menengah ke atas, atau kelas atas yang merujuk keadaaan ekonomi secara umum.
3.4. Instrumen Pengumpulan Data
1. Perilaku sehat diukur dengan menggunakan kuesioner perilaku sehat yang peneliti adaptasi dari Health Behavior Checklist yang disusun oleh Vickers
dkk. 1988. Alat ukur ini terdiri dari 7 item. Respon jawaban yang diberikan terdiri dari 4-point yaitu sangat setuju sampai sangat tidak
setuju. 2. Self-Esteem diukur dengan menggunakan kuesioner Self-Esteem yang
disusun oleh Rosenberg. Alat ukur ini terdiri dari 10 item. Respon jawaban yang diberikan terdiri dari 4-point yaitu dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju. 3. Health-Spesific Self-Efficacy diukur dengan menggunakan kuesioner
Health-Specific Self-Efficacy yang peneliti adaptasi dari Renner Schwar
er t.t.. Alat ukur ini terdiri dari 12 item. Respon jawaban yang diberikan terdiri dari 4-point yaitu dari sangat yakin sampai sangat tidak
yakin. 4. Health Locus of Control diukur dengan menggunakan kuesioner
Multidimensional Health Locus of Ccontrol MHCL yang peneliti adaptasi dari Wallston, Wallston DeVellis 1978. Alat ukur ini terdiri
dari 18 item. Respon jawaban yang diberikan terdiri dari 4-point yaitu dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
5. Kepribadian diukur dengan menggunakan Big Five Inventori BFI yang peneliti adaptasi dari John, Oliver P. 1991 dalam John Srivastava,
1999. Alat ukur ini terdiri dari 44 item. Respon jawaban yang diberikan terdiri dari 4-point yaitu dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
Semua alat ukur di atas penulis terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dan belum ada terjemahan yang dibakukan. Maka penulis akan menguji validitas
dan reabilitas secara empiris.
3.5. Pengujian Validitas Alat Ukur
Dalam rangka pengujian validitas alat ukur, peneliti melakukan uji validitas konstruk instrument tersebut. Oleh karena itu, digunakan CFA Confirmatory
Faktor Analysis untuk pengujian validitas instrument. Adapun logika dari CFA Umar, 2011 :
1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait yang didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya.
Trait ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.
2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga subskala hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun
subskala bersifat unidimensional. 3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks
korelasi antar item
yang seharusnya diperoleh jika memang
unidimensional. Matriks korelasi ini disebut sigma Σ , kemudian
dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar unidimensional maka tentunya tidak ada
perbedaan antara matriks S - matriks Σ atau bisa juga dinyatakan dengan S - Σ = 0.
4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi square. Jika hasil chi square tidak signifikan p0.05, maka hipotesis
nihil tersebut “tidak ditolak” . Artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat diterima bahwa item hanya mengukur satu faktor saja.
5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau tidak mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-test.
Jika hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di drop.
6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Berarti item tersebut
mengukur hal yang berlawanan dengan apa yang hendak diukur. Namun demikian perlu diperiksa kembali apakah item tersebut berupa item negatif
unfavorable. Untuk item yang unfavorable, skornya harus dibalik terlebih dahulu menjadi favorable sebelum analisis CFA dilakukan.
Selanjutnya dilakukan analisis CFA kembali dengan menggunakan item yang tidak didrop atau item yang diterima. Kemudian setelah didapat model fit
dihitung faktor skornya. Penggunaan faktor skor ini adalah untuk menghindari hasil penelitian yang bias akibat dari kesalahan pengukuran. Jadi skor yang
dianalisis dalam penelitian ini bukanlah skor yang diperoleh dari variabel pada
umumnya, melainkan justru true score yang diperoleh dengan memperhitungkan perbedaan validitas dari setiap item. Namun demikian, untuk menghindari faktor
skor yang bertanda negatif dan positif Zscore maka peneliti mentranformasikan faktor skor tersebut menjadi T skor. Dengan rumus T skor yaitu Umar, 2011:
Tskor = 10 x faktor skor + 50.
