3. Aspek-Aspek Self-control Kontrol perilaku behavior control

38 tingginya kemampuan mengontrol dirinya. Oleh sebab itu, bila orang tua menerapkan sikap disiplin kepada anaknya secara intens sejak dini, dan orang tua tetap konsisten terhadap semua konsekuensi yang dilakukan anak bila ia menyimpang dari yang sudah ditetapkan, maka sikap kekonsistenan ini akan didinternalisasi anak. Di kemudian akan menjadi kontrol diri baginya.

2.4. Kerangka Berfikir

Agresivitas dapat dilakukan oleh siapa saja, bukan hanya masyarakat sipil biasa. Bahkan pegawai pemerintah penegak hukum seperti Satpol PP sekalipun berkecenderungan melakukan perilaku agresif. Tindakan ini biasanya dilakukan satpol pp saat menjalankan tugasnya. Padahal, menurut Peraturan Pemerintah RI no.32 tahun 2004, standar pelayanan Satpol PP meliputi: pelaksanaan ketentraman, pelaksanaan ketertiban, pelaksanaan penyidikan, pelaksanaan penindakan, pengawasan pelaksanaan perda, pelaksanaan operasi pembongkaran, penghentian dan penutupan. Namun, tampaknya standar pelayanan ini belum dipahami betul sehingga perilaku agresi masih sering dilakukan oleh oknum satpol pp. Karena itu, menjadi aneh bila Satpol PP yang sudah memiliki peraturan tetap namun masih terjadi tindakan agesif. Hal ini memunculkan pertanyaan, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi agresivitas Satpol PP? Setidaknya terdapat beberapa faktor munculnya agresivitas, antara lain faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu: frustasi, deindividualisasi, stress, hormon, 39 gender, dan kepribadian. Faktor eksternal yaitu: kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata, provokasi, alcohol dan obat-obatan, suhu udara, polusi udara, media, dan budaya Luthfi, 2009; BaronByrne, 2005; Krahe, 2005. Penelitian-penelitian tentang penyebab munculnya perilaku agresif telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian Glass dalam Baron Byrne, 2005 yang menyimpulkan bahwa faktor kepribadian berperan penting dalam perilaku agresif. Menurutnya bahwa kecenderungan seseorang untuk berperilaku agresif dapat dilihat dari kepribadiannya. Individu yang memilki kepribadian tipe A cenderung lebih agresif dalam banyak situasi daripada individu dengan kepribadian tipe B. Penelitian yang dilakukan oleh Juan J. Bartemi 2005 mengenai agresivitas dan kepribadian big five yang dihubungkan dengan prestasi belajar siswa, menyimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara agresivitas dan kepribadian big five dengan prestasi belajar pada siswa tingkat delapan setara dengan SMP. Kepribadian itu sendiri didefinisikan sebagai sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya Allport, 1937; dalam Ghufron, 2010. Kepribadian seseorang mempengaruhi cara individu dalam beraksi, berpikir, merasa, berinteraksi, dan beradaptasi dengan orang lain, termasuk dalam bentuk perilaku agresif Larsen Buss, 2005. Mischel 1968; dalam Friedman, 2008 menyimpulkan bahwa kepribadian itu terdiri dari struktur, antara lain adalah trait dan tipe type. Trait