32
pada bahasa lisan, sebagaimana banyak terdapat dalam wacana seperti percakapan, wawancara, komentar, dan ucapan-ucapan.
54
Wacana merupakan rekaman kebahasaan yang utuh tentang peristiwa komunikasi. Komunikasi sendiri dapat melalui dua cara, yaitu dengan bahasa lisan
dan bahasa tulis. Apa pun bentuknya, wacana selalu memuat penyapa pembicara dan pesapa pendengar. Dalam wacana lisan, penyapa adalah pembicara,
sedangkan pesapa adalah pendengar.
55
Bisa dikatakan, wacana lisan ini dapat berbentuk teks percakapanteks wawancara yang biasa disebut dengan teks
wacana dialog. Untuk keperluan penelitian ini, peneliti memilih media cetak atau media
tulis berupa teks wacana dialog. Peneliti menganggap media teks wacana dialog berupa teks percakapan adalah media yang dapat membantu pengajaran menulis
di sekolah, terutama menulis karangan narasi. Hal ini disebabkan karena wacana dialog merupakan media yang mudah diperoleh, murah, dan tidak perlu peralatan
khusus yang harus dibawa ke ruang kelas. Setiap orang akan mudah memperoleh wacana tersebut. Melalui media ini para siswa dituntut untuk bisa menceritakan
kembali isi dialog ke dalam bentuk karangan narasi.
E. Pembelajaran Menulis dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Sebuah kebijakan baru yang dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
diubahnya kurikulum yang lama dan digantikan dengan kurikulum yang baru
54
I Dewa PW dan M. Rohmadi, Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, h. 68
55
Ibid, h. 70
33
yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
56
Secara umum, pembelajaran menulis dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia bertujuan untuk:
a. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa menggunakan dan
sastra Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial;
b. Siswa memiliki disiplin dan ketertiban dalam berpikir dan berbahasa
berbicara dan menulis; c.
Siswa mampu menyalurkan potensi intelektual, gagasan, dan imajinasi secara kreatif dan konstruktif.
57
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang seharusnya dimiliki oleh setiap siswa. Pembelajaran menulis di sekolah
diharapkan dapat menghasilkan individu yang berkemampuan baik dalam menulis.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, standar kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh siswa kelas VII semester 2 setelah mengikuti
pembelajaran menulis adalah siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran,
56
Madrasah Tsanawiyah Negeri 38 Jakarta, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun Pelajaran 2009-2010 Jakarta: Tidak diterbitkan, 2009, h. 1
57
Didin Widyartono , “Pembelajaran Bahasa Indonesia,” diakses pada 16 Juni 2011 pukul 11:46
dari http:endonesa.wordpress.comajaran-pembelajaranpembelajaran-bahasa-indonesia
34
gagasan, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan, antara lain yaitu menulis narasi melalui teks wawancara, menulis pesan singkat, menulis puisi yang
berkenaan dengan keindahan alam, dan menulis puisi yang berkenaan dengan peristiwa yang dialami.
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Sasaran dan penilaian pada penelitian ini adalah siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 38 Jakarta pada kelas VII-2 tahun ajaran 2011-2012 di
semester genap. Jumlah siswa sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki- laki dan 14 siswa perempuan. Subjek tersebut dipilih berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII-2 Madrasah Tsanawiyah Negeri 38 Jakarta. Penelitian ini menitikberatkan
pada kemampuan menulis karangan narasi siswa yang dikembangkan melalui media teks wacana dialog.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action
Research. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan kuantitatif, karena peneliti berupaya mengkaji lebih dalam mengenai
peningkatan dari hasil belajar keterampilan menulis narasi dengan menggunakan media teks wacana dialog dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yang bertujuan
untuk membantu siswa menuangkan ide dan gagasan dengan baik. Penelitian Tindakan Kelas menurut Ghony adalah salah satu strategi
pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Bisa