Dalam hal ini T skor akan memiliki mean = 50 dan SD = 10 dan diharapkan seluruh skor merupakan bilangan positif yang memiliki rentangan
diperkirakan antara 0 dan 100. Setelah didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi T skor, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi
dan regresi. Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan sotware LISREL 8.30 Joreskog Sorbom, 1999.
3.5.1. Uji Validitas Skala Perilaku Sehat
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensi dalam mengukur perilaku sehat. Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan, model satu faktor menghasilkan Chi-Square=117.60, df=14, P- value=0.00000, RMSEA=0.195, yang berarti tidak fit. Namun setelah dilakukan
modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit dengan nilai Chi-Square=15.82, df=10, P-value=0.10499, RMSEA=0.055,
yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu perilaku sehat.
Selanjutnya kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini,
yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan
faktor, seperti pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1 Muatan faktor item untuk perilaku sehat
No. Koefisien
Standar Eror Nilai T
1 0,64
0,08 8,46
2 0,69
0,08 8,74
3 0,54
0,08 6,73
4 0,67
0,08 8,25
5 0,53
0,08 6,91
6 0,31
0,08 3,87
7 0,32
0,08 4,06
Keterangan: tanda = signifikan t1,96 X = tidak signifikan
Dari tabel 3.1 di atas, pada kolom koefisien semua item bermuatan positif
dan signifikan. Sehingga tidak ada item yang didrop.
Selanjutnya setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling
berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensi pada dirinya masing-masing. Item yang paling ideal karena
kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi adalah item nomor 1. Sedangkan item yang tidak bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, dan item yang memiliki
korelasi kesalahan pengukuran yang paling banyak yaitu item nomor 4 yang
berkorelasi dengan item nomor 2 dan 3, yang artinya kesalahan pengukurannya berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item tersebut
selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Namun karena item nomor 4 memiliki korelasi kesalahan tidak lebih dari tiga, maka item
tersebut tetap akan dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Secara subjektif disini peneliti beranggapan bahwa jika kesalahan pengukuran pada sebuah item
memiliki korelasi partial lebih dari tiga maka peneliti melihatnya itu terlalu kompleks makanya harus didrop dan sebaliknya jika item tersebut memiliki
korelasi partial tidak lebih dari tiga maka item tersebut tidak didrop karena belum mengganggu kualitas dari faktor skor.
3.5.2. Uji Validitas Skala Self-Esteem
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensi mengukur self-esteem. Dari hasil analisis awal CFA yang dilakukan,
model satu faktor menghasilkan Chi–Square=172.80, df=35, P-value=0.0000, RMSEA = 0.142, yang berarti tidak fit. Namun, setelah dilakukan modifikasi
terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi–Square
= 34.56, df = 25, P-value = 0.09650, RMSEA = 0.044, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu
faktor saja yaitu self-esteem. Kemudian melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Muatan Faktor Item Self-Esteem
No Koefisien
Standar error Nilai t
1 0,51
0,08 6,72
2 0,39
0,08 5,14
3 0,54
0,07 7,49
4 0,50
0,07 6,74
5 0,67
0,07 9,63
6 0,73
0,07 10,71
7 0,50
0,07 6,74
8 -0,24
0,08 -3,10
9 0,75
0,07 11,39
10 0,70
0,07 10,42
Keterangan : tanda = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Pada tabel diatas, semua nilai t bagi koefisien muatan faktor item signifikan. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item apakah ada yang
bermuatan negatif. Dari tabel 3.2, pada kolom koefisien terdapat item yang muatan faktornya negatif yaitu item 8. Dengan demikian item 8 yang didrop.
Setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat
disimpulkan bahwa item–item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing–masing. Item yang baik adalah kesalahan pengukurannya tidak
berkorelasi satu sama lain, seperti item 9 dan 10. Sedangkan item yang tidak bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, dan item yang memiliki korelasi
kesalahan pengukuran yang paling banyak yaitu item nomor 1 yang berkorelasi dengan item nomor 3, 6, 4 dan 7, yang artinya kesalahan pengukurannya
berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Dengan
demikian item tersebut didrop karena memiliki korelasi kesalahan pengukuran lebih dari tiga.
3.5.3. Uji Validitas Skala Health-Specific Self-Efficacy
Pada skala health-specific self-efficacy ini, pertama diteorikan bahwa ada dua faktor komponen health-specific self-efficacy yang masing-masing diukur oleh
item yang telah ditetapkan dua faktor tersebut adalah nutrition self-efficacy dan exercise self-efficacy.
Adapun hasil dari uji validitas konstruk pada setiap faktor dari health- specific self-efficacy dijelaskan pada setiap sub bab berikut ini:
3.5.3.1. Uji Validitas Skala Nutrition Self-Efficacy
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensi mengukur nutrition self-efficacy. Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan, model satu faktor menghasilkan Chi-Square=6.91, df=3, P- value=0.07476, RMSEA=0.082, yang artinya model dengan satu faktor
unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu nutrition self-efficacy.
Kemudian melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Muatan Faktor Item Nutrition Self-Efficacy
No Koefisien
Standar error Nilai t
1 0,80
0,08 9,64
2 0,51
0,07 7,12
3 0,65
0,07 8,86
4 0,81
0,08 9,83
5 0,50
0,07 6,93
Keterangan : tanda = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Pada tabel diatas, semua item bermuatan positif dan nilai t bagi koefisien muatan faktor item signifikan. Dengan demikian tidak ada yang didrop.
Setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat
disimpulkan bahwa item–item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing–masing. Item yang baik adalah kesalahan pengukurannya tidak
berkorelasi satu sama lain, pada model ini item yang tidak mempunyai kesalahan pengukuran yang berkorelasi adalah item nomor 3. Sedangkan item yang tidak
bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, yang artinya kesalahan pengukurannya berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item tersebut
selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Jika dilihat dari matrik korelasinya, item yang paling multidimensional adalah item nomor 4
yang berkorelasi dengan item nomor 1, dan item nomor 5 yang berkorelasi dengan item nomor 2. Namun pada model ini tidak ada kesalahan pengukuran yang
berkorelasi lebih dari tiga. Dengan demikian tidak ada item yang didrop.
3.5.3.2. Uji Validitas Skala Exercise Self-Efficacy
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensi mengukur exercise self-efficacy. Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan, model satu faktor menghasilkan Chi-Square=12.60, df=10, P- value=0.24702, RMSEA=0.037, yang artinya model dengan satu faktor
unidimensional dapat diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu exercise self-efficacy.
Kemudian melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Exercise Self-Efficacy
No Koefisien
Standar error Nilai t
6 0,58
0,07 8,49
7 086
0,06 14,03
8 0,94
0,06 16,05
9 0,69
0,07 10,50
10 0,58
0,07 8,51
11 0,18
0,07 2,47
12 0,02
0,07 0,22
Keterangan : tanda = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Pada tabel diatas, semua item bermuatan positif. Selanjutnya dilihat dari nilai t item yang tidak signifikan yaitu item nomor 12. Sehingga item nomor 12
didrop. Setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model pengukuran
ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item–item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya
masing–masing. Item yang baik adalah kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain, pada model ini item yang tidak mempunyai kesalahan
pengukuran yang berkorelasi adalah item nomor 8. Sedangkan item yang tidak bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, yang artinya kesalahan pengukurannya
berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Jika dilihat
dari matrik korelasinya, item yang paling multidimensional adalah item nomor 6
dan 10, item nomor 6 berkorelasi dengan item nomor 7 dan 10, dan item nomor 10 berkorelasi dengan item nomor 6 dan 9. Namun item tersebut tidak didrop
karena memiliki korelasi kesalahan pengukuran tidak lebih dari tiga.
