1. Teori Agresi Teori Bawaan
17
marah. Dan frustasi baru akan memunculkan marah bila ternyata tidak ada perilaku lain yang dapat dijadikan alternative.
c. Deprivasi Berkowitz 1995 memberikan istilah untuk kondisi kekurangan untuk deprivasi.
Keadaan kurang ini bersifat subjektif. Seseorang akan merasa kurang atau merasa cukup dengan membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain. Kondisi
kekurangan yang bersifat objektif benar-benar kekurangan disebut deprivasi absolute, sedangkan deprivasi relative adalah perasaan kurang yang dimiliki oleh
seseorang. Kondisi yang dianggap tidak sebandingkan atau tidak sama dengan yang dimiliki oleh orang lain. Dan deprivasi relative lebih berpeluang memunculkan agresi
dibandingkan dengan deprivasi absolute Myers, 2009. Tetapi yang perlu dicatat adalah kondisi deprivasi tidak serta merta mendatangkan agresi. Tetapi masih
-hal yang dapat memicu adalah peluang, kesempatan dan media massa.
d. Belajar Sosial Teori belajar sosial menekankan pada faktor yang menimbulkan agresi berasal dari
luar. Tokoh utama teori belajar sosial tentang agresi adalah Albert Bandura 1979; dalam Brehm Kassin, 1993 yaitu perilaku agresif dipelajari dari model yang
dilihat di lingkungan sosial, baik dalam keluarga, maupun media massa.
18
Selain belajar sosial dengan modeling, reward dan punishment adalah faktor yang juga memperkuat munculnya agresi. Seseorang yang merasa mendapatkan imbalan
reward dengan agresi, tentunya dia akan mengulanginya lagi dikesempatan lain.