Tabel 4.12 Perbandingan Koefisien Regresi antara Kelompok Laki-laki dan Perempuan
IV b
lk
b
pr
Beta
lk
Beta
pr
Self-Esteem 0,124
-0,090 0,123
-0,094 Health-Specisif Self-Efficacy
0,234 0,202
0,229 0,213
Internal Health Locus of Control 2,036
0,036 0,036
0,038 External Health Locus of Control
0,112 0,155
0,108 0,172
Extraversion -0,049
-0,217 -0,044  -0,277
Agreeableness -0,006
-0.009 -0,006  -0,010
Conscientiousness 0,108
0,223 0,100
0,217 Neoriticsm
0,049 0,021
0,046 0,025
Openness 0,142
0,401 0,130
0,502 Kelas Sosial Ekonomi Orang Tua
2,259 0,778
0,147 0,051
Ket : b
lk
= b laki-laki b
pr
= b perempuan Beta
lk
= Beta laki-laki Beta
pr
= Beta perempuan
Penjelasan  dari  tabel  4.13  perbandingan  koefisien  regresi  antara  kelompok laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut:
1.  Variabel  Self-Esteem:  pada  kelompok  laki-laki  self-esteem  memiliki
pengaruh  yang  lebih  besar  dibandingkan  perempuan  terhadap  perilaku  sehat dan  keduanya  tidak  signifikan.  Dan  pada  kelompok  laki-laki  self-esteem
berpengaruh secara positif, sedangkan perempuan berpengaruh secara negatif. Terdapat  perbedaan  pengaruh  self-esteem  pada  kelompok  laki-laki  dan
perempuan terhadap perilaku sehat. Hal  ini sesuai dengan  yang diungkapkan dalam  Vaselska  dkk  2008    yaitu  negatif  self-esteem  terlihat  memainkan
peranan penting dalam merokok dan penggunaan obat-obatan dikalangan anak laki-laki. Pada hasil penelitian ini hubungan antara perilaku beresiko dan self-
esteem  negatif    secara  statistik  signifikan  hanya  di  kalangan  anak  laki-laki, sebuah  fakta  yang  konsisten  dengan  asumsi  bahwa  self-esteem  yang  negatif
terkait dengan masalah perilaku lebih sering diantara anak laki-laki Mann et al.,  2004.    Self-esteem  yang  negatif  di  kalangan  anak  laki-laki  lebih  sering
menyebabkan  eksternalisasi  masalah,  sementara  di  kalangan  perempuan, terutama  untuk  masalah  internalisasi  Gjerde,  Blok,    Blok,  1988.
Perempuan dengan self-esteem rendah atau  negatif  mungkin  lebih cenderung memiliki  masalah  internalisasi  depresi,  gangguan  makan,  kecemasan
daripada  pria.  Sebaliknya,  anak  laki-laki  dengan  self-esteem  rendah  atau negatif  lebih  cenderung  memiliki  masalah  eksternalisasi  agresi,  kekerasan,
kesehatan  terkait  perilaku  beresiko  dibandingkan  anak  perempuan Leadbeater,  Kuperminc,  Blatt,    Hert
og,  1999.  Jadi,  perasaan  rendah  diri tampaknya  memiliki  konsekuensi  yang  berbeda,  tergantung  pada  jenis
kelamin. Dalam penelitian ini self-esteem berpengaruh secara negatif terhadap perilaku  sehat  pada  kelompok  perempuan  tetapi  tidak  signifikan.  Jika  dilihat
dari asumsi di atas, bahwa perempuan dengan self-esteem rendah atau negatif mungkin  lebih  cenderung  memiliki  masalah  internalisasi  depresi,  gangguan
makan,  kecemasan  daripada  pria.  Sedangkan  dalam  penelitian  ini  perilaku sehat  terdiri  dari  perilaku  merokok,  konsumsi  alkohol,  perilaku  diet  dan
perilaku olahraga.
2.  Variabel  Health-Specific  Self-Efficacy:  pada  kelompok  laki-laki  health-
specific  self-efficacy  memiliki  pengaruh  yang  lebih  besar  dibandingkan
perempuan terhadap perilaku  sehat, pada kelompok laki-laki  variabel health- specific  self-efficacy  berpengaruh  signifikan  terhadap  perilaku  sehat
sedangkan  pada  kelompok  perempuan  tidak  signifikan,  dan  pada  kelompok laki-laki  health-specific  self-efficacy  merupakan  variabel  yang  paling
berpengaruh  terhadap  perilaku  sehat.  Dan  baik  pada  kelompok  laki-laki maupun  perempuan  health-specific  self-efficacy  berpengaruh  secara  positif.
Variable  health-specific  self-efficacy  merupakan  variabel  yang  paling berpengaruh terhadap perilaku sehat pada kelompok laki-laki,  asumsi penulis
mungkin hal ini karena laki-laki itu lebih rentan terhadap perilaku sehat yang buruk,  jadi dengan  memiliki health-specific self-efficacy tinggi  mereka  yakin
bahwa diri  mereka  mampu untuk  melakukan perilaku sehat sehingga  mereka akan berusaha menjaga dan meningkatkan perilaku sehat mereka, dan mampu
menghadapi  rintangan  yang  ada.  Karena  pada  dasarnya  self-efficacy mempengaruhi  perilaku  individu  dalam  cara  yang  berbeda:  pertama,  self-
efficacy  mempengaruhi  perilaku  pilihan.  Orang  cenderung  untuk  terlibat dalam  tugas-tugas  di  mana  mereka  merasa  kompeten  dan  percaya  diri  dan
menghindari  di  mana  mereka  tidak  merasa  kompeten.  Kedua,  self-efficacy dapat  membantu  menentukan  berapa  banyak  usaha  orang  untuk  mengahdapi
rintangan  dan  berapa  lama  mereka  akan  bertahan.  Ketiga,  keyakinan  self- efficacy mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional individu Kumar dan
Lal,  2006.  Jadi  semakin  mereka  yakin  bahwa  dirinya  mampu  melakukan