ini, semua data-data yang sudah diperoleh dari penelitian dikumpulkan yang kemudian diolah dan diinterpretasikan. Secara garis besar hasil pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut. a. studi pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui kondisi awal yang akan dijadikan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan; b. pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap siklus I; c. pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap siklus II; d. pelaksanaan, analisis, dan refleksi sampai siklus yang benar-benar stabil dan berhasil; e. observasi aktivitas siswa berdasarkan kategori pengamatan yang telah ditetapkan selama siklus I sampai siklus yang benar-benar dianggap berhasil.

2. Analisis Data

Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu observasi, jurnal siswa, pengamatan dalam bentuk catatan lapangan, dan lembar tes siswa yang kemudian diadakan reduksi data untuk mengkategorisasikan data. Analisis data, baik data kuantitatif maupun kualitatif terlebih dahulu dianalisis kemudian dideskripsikan dengan menampilkan hasil data yang digambarkan dengan bagan atau tabel untuk selanjutnya 49 dipersentasikan. Setelah data dianalisis dan dideskripsikan, maka langkah selanjutnya yaitu direfleksikan untuk menarik kesimpulan.

3. Kategorisasi Data dan Interpretasi Data

Semua data yang diperoleh terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan, ada beberapa hal yang dilakukan peneliti, yaitu: a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan; b. Mendeskripsikan pelaksaan tindakan setiap siklus; c. Menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap tindakan untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan. Untuk mengukur daya serap siswa, Burhan Nurgiantoro mengemukakan penilaian sistem PAP skala lima, yaitu: Tabel 3.4 Penilaian Acuan Patokan Skala Lima Tingkat Penguasaan Kategori Nilai Kriteria Penilaian 85 – 100 A Baik sekali 75 – 84 B Baik 60 – 74 C Cukup 40 – 59 D Kurang – 39 E Kurang sekali 50 d. Menganalisis hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan cara menghitung persentase tiap kategori untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh setiap observer dan menghitung rata-rata persentase dari tiga pengamat sebagai berikut: Rata-rata Persentase aktivitas siswa = x 100 Jumlah siswa e. Menganalisis jurnal kesan dengan mengelompokkan kesan pendapat siswa ke dalam kelompok komentar positif, negatif, biasa, dan tidak berkomentar. Kemudian dihitung jumlah frekuensinya dan langkah selanjutnya dipersentasikan. Jumlah komentar Persentase = x 100 Jumlah siswa

G. Kriteria Penilaian Menulis Karangan Narasi

Untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi, peneliti menemukan beberapa kriteria penilaian. Kriteria ini merupakan acuan peneliti dalam menganalisis hasil karangan siswa sehingga kemempuan siswa tersebut terukur atau terlihat kemajuannya. Berikut format penilaian hasil karangan siswa: 51 Tabel 3.5 Penilaian Karangan Narasi Komponen yang Dinilai Skor Kualifikasi Bobot Skor Siswa SB B C K 4 3 2 1 Diksi Ejaan 1 1 Judul Tokoh Latar Alur 1 1 1 2 Jumlah Jumlah Skor Siswa Nilai = x 100 Total Skor Kualifikasi Keterangan: Skor Siswa = Skor Kualifikasi x bobot Skor Total Kualifikasi = 28 Deskripsi Skala Penilaian Ejaan 4 = Sangat baik – sempurna : hanya terdapat tiga kesalahan, menguasai aturan penulisan 3 = Cukup – baik : kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna 2 = Sedang – cukup : sering terjadi kesalahan ejaan, makna membeingungkan atau kabur 52 1 = Sangat kurang : terdapat banyak kesalahan ejaan, tidak menguasai aturan penulisan, tulisan tidak terbaca Diksi 4 = Sangat baik – sempurna : pilihan kata dan ungkapan tepat, menguasai pembentukan kata 3 = Cukup – baik : pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat, tetapi tidak mengganggu 2 = Sedang – cukup : sering terjadi kesalahan penggunaan kosa kata dan dapat merusak makna 1 = Sangat kurang : pengetahuan tentang penulisan kosa kata rendah Judul 4 = Sangat baik – sempurna : judul sesuai dengan tema dan isi karangan, dibuat menarik dan menggigit 3 = Cukup – baik : judul sesuai dengan tema dan isi karangan, tetapi tidak menarik 2 = Sedang – cukup : judul kurang sesuai dengan tema dan isi karangan, tetapi menarik 1 = Sangat kurang : judul tidak sesuai dengan tema dan isi karangan serta tidak menarik Tokoh 4 = Sangat baik – sempurna : terdapat tokoh yang digambarkan secara jelas dan lengkap sesuai dengan teks percakapan 3 = Cukup – baik : tokoh tidak lengkap tetapi sesuai dengan teks percakapan 53 2 = Sedang – cukup : terdapat tokoh, tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan teks percakapan 1 = Sangat kurang : tidak ada tokoh Latar 4 = Sangat baik – sempurna : latar digambarkan secara jelas dan rinci sesuai dengan teks percakapan 3 = Cukup – baik : latar digambarkan secara jelas tetapi tidak rincitidak lengkap tetapi sesuai dengan teks percakapan 2 = Sedang – cukup : latar digambarkan secara tidak jelas dan tidak rinci serta tidak sesuai dengan teks percakapan 1 = Sangat kurang : latar tidak digambarkan sama sekali Alur 4 = Sangat baik – sempurna : alur disusun secara rapi memuat awal, tengahisi, dan akhir cerita sesuai dengan teks percakapan 3 = Cukup – baik : alur disusun sesuai dengan teks percakapan tetapi tidak lengkap 2 = Sedang – cukup : alur disusun kurang sesuai dengan teks percakapan 1 = Sangat kurang : alur disusun secara kacau dan tidak sesuai dengan teks 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 15, 21, 22 Juli 2011. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu teknik yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran keterampilan menulis di Madrasah Tsanawiyah Negeri 38 Jakarta. Teknik pembelajaran keterampilan menulis ini dikembangkan melalui prosedur sebagai berikut: 1. Analisis kebutuhan belajar melalui keinginan dan kesenjangan yang dirasakan dan dinyatakan guru maupun siswa. 2. Perumusan tujuan pembelajaran menulis. 3. Penyusunan komponen program pembelajaran menulis berupa rumusan hipotesis teknik pembelajaran menulis. 4. Pengujian teknik pembelajaran menulis dengan menggunakan media teks wacana dialog secara empiris pada siklus 1. 5. Perbaikan-perbaikan yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran selama proses siklus 1. 6. Pengujian teknik pembelajaran menulis dengan menggunakan media teks wacana dialog secara empiris pada siklus 2. 7. Perbaikan-perbaikan yang diharapkan dalam kegiatan pembelajaran selama proses siklus 2.

Dokumen yang terkait

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS DRAMA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 28 63

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS DRAMA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 17 49

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 11 59

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 4 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN STRATEGI CRITICAL INCIDENT PADA SISWA KELAS VIIB MTs NEGERI BENDOSARI SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA TEKS WACANA DIALOG PADA SISWA KELAS VIIA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA TEKS WACANA DIALOG PADA SISWA KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA TEKS WACANA DIALOG PADA SISWA KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA.

0 0 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B MTs Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VII B MTs Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Dengan Media Gambar Pada Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

1 3 17