Hasil Aktivitas Belajar Matematika Siswa

untuk melihat aktivitas siswa pada saat menggunakan model pembelajaran Treffinger. Setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Treffinger selama siklus I dan siklus II, diperoleh data mengenai rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa. Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II dilihat dari masing-masing indikatornya dapat diketahui dari tabel berikut ini. Tabel 4.11 Perbedaan Persentase Aktivitas Belajar Matematika Tiap SIklus No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II 1 Kesiapan menerima pembelajaran 82.05 92.31 2 Mendengarkan memperhatikan penjelasan guruteman 85.26 91.03 3 Bertanya pada saat proses pembelajaran berlangsung 42.95 75.64 4 Mengemukakan pendapat ketika diberi kesempatan 62.82 76.28 5 Mengerjakan LKS kelompok 92.95 94.23 6 Mencatat penjelasan yang disampaikan guru 94.87 92.31 7 Berani mempresentasikan hasil LKSdiskusi kelompok 10.9 12.18 Berdasarkan tabel yang telah diketahui di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dengan menggunakan model Treffinger meningkat setiap siklusnya, kecuali pada aktivitas yang keenam yaitu mencatat penjelasan yang disampaikan guru. Hal ini disebabkan karena sebagian besar siswa sudah merasa jenuh dan bosan pada proses pembelajaran, sehingga mereka lebih memilih untuk melihat catatan temannya dari pada menulis catatan di dalam kelas. Pada aktivitas yang ketiga, bahwa aktivitas tersebut meningkat lebih pesat dari pada aktivitas yang lainnya, hal ini disebabkan karena materi pada siklus II lebih sulit dibandingkan dengan materi pada siklus I, sehingga sebagian siswa sering bertanya tentang materi yang mereka belum pahami. Adanya peningkatan aktivitas belajar matematika pada siklus II juga dapat dilihat pada nilai rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar 8,88, pada siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar 67.40 sedangkan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa sebesar 76.28 .

3. Wawancara

Pada siklus I wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa yang merupakan perwakilan dari siswa kemampuan tinggi S1, sedang S2 dan rendah S3. Hasil wawancara yang dilakukan pada siklus I bahwa perwakilan siswa yang berkemampuan tinggi dapat mendengarkan penjelasan dari guru meskipun siswa tersebut terkadang merasa terbebani, tapi bagi siswa matematika merupakan sebuah tantangan yang harus dikerjakan. Perwakilan dari siswa yang berkemampuan rendah mengatakan bahwa mereka terkadang mendengarkan penjelasan dari guru ketika mood mereka lagi bagus, menurut mereka matematika itu tidak sulit jika mereka berkelompok dengan siswa yang pintar. Sedangkan perwakilan dari siswa yang berkemampuan rendah mengatakan bahwa mereka sangat tidak menyukai matematika karena matematika itu sulit bagi mereka. Pada siklus II wawancara juga dilakukan dengan hanya tiga orang siswa, akan tetapi tiga orang siswa tersebut diacak lagi. Pada siklus II, secara umum hasil wawancara terhadap siswa bahwasanya siswa sangat merasa terbantu dari sumber pelajaran yang diberikan oleh guru yaitu dalam penggunaan lembar kerja siswa LKS dengan menggunakan model Treffinger, selain itu dengan menggunakan model Treffinger siswa merasa dapat meningkatkan rasa solidaritas dan merasa saling membantu antar teman sekelompok. C. Pemeriksaan Keabsahan Data Data-data yang diperoleh baik data aktivitas belajar matematika siswa maupun data hasil belajar matematika siswa diperiksa kembali kelengkapan dan keabsahannya dari berbagai instrumen yang dihasilkan. Untuk memperoleh keabsahan data aktivitas belajar matematika siswa maka digunakan metode triangulasi. Metode triangulasi merupakan metode yang dapat meningkatkan tingkat kevalidan hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai instrument penelitian sehingga menghasilkan penelitian yang benar-benar valid. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga instrumen yang akan menunjang keakuratan data hasil kemampuan komunikasi matematis siswa. Tiga instrumen tersebut adalah instrumen aktivitas belajar matematika siswa, hasil tes formatif siswa dan hasil wawancara terhadap siswa. Selanjutnya data-data tersebut diklasifikasikan berdasarkan urutan waktu tindakan penelitian, tujuannya adalah untuk memudahkan dalam mendeskripsikan data sehingga diperoleh kesimpulan yang tepat. Selain itu, untuk memperkuat kemampuan komunikasi matematis siswa penulis mengambil data lain berupa foto-foto dokumentasi hasil diskusi siswa. Berikut akan disajikan tabel mengenai peningkatan siswa setiap siklusnya yang diukur oleh aktivitas belajar matematika siswa, hasil belajar matematika siswa dan hasil wawancara siswa. Tabel 4.12 Hasil Aktivitas Belajar Matematika, Tes Formatif dan Wawancara