umumnya, melainkan  justru true score  yang diperoleh dengan memperhitungkan perbedaan validitas dari setiap item. Namun demikian, untuk menghindari faktor
skor yang bertanda negatif dan positif Zscore maka peneliti mentranformasikan faktor skor tersebut menjadi T skor. Dengan rumus T skor yaitu Umar, 2011:
Tskor = 10 x faktor skor + 50.
Dalam  hal  ini  T  skor  akan  memiliki  mean  =  50  dan  SD  =  10  dan diharapkan  seluruh  skor  merupakan  bilangan  positif  yang  memiliki  rentangan
diperkirakan antara 0 dan 100. Setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi T skor, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi
dan  regresi.  Adapun  pengujian  analisis  CFA  seperti  ini  dilakukan  dengan menggunakan sotware LISREL 8.30 Joreskog  Sorbom, 1999.
3.5.1.  Uji Validitas Skala Perilaku Sehat
Dengan  metode  CFA,  peneliti  menguji  apakah  7  item  yang  ada  bersifat unidimensi  dalam  mengukur  perilaku  sehat.  Dari  hasil  analisis  CFA  yang
dilakukan,  model  satu  faktor  menghasilkan  Chi-Square=117.60,  df=14,  P- value=0.00000,  RMSEA=0.195,  yang  berarti  tidak  fit.  Namun  setelah  dilakukan
modifikasi  terhadap  model,  dimana  kesalahan  pengukuran  pada  beberapa  item dibolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit  dengan  nilai  Chi-Square=15.82,  df=10,  P-value=0.10499,  RMSEA=0.055,
yang  artinya  model  dengan  satu  faktor  unidimensional  dapat  diterima  bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu perilaku sehat.
Selanjutnya  kualitas  item  juga  dapat dilihat  dari  signifikan  tidaknya  item tersebut menghasilkan  informasi tentang apa  yang  hendak diukur. Dalam hal ini,
yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item. Pengujiannya  dilakukan  dengan  melihat  nilai  t  bagi  setiap  koefisien  muatan
faktor, seperti pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Muatan faktor item untuk perilaku sehat
No. Koefisien
Standar Eror Nilai T
1 0,64
0,08 8,46
2 0,69
0,08 8,74
3 0,54
0,08 6,73
4 0,67
0,08 8,25
5 0,53
0,08 6,91
6 0,31
0,08 3,87
7 0,32
0,08 4,06
Keterangan: tanda  = signifikan t1,96  X = tidak signifikan
Dari tabel 3.1 di atas, pada kolom koefisien semua item bermuatan positif
dan signifikan. Sehingga tidak ada item yang didrop.
Selanjutnya  setelah  kesalahan  pengukuran  item  dibebaskan,  pada  model pengukuran  ini  terdapat  kesalahan  pengukuran  pada  beberapa  item  yang  saling
berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensi pada dirinya masing-masing. Item yang paling ideal karena
kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi adalah item nomor 1. Sedangkan item yang  tidak  bagus  yaitu  terdapat  tanda  V  yang  banyak,  dan  item  yang  memiliki
korelasi  kesalahan  pengukuran  yang  paling  banyak  yaitu  item  nomor  4  yang
berkorelasi  dengan  item  nomor  2  dan  3,  yang  artinya  kesalahan  pengukurannya berkorelasi  dengan  kesalahan  pengukuran  item  lainnya.  Artinya  item  tersebut
selain  mengukur  apa  yang  hendak  diukur,  ia  juga  mengukur  hal  lain.  Namun karena item nomor 4 memiliki korelasi kesalahan tidak lebih dari tiga, maka item
tersebut  tetap  akan  dianalisis  dalam  penghitungan  faktor  skor.  Secara  subjektif disini  peneliti  beranggapan  bahwa  jika  kesalahan  pengukuran  pada  sebuah  item
memiliki  korelasi  partial  lebih  dari  tiga  maka  peneliti  melihatnya  itu  terlalu kompleks  makanya  harus  didrop  dan  sebaliknya  jika  item  tersebut  memiliki
korelasi partial tidak lebih dari tiga maka item tersebut tidak didrop karena belum mengganggu kualitas dari faktor skor.
3.5.2.  Uji Validitas Skala Self-Esteem