4. Bakhil
Bakhil artinya kikir. orang yang kikir adalah orang yang sanagt hemat dengan apa yang menjadi miliknya tetapi hematnya sangat dan
sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk orang lain.
29
Dari uraian di atas maka akhlak dalam bentuk pengamalannya dibedakan menjadi dua yaitu akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak
yang sesuai dengan perintah Allah dan rasulnya akan melahirkan perbuatan yang baik, maka itulah yang dinamakan akhlak terpuji,
sedangkan jika akhlak sesuai dengan apa yang dilarang oleh Allah dan rasulnya dan akan melahirkan perbuatan yang buruk, maka itu yang
dinamakan akhlak tercela.
4. Tujuan Pendidikan Akhlak
Setiap kegiatan yang dilakukan seseorang ataupun sekelompok orang sudah barang tentu mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai,
termasuk juga dalam kegiatan pendidikan, yaitu pendidikan akhlak. Tujuan merupakan landasan berpijak, sebagai sumber arah suatu kegiatan,
sehingga dapat
mencapai suatu
hasil yang
optimal. Akhlak manusia yang ideal dan mungkin dapat dicapai dengan usaha
pendidikan dan pembinaan yang sungguh-sungguh, tidak ada manusia yang mencapai keseimbangan yang sempurna kecuali apabila ia
mendapatkan pendidikan dan pembinaan akhlaknya secara baik. Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk
manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana,
sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki
keutamaan al-fadhilah. berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan
29
Moh Ardani, Akhlak Tasawuf..., h. 57-59
pelajaran, aktifitas merupakan sarana pendidikan akhlak di atas segala- galanya.
30
Tujuan pendidikan akhlak jika diamati lebih lanjut tentang pengertian akhlak dan pendidikan akhlak di atas, maka tujuan pendidikan akhlak
sebenarnya ialah mengembagkan potensi akhlak itu sendiri melalui pendidikan sekolah keluarga dan msyarakat. Potensi yang akan
dikembangkan adalah potensi yang baik. Adapun tujuan pendidikan akhlak secara spesifik telah dirumuskan
oleh para ahli Pendidikan Agama Islam diantaranya sebagi berikut: a.
Menurut Moh Atiyah Al-Abrasyi mengatakan bahwa “tujuan pendidikan akhlak adalah membentuk manusia bermoral baik, sopan
dalam perkataan dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, berperangai, bersifat sederhana, sopan, ikhlas, jujur dan suci.
31
b. Menurut Al-Ghazali tujuan pendidikan akhlak adalah membuat amal
yang dikerjakan menjadi nikmat, sesorang yang dermawan akan merasakan lezat dan lega ketika memberikan hartanya dan ini
berbeda dengan orang yang memberikan hartanya karena terpaksa. Seseorang yang merendahkan hati, ia merasakan lezatnya tawadhu.
32
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan akhlak dalah agar manusia mempunyai budi pekerti yang luhur dan mulia,
taat kepada Allah, penciptaannya dan berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk lainnya sesuai dengan ajaran Allah dan Rasullnya.
30
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia 2006, cet. V h. 90
31
Moh. Atiyah Al-Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1984, Cet IV, h. 104
32
Bambang Trim, Menginstal Akhlak Anak..., h 7
C. Pembentukan Kepribadian Muslim
1. Pengertian Kepribadian Muslim
Secara etimologi “kepribadian” berasal dari bahasa latin, yaitu kata persona yang berarti topeng. pada awalnya kata topeng ini digunakan oleh
para pemain sandiwara. Kemudian lambat laun kata ini menjadi suatu istilah yang mengacu pada gambaran sosial yang dimiliki seseorang.
33
Kata pribadi diartikan sebagai keadaan manusia orang perorang, atau keseluruhan sifat-sifat merupakan watak perorang. Kepribadian adalah
sifat hakiki yang bercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang lainbangsa lain. Dalam pengertian umum,
kepribadian dipahami sebagai tampilan sikap pribadi atau ciri khas yang dimiliki seseorang atau bangsa.
34
Sedangkan pengertian kepribdian menurut menurut istilah terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli psikologi antara lain:
a. Menurut May, kepribadian sesuatu yang menjadikan seseorang berlaku
efektif atau sesuatu yang dapat member pengaruh perbuatan-perbuatan selainnya. Dalam bahasa psikologi dikatakan perbuatan-perbuatan
selainnya. Dalam bahasa psikologi dikatakan sebagai stimulus social yang utama yang terdapat pada diri seseorang.
b. Dashiel mendefinisikan sebagaimana yang dikutip oleh crow and crow
bahwa kepribadian adalah keseluruhan gambaran tingkah laku yang teroganisir, terutama sebagaimana yang dapat dihayati oleh orang-orang
sekitarnya, dalam bentuk cara hidup yang hidup. c.
Allpor mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri atas berbagai sistem psikopisik yang bekerja
sebagai penentu tunggal dalam penyesuaian diri pada lingkungan.
35
33
Rafy Sapuri, Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009. h. 149
34
Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996, cet. 2, h. 89
35
Ramayulis, Psikologi Agama, Jakarta; Kalam Mulia, 2002 hal 106