Variabel Health-Specific Self-Efficacy: pada kelompok laki-laki health-

perempuan terhadap perilaku sehat, pada kelompok laki-laki variabel health- specific self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap perilaku sehat sedangkan pada kelompok perempuan tidak signifikan, dan pada kelompok laki-laki health-specific self-efficacy merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku sehat. Dan baik pada kelompok laki-laki maupun perempuan health-specific self-efficacy berpengaruh secara positif. Variable health-specific self-efficacy merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku sehat pada kelompok laki-laki, asumsi penulis mungkin hal ini karena laki-laki itu lebih rentan terhadap perilaku sehat yang buruk, jadi dengan memiliki health-specific self-efficacy tinggi mereka yakin bahwa diri mereka mampu untuk melakukan perilaku sehat sehingga mereka akan berusaha menjaga dan meningkatkan perilaku sehat mereka, dan mampu menghadapi rintangan yang ada. Karena pada dasarnya self-efficacy mempengaruhi perilaku individu dalam cara yang berbeda: pertama, self- efficacy mempengaruhi perilaku pilihan. Orang cenderung untuk terlibat dalam tugas-tugas di mana mereka merasa kompeten dan percaya diri dan menghindari di mana mereka tidak merasa kompeten. Kedua, self-efficacy dapat membantu menentukan berapa banyak usaha orang untuk mengahdapi rintangan dan berapa lama mereka akan bertahan. Ketiga, keyakinan self- efficacy mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosional individu Kumar dan Lal, 2006. Jadi semakin mereka yakin bahwa dirinya mampu melakukan perilaku sehat maka dia semakin menjaga dan meningkatkan perilaku sehatnya, begitupun sebaliknya.

3. Variabel Openness: terdapat perbedaan besar pengaruh openness terhadap

perilaku sehat, antar kelompok laki-laki dan perempuan, pada kelompok laki- laki openness memiliki pengaruh yang lebih kecil dibandingkan perempuan terhadap perilaku sehat, pada kelompok laki-laki variabel openness tidak signifikan pengaruhnya terhadap perilaku sehat sedangkan pada kelompok perempuan signifikan. Pada kelompok perempuan openness merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku sehat. Baik pada kelompok laki-laki maupun perempuan openness berpengaruh secara positif. Variabel openness merupakan variabel yang paling berpengaruh pada kelompok perempuan mungkin hal ini karena openness mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru. Seseorang dengan tingkat openness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki nilai imajinasi, intelektual, kreatif, rasa ingin tahu yang tinggi dan terbuka terhadap pengalaman baru. Sedangkan seseorang yang memiliki tingkat openness yang rendah memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, pemikiran yang sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan. Dan asumsi peneliti hal ini karena pada perempuan yang cenderung tertutup terhadap pengalaman baru karena cenderung kurang siap menghadapi resiko yang ada.

4.2.4. Pengujian Proporsi Varians untuk Masing-masing Indepemdent Variabel

Selanjutnya peneliti menganalisis juga besarnya proporsi varian dari DV yang merupakan sumbanganpengaruh dari masing-masing IV dalam kelompok laki-laki dan perempuan sebagai berikut. 4.2.4.1. Pengujian Proporsi Varians untuk Masing-masing Indepemdent Variabel Kelompok Laki-laki Untuk menganalisis besarnya proporsi varian dari DV yang merupakan sumbanganpengaruh dari masing-masing IV dalam kelompok laki-laki, hal ini dilakukan dengan menghitung pertambahan proporsi varian setiap kali IV baru dimasukkan dalam persamaan. Bertambahnya R 2 R 2 change ini dapat dilihat pada tabel 4.13 dibawah ini: