Pengukuran Perilaku sehat Hipotesis Penelitian

tiga dimensi kepribadian. Pria terlibat lebih dalam aksi kekerasan, penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, ganja dan penggunaan narkoba lainnya dibandingkan dengan wanita. 6 Conway, T. L. dkk 1992 - Conscientiousness, agreebleness dan extraversion merupakan tiga elemen penting dari kepribadian yang memprediksi perilaku sehat. 7 Rohman, A t.t. - Tingkat perilaku merokok pada remaja berada pada tingkatan sedang. - Status sosial ekonomi orang tua remaja adalah bawah. - Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dan tingkat perilaku merokok remaja. 8 Holopainen Sulinto 2005 - Tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dan perilaku sehat remaja.

4.2. Pengukuran Perilaku sehat

Berikut ini pengukuran perilaku sehat pada beberapa penelitian terdahulu : 1. Von, AH. D. dkk. 2004 mengukur perilaku sehat dengan menggunakan kuesioner self-report tentang perilaku sehat umum seperti konsumsi alkohol, perilaku merokok, aktivitas fisik and perilaku pola makangi i, perilaku keselamatan umum dan perilaku perlindungan dari sinar matahari. 2. Allison, K.R. dkk. 1999 mengukur perilaku sehat beresiko berdasarkan beberapa perilaku yaitu physical inactivity, daily smoking, heavy dringking, dan semua perilaku beresiko. 3. Lant dkk. 1998 mengukur perilaku sehat dari informasi self-report responden berdasarkan 4 perilaku yaitu merokok, meminum alkohol, body weight dan aktivitas fisik. 4. Pikko Brassai 2007 mengukur perilaku sehat berdasarkan empat perilaku yaitu merokok, konsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan terlarang, dan aktivitas olahraga. 5. Puchała J dkk. 2007 mengukur perilaku sehat berdasarkan empat perilaku yaitu pola makan, aktivitas fisik, minum alkohol, dan merokok. Dari sini terlihat bahwa meskipun instrument pengukuran perilaku sehat berbeda-beda, tidak ada satupun pendekatan tunggal yang digunakan untuk alat ukur perilaku sehat, namun secara skala pengukuran, bahwa alat ukur tersebut sama yaitu menggunakan skala kontinum. Sehingga menurut peneliti tidak perlu lagi untuk menyusun secara baku alat ukur perilaku sehat sebab tentu alat ukur tersebut dibuat sesuai dengan perilaku sehat, namun sejauh pengukuran tersebut menggunakan skala kontinum maka dapat diterima. Untuk lebih lengkap tentang instrument pengukuran perilaku sehat, maka akan peneliti paparkan di BAB 3 pada sub-bab instrument pengumpulan data.

4.3. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh independent variable yang diketahui terhadap dependent variable. Dalam penelitian ini dependent variable yaitu perilaku sehat, sedangkan variabel yang di teorikan peneliti sebagai independent variable berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya tentang perilaku sehat, yaitu self-esteem, health-specific self-efficacy, health locus of control yang terdiri dari dua faktor yaitu internal health locus of control dan eksternal health locus of control, dan kepribadian yang terdiri dari lima faktor yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness, neoriticism, dan openness . Dan selain yang diteorikan, peneliti juga meneliti variabel lainnya yaitu kelas sosial ekonomi orang tua. Bunyi hipotesis utamanya yaitu : “ada pengaruh yang signifikan dari faktor psikologis seperti self-esteem, health-specific self-efficacy, internal health locus of control, eksternal health locus of control, extraversion, agreeableness, conscientiousness, neoriticism, openness, dan kelas sosial ekonomi orang tua terhadap perilaku sehat”. Selanjutnya hipotesis minor penelitian ini yaitu : 1. Self-Esteem berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat. 2. Health-specific self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat. 3. Internal health locus of control berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat. 4. Eksternal health locus of control berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat. 5. Extraversion berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat. 6. Agreeableness berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat. 7. Conscientiousness berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat. 8. Neoriticism berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat. 9. Openness berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat. 10. Kelas sosial ekonomi orang tua berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat. Jika digambarkan dengan model, maka hipotesis utama dan kerangka berpikir akan tampak seperti : Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Health Locus of Control Kepribadian Keterangan : perilaku sehat sebagai dependent variable, sedangkan variabel lainnya sebagai independent variable. Internal Health Locus of Control Eksternal Health Locus of Control Neoriticsm Perilaku Kesehatan Self-Esteem Opennes Health-Specific Self-Efficacy Conscientiousness Agreeableness Extraversion Kelas Sosial Ekonomi Orang Tua 38

BAB 3 METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan tentang Populasi dan Sampel, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Pengumpulan Data, Pengujian Validitas Alat Ukur, Prosedur Pengumpulan Data, dan Metode Analisis Data. Pada penelitian ini, yang hendak diteliti adalah apakah ada pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap perilaku sehat. Pendekatan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut adalah pendekatan kuantitatif, dimana temuan penelitian merupakan kesimpulan yang bersifat statistik.

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa beberapa perguruan tinggi di Tangerang Selatan. Sampel penelitian ini ditetapkan sebanyak 200 orang tetapi yang mengembalikan kuesioner hanya ada 195 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini bersifat non-probability sampling, dimana besar peluang untuk terpilihnya anggota populasi tidak diketahui. Hal ini disebabkan oleh banyaknya jumlah perguruan tinggi dan mahasiswa yang ada di Tangerang Selatan, sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk memiliki daftar dari seluruh anggota populasi tersebut, terutama karena terbatasnya waktu, biaya dan tenaga. Meskipun pengambilan sampel bersifat non-probability sampling, namun tetap diharapkan