3.5.3.3. Uji Validitas Skala Health-Specific Self-Efficacy Keseleruhan
Dari kedua jenis health-specific self-efficacy yang telas diuji di atas, kemudian diteorikan bahwa kedua jenis health-specific self-efficacy tersebut mengukur satu
faktor saja yaitu yang bersifat lebih umum general faktor, yaitu health-specific self-efficacy. Penelitian ini bisa diuji secara empiris, jika memang pernyataan itu
benar maka modelnya akan fit. Setelah didapat item-item yang valid, kemudian dilakukan analisis dua tingkat, yang menghasilkan gambar berikut ini.
Gambar 3.1 Analisis faktor konfirmatorik dua tingkat dari variabel Health- Specific Self-Efficacy
Model ini ternyata fit dengan nilai Chi Square=29.52, df=21, P- Value=0.10216 tidak signifikan dan RMSEA=0.046. Kemudian hal ini
menunjukkan bahwa teori yang mengatakan health-specific self-efficacy terdiri dari dua faktor dan selanjutnya dua faktor tersebut diukur dengan item yang
peneliti gunakan, ternyata sesuai dengan apa yang diteorikan. Tetapi dengan beberapa korelasi antar kesalahan pengukuran. Namun karena jumlahnya tidak
terlalu banyak maka peneliti akan mengukur ini.
SELFEFFI
1.00
NUTRITIO
EXERCISE
ITEM1
0.91
ITEM2
0.72
ITEM3
0.75
ITEM4
0.66
ITEM5
0.41
ITEM6
0.64
ITEM7
0.18
ITEM8
0.19
ITEM9
0.49
ITEM10
0.69
ITEM11
0.96
Chi-Square=29.52, df=21, P-value=0.10216, RMSEA=0.046
1.00 2.96
2.81 3.60
4.78 1.00
1.62 1.61
1.22 0.94
0.34 0.08
0.55 0.31
0.35 0.06
0.24 0.1
0.1 0.1
-0.26 -0.1
3.5.4. Uji Validitas Skala Health Locus of Control
Pada skala health locus of control ini, pertama diteorikan bahwa ada dua faktor komponen health locus of control yang masing-masing diukur oleh item yang
telah ditetapkan dua faktor tersebut adalah internal locus of control dan eksternal locus of control.
Adapun hasil dari uji validitas konstruk pada setiap faktor dari health locus of control dijelaskan pada setiap sub bab berikut ini:
3.5.4.1. Uji Validitas Skala Internal Health Locus of Control
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensi mengukur internal health locus of control. Dari hasil analisis awal
CFA yang dilakukan, model satu faktor menghasilkan Chi–Square=23.53, df=9, P-value=0.00511 , RMSEA=0.091, yang berarti tidak fit. Namun, setelah
dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan nilai Chi–Square=7,23, df=8, P-value=0.51183 , RMSEA=0.000, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu internal health locus of control. Kemudian melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Internal Health Locus of Control
No Koefisien
Standar error Nilai t
1 0,38
0,08 4,66
2 0,56
0,08 7,23
3 0,13
0,08 1,59
4 0,68
0,08 8,99
5 0,70
0,08 9,28
6 0,60
0,08 7,76
Keterangan : tanda = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Pada tabel diatas, nilai t bagi koefisien muatan faktor item yang tidak signifikan yaitu item 3, maka dari itu item nomor 3 didrop. Selanjutnya melihat
muatan faktor dari item apakah ada yang bermuatan negatif. Dari tabel 3.5, pada kolom koefisien semua item bermuatan positif.
Setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat
disimpulkan bahwa item–item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing–masing. Item yang baik adalah kesalahan pengukurannya tidak
berkorelasi satu sama lain, pada model ini item yang tidak mempunyai kesalahan pengukuran yang berkorelasi adalah item nomor 3, 4, 5 dan 6. Sedangkan item
yang tidak bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, yang artinya kesalahan pengukurannya berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya
item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Jika dilihat dari matrik korelasinya, