Keterangan: = Angka persentase
= Frekuensi yang akan dicari persentasenya = Number of Cases Jumlah frekuensiBanyaknya individu
b. Wawancara
Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat, kemudian disusun dalam bentuk rangkuman.
2. Data kuantitatif
Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa data skor. Kemampuan komunikasi
matematis siswa dapat dilihat dari perhitungan skor rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa dan persentase tiap indikator. Kemudian kemampuan
komunikasi tersebut dianalisis perindikator, yaitu writing, drawing dan mathematical exspression.
Untuk menghitung mean tiap indikator, dihitung dengan rumus:
Untuk menghitung persentase tiap indikator dihitung dengan rumus:
M. Tindak LanjutPengembangan Perencanaan Tindakan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran dengan model Treffinger. Model Treffinger diduga merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat meningkatkan komunikasi matematis siswa. Di dalam penelitian ini terjadi 2 siklus, tiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah peneliti melakukan analisis pada tindakan siklus I ternyata indikator keberhasilan komunikasi matematis
siswa belum meningkat, kemudian peneliti melanjutkan tindakan siklus II. Di dalam siklus II peneliti menemukan bahwa hasil indikator keberhasilan
komunikasi matematis meningkat dan peneliti menghentikan penelitian ini pada siklus II.
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan untuk orang banyak. Selain itu peneliti juga berharap adanya penelitian lebih
lanjut yang dapat mengemukakan faktor ataupun menggunakan kegiatan lain yang dapat meningkatkan komunikasi matematis siswa dengan tujuan agar proses
pembelajaran matematika dapat terlaksana dengan baik.