19
Sedangkan faktor eksternal meliputi situasi-situasi yang mendatangkan frustasi seperti serangan dari pihak lain, munculnya modelprovokator, keberadaan
cuepencetus seperti keberadaan senjata dan ketidaknyamanan yang dirasakan secara subjektif.
Agresi baru akan muncul bila seluruh faktor-faktor diatan muncul secara bersamaan. Bila salah satu faktor ternyata tidak hadir, besar kemungkinan agresi tidak akan
dimunculkan seseorang.
Gambar 2.1 Proses episodic dari The General Aggression Model Anderson Bushman, 2002
2. 1. 3. Bentuk-bentuk Agresivitas
Bentuk agresivitas mengacu pada perilaku agresi. Buss dan Perry 1992 mengelompokkan bentuk agresi tersebut kedalam empat bentuk agresi, yaitu agresi
fisik, agresi verbal, agresi dalam bentuk kemarahan anger dan agresi dalam bentuk
20
kebencian hostility. Keempat bentuk agresivitas ini mewakili komponen perilaku manusia, yaitu komponen motorik, afektif dan kognitif.
a. Agresi Fisik, merupakan komponen dari perilaku motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain secara fisik misalnya dengan menyerang dan memukul.
b. Agresi Verbal, merupakan komponen motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain, hanya saja melalui verbalisasi, misalnya berdebat, menunjukkan
ketidaksukaan dari ketidaksetujuan pada orang lain, kadang kala sering menyebarkan gossip.
c. Sikap Permusuhan, merupakan perwakilan dari komponen kognitif seperti perasaan benci dan curiga pada orang lain, merasa kehidupan yang dialami tidak adil dan iri
hati. d. Rasa Marah, merupakan emosi atau afektif seperti keterbangkitan dan kesiapan
psikologis untuk bersikap agresif, misalkan mudah kesal, hilang kesabaran dan tidak mampu mengontrol rasa marah.
Taylor Peplau 2009 membagi agresi menjadi tiga macam, yaitu: 1. Prosoial Aggression Agresi Prososial
Agresi prososial adalah tindakan agresi yang sebenarnya diatur atau disetujui oleh norma social, seperti polisi memukul penjahat.
21
2. Antisocial Aggression Agresi Antisosial Agresi antisosial adalah tindakan melukai orang lain dimana tindakan itu secara
normative dilarang oleh norma masyarakat, seperti orang yang mempunyai kekuasaan bertindak sewenang-wenang terhadap warga miskin dan tak berdaya.
3. Sanctioned Aggression Agresi yang disetujui Jenis agresi ini termasuk tindakan yang tidak diharuskan oleh norma sosial tetapi
ada di dalam batas-batasnya. Tindakan ini tidak melanggar standar moral yang diterima luas. Misalnya, pelatih yang menghukum pemain tim dengan
menyuruhnya push-up biasanya dianggap bertindak sesuai dengan haknya dan masih dalam batas yang diterima. Demikian juga wanita yang menyerang
pemerkosa.
Bond, dkk 1997 membagi agresi menjadi : 1. Affective Aggression atau Hostile Aggression rasa benci, yaitu keungkapan
kemarahan yang ditandai dengan emosi yang tinggi. Agresi ini disebut juga dengan agresi jenis panas.
2. Instrumental Aggression agresi sebagai sarana mencapai tujuan, yaitu jenis agresi ini tidak disertai emosi, misalnya polisi yang menembak kaki tahanan yang
kabur.