Tujuan dan Manfaat Penelitian

14 tingkah laku yang diarahkan kepada tunjuan untuk menyakiti makhluk hidup lain yang ingin menghindari perlakuan semacam itu. Aggressive behavior is relatively stable as an individual characteristic, and because stable aggression predicts antisocial behavior during adolescence and adulthood for males at least Hartup, 2005. Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa agresivitas merupakan kecenderungan individu untuk berperilaku agresif, yaitu perilaku yang dimunculkan seseorang yang sifatnya menyakiti lawannya baik secara fisik maupun psikis, dengan rasa permusuhan hostility, dan kemarahan anger dengan disertai tujuan maupun tanpa tujuan. 2. 1. 2. Teori Agresi Teori agresi memberi gambaran bagaimana perilaku agresi itu muncul. Pendekatan untuk memberikan penjelasan kemunculan agresi terdiri dari 4 empat, yaitu sebagai berikut Baron Byrne, 2005:

1. Teori Bawaan

Teori bawaaan menekan pada kemunculan agresi sebagai sesuatu yang inheren terberi dalam setiap orang. 15 a. Agresi sebagai instink Kelompok ini beranggapan bahwa agresi sebagai dorongan naluriahinstingtif yang dimiliki seseorang. Setiap orang memilki instingnaluri untuk agresi. Perbedaan kemunculan agresivitas antar individu dipengaruhi dari control individu tersebut. Agresi sebagai insting merujuk pada teori psikoanalisa dengan tokoh utama Sigmund Freud. Dalam teorinya, Freud berpendapat bahwa setiap manusia memiliki insting hidup dan insting mati. Agresi adalah bentuk dari insting mati dalam Brehm Kassin, 1993. Tokoh kedua adalah Koward Lorens 1966; dalam Luthfi, 2009 yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki survivial insting, yaitu doronganinsting untuk mempertahankan hidup dengan beradaptasi dengan lingkungan. b. Genetis Kelompok ini menganggap bahwa agresi adalah sesuatu yang terdapat dalam biologis seseorang. Ada 2 tokoh yang mengembangkan pandangan ini. Yang pertama adalah Moyer dalam Davidoff, 1991 beranggapan bahwa agresivitas merupakan suatu proses yang ada didalam otak dan saraf pusat. Orang-orang yang memiliki kecenderungan agresivitas tinggi memiliki struktur dan komponen otak yang berbeda dengan orang yang agresivitasnya rendah.pokok pikiran lainnya adalah bahwa agresi terkait dengan hormon testosteron. Semakin tinggi hormone testosterone yang dimiliki oleh seseorang maka orang tersebut cenderung untuk menjadi agresif.