Pengertian Profesionalisme Profesionalisme Guru Agama

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Profesionalisme Guru Agama

1. Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme guru agama berisi penjelasan tentang: pengertian professionalisme, kriteria guru agama yang professional serta faktor pendukung dan penghambat terbentuknya guru agama yang professional. ”Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi profesi adalah suatu pkerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber keahlian yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen.” 1 ”Pendapat lain mengatakan istilah profesionalisme berasal dari kata profession Bahasa Inggris dan profesie Bahasa Belanda yang sama- sama mengandung arti pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan khusus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti ”pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan atau pendidikan tertentu” 2 Menurut Volmer dan Mills 1966, Mc Culli 1969, dan Diana W. Kommers, mereka sama-sama mengartikan profesi sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dan training, bertujuan untuk menciptakan keterampilan, pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga pekerjaan dan keterampilan itu diminati, disenangi oleh orang lain, dan dia dapat 1 Kunandar, Guru Profesional, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 45. 2 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, tt, Gitamedia Press, tt, hal. 226. 7 8 melakukan pekerjaan itu dengan mendapat imbalan berupa bayaran, upah dan gaji. 3 Definisi lain menurut sosiolog, memiliki konotasi simbolik berisi nilai. ”Profesi” adalah istilah yang merupakan model bagi konsepsi pekerjaan yang diinginkan, dicita-citakan. 4 Selanjutnya Jasin Muhammad yang dikutip oleh Yunus Namsa, menjelaskan bahwa profesi adalah ”suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan tekhnik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang berorientasi pada pelayanan yang ahli”. 5 Sedangkan Tilaar mengartikan profesi sebagai, ”pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan dalam suatu hierarki birokrasi yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayanan baku terhadap masyarakat”. 6 Menurut Nana Sudjana Profesi menunjukan lapangan yang khusus dan mensyaratkan studi dan penguasaan pengetahuan khusus yang mendalam seperti bidang hukum, militer, keperawatan, kependidikan, dan sebagainya. Pekerjaan yang bersifat profesioanl adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Profesi seseorang yang mendalami hukum adalah ahli hukum seperti jaksa, hakim, dan pengacara. Profesi seseorang yang mendalami keperawatan adalah perawat sementara itu, seseorang yang menggeluti dunia pendidikan mendidik dan mengajar adalah guru, dan berbagai profesi lainnya. Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu keahlian skill dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu yang mensyaratkan kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan 3 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006, Cet. 1, hal. 3. 4 Ibid., hal. 30 5 Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia, Jakarta: Pustaka Mapan, 2006, Cet. I, hal. 29. 6 H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. I, hal. 86. 9 tertentu secara khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Profesi biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi keahlian dan kewenangan dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna. Sementara itu yang dimaksud dengan profesionalisme adalah kondisi arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang. Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dalam bidang pendidikan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan sesorang yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Denagn kata lain, pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khhusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. 7 Menurut Ahmad Tafsir mengartikan profesionalisme sebagai suatu paham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh orang yang profesional. 8 Dalam hal ini yang dimaksud orang yang profesional adalah orang yang mempunyai profesi. 7 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikullum Satuan Pendidikan KTSP Dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 43-47 8 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. IV, hal. 107. 10 Selanjutnya profesionalisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti, ”kualitas, mutu dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi. 9 Profesionalisme pada umumnya menunjuk pada bentuk pekerjaan profesional. Seorang profesional menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesi atau dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap yang sesuai dengan tuntutan profesinya. Seorang profesional akan terus menerus meningkatkan mutu karyanya secara sadar, melalui pendidikan dan pelatihan. 10 Menurut Surya, guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu, juga ditunjukan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan pengabdiannya. Guru yang profesional mempunyai tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral, dan spiritual. Tanggung jawab pribadi yang mandiri yang mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru memahamidirinya sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memilik kemampuan interaktif yang efektif. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menujang tugas-tugasnya. Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral. 11 Profesi dalam pandangan Islam harus dijalankan dengan sebaik- baiknya mengingat profesi adalah amanat yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya dan harus dilakukan secara benar oleh orang yang ahli agar tidak terjadi kehancuran. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. 9 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 627. 10 H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, hal. 86. 11 Kunandar, hlm 48 11 “Apabila pekerjaan yang diserahkan kepada seseorang bukan profesinya ahlinya, maka tunggulah suatu kehancuran” HR. Bukhari 12 Hadis ini menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia sebagai kholifah di muka bumi ini mempunyai tanggung jawab yang besar lepada pemimpinnya, hadis ini juga mengandung makna bahwa keprofesionalan seseorang itu harus berdasarkan pada kebijakan ide-ide pembaharuan yang mampu membawa sasaran mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu segala sesuatu harus dikelola dan dipegang oleh orang yang benar-benar ahlinya agar tidak terjadinya kehancuran. Kemudian yang dimaksud dengan guru adalah seorang pendidik yang memberikan seperangkat ilmu pengetahuan kepada peserta didik di sekolah. Ia adalah orang yang berpengalaman di bidang profesinya. Dengan keilmuan yang dimilikinya ia dapat menjadikan peserta didiknya menjadi cerdas. 13 Guru yang profesional dapat dilihat dari ilmu, kemampuan teknis, komitmen moral yang tinggi terhadap tugasnya.ilmu pengetahuan dan kaitannya dengan guru yang profesional adalah guru yang memiliki pengetahuan dalam bidang yang diajarkannya, sehingga memungkinkan dia untuk mentransformasikan ilmu kepada peserta didiknya. Ciri-ciri profesi adalah: a. Mempunyai komitmen pada pekerjaan. b. Menguasai secara mendalam pekerjaan tersebut atau ahli. c. Bertanggung jawab dalam pekerjaan. d. Mampu berpikir sistematis e. Mahir dalam jabatan yang diembannya. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan guru yang profesional adalah orang yang mempunyai kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuannya secara maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih 12 Sahih Bukhari, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1997, Jilid I, hal, 189. 13 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikand alam Perspektif Islam, hal. 113. 12 dengan baik serta memiliki pengalaman yang kaya dalam bidang pendidikan, terdidik dan terlatih di sini bukan hanya memperoleh pendidikan formal, tetapi juga harus menguasai berbagai strategi atau tekhnik dalam kegiatan belajar mengajar serta menguasai materi pelajaran dan mengetahui berbagai tekhnik evaluasi.

2. Kriteria Guru Profesional