Tujuan Pendidikan Agama Islam

B. Pendidikan Akhlak

1. Pengertian Pendidikan akhlak

Kata akhlak barasal dari bahasa arab berupa jama atau bentuk ganda dari kata khuluq yang secara etimologis bararti budi pekerti, perangai tingkah laku, atau tabiat. Istilah akhlak mengandung arti persesuaian dengan kata khalq yang berarti pencipta, dan makhluq yang berarti yang diciptakan. yang berarti. 17 Baik kata akhlak atau khuluq kedua-duannya dapat dijumpai didalam Al-Q ur’an sebagai berikut:     “Dan sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang agung ” Q.S Al-Qalam:4 Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yang dikutip dalam bukunya asmaran as mengatakan bahwa ahklak adalah kebiasaan kehendak. Ini berarti kehendak itu bisa dibiasakan akan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Contohnya: bila kehendaknya itu dibiasakan memberi, maka kebiasaannya itu ialah akhlak dermawan. Di dalam ensiklopedia pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan kesadaran etika dan moral yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia. 18 17 Sudirman Tebba, Seri Manusia Malaikat, Yogyakarta: Scripta Perenia,2005, Cet. I, h. 65 18 Asmaran as, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994,Cet ke.2. h.2 Menurut kamus besar bahasa Indonesia 1989 budi pekerti ialah tingkah laku, perangai, akhlak. Budi pekerti mengandung makna prilaku yang baik, bijaksana dan manusiawi. Di dalam perkataan itu tercermin sifat, watak seseorang dalam perbuatan sehari-hari. Budi pekerti sendiri mengandung pengertian yang positif. 19 Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antra hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral yang terdapat dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna. 20 Menurut Ibn Maskawai akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 21 Iman Ghazali menjelaskan bahwa akhlak itu ialah suatu istilah tentang bentuk batin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat bertingkah laku, bukan karena suatu pemikiran dan bukan pula karena suatu pertimbangan. 22 Seorang ulama mendefinisikan akhlak sebagai berikut: sesungguhnya akhlak itu ialah kemamuan azimah yang kuat tentang sesuatu yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi adat yang membudaya, yang mengarah pada kebaikan atau keburukan. Terkadang adat itu terjadi secara 19 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, h.346 20 Zakiah Daradjat,Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta: Ruhama, 1995, h.. 10 21 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2001, h. 3 22 Usman Said. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi AgamaLAIN, 1981, h. 53 kebetulan tanpa disenagja atau dikehendaki. Mengenai yang baik atau yang buruk, hal itu tidak dinamakn akhlak. 23 Sedangkan pendidikan akhlak merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja, sistematis untuk mendorong, membantu serta mambimbing seseorang dalam mengembangkan segala potensinya serta mengubah diri sendiri kepada kualitas yang lebih tinggi. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, terdapat lima ciri dalam perbuatan akhlak, yaitu sebagai berikut: 1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. 2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. 3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri seseorang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. 4. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau bersandiwara. 5. Perbuatan akhlaka adalah perbuatan ikhlas yang dilakukan semata-mata hanya karena Allah. Dari beberapa keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam rangka mengembangkan potensinya dan mengubah diri menjadi berakhlak berprilaku sesuai dengan ketentuan-ketentuan ajran Islam.

2. Dasar Pendidikan Akhlak

Dasar pendidikan akhlak secara spesifik terdapat dalam Al- Qur’an dan Hadist. Kedua sumber hukum Islam ini yang berkenaan dengan pentingnya pendidikan akhlak bagi anak didik. Ayat al- Qur’an dan hadist yang berkenaan dengan akhlak, ialah:      23 Bambang Trim, Menginstal Akhlak Anak, Jakarta: PT Grafindo Media Pratama, 2008, h. 6 ”Agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan yang dahulu” Q.S Asy- Syu’ara 137 “Sesungguhnya Aku diutus di muka bumi untuk menyempurnakan akhlak ” HR. Ahmad 24 Ayat al- Qura’an dan hadist di atas mengisyaratkan bahwa akhlak merupakan ajaran yang diterima Rasulullah dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi umat yang pada saat itu dalam kejahiliyahan dan Rasulullah diutus ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak yang diajarkan didalam Al- Qur’an bertumpu kepada aspek fitrah yang terdapat dalam diri manusia dan aspek wahyu agama, kemudian kemauan dan tekad manusiawi. Pendidikan akhlak dapat dikembangkan melalui beberapa cara, yaitu: a. Menumbuh kembangkan dorongan dari dalam, yang bersumber pada iman dan takwa, untuk ini perlu pendidikan agama. b. Meningkatkan pengetahuan tentang akhlak lewat ilmu pengetahuan, pengamalan dan latihan, agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. c. Meningkatkan pendidikan kemauan, yang menumbuhkan pada manusia kebebasan memilih yang baik dan melaksanakannya. selanjutnya kemamuan itu akan mempengaruhi pikiran dan perasaan. d. Latihan untuk melakukan yang baik serta mengajak orang lain untuk bersama-sama melakukan perbuatan baik tanpa paksaan. e. Pembiasaan dan pengulangan melaksanakan yang baik, sehingga perbuatan baik itu menjadi keharusan moral dan perbuatan akhlak 24 Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Hadits, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet. 1. h 275

Dokumen yang terkait

Minat membaca buku pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah (MTS) Islamiyah Ciputat: studi kasus pada siswa Kelas VII MTs Islamiyah Ciputat

2 99 121

Fungsi pendidikan kewarganegaran (PKn) dalam membentuk kepribadian peserta didik (studi kasus MTs AI Bahri Jakarta Timur)

0 10 62

Fungsi masjid jami Al-Anwar sebagai lembaga pendidikan dalam membentuk kepribadian muslim : studi kasus pada anggota Remaja Masjid Jami Al-Anwar di jalan Mampang Prapatan X1

0 5 89

INTERAKSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PESERTA DIDIK DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Interaksi guru pendidikan agama islam dan peserta didik dalam membentuk kepribadian muslim di sekolah menengah kejuruan (smk) negeri 1

0 1 17

INTERAKSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN PESERTA DIDIK DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Interaksi guru pendidikan agama islam dan peserta didik dalam membentuk kepribadian muslim di sekolah menengah kejuruan (smk) negeri 1

0 1 24

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK : STUDI SURAT AL-FURQON AYAT 63-64 DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM.

0 10 139

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FIKIH BERBASIS KURIKULUM 2013 DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ISLAM SISWA KELAS VII MTs. DARUL ULUM NGANJUK.

0 0 183

Silabus Akidah Akhlak Kelas VII MTs

0 1 20

Silabus Akidah Akhlak Kelas VII MTs

0 2 22

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BERBASIS KARAKTER PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK KELAS VII ( Studi pada MTs Al-Khairiyah Talang padang ) - Raden Intan Repository

0 0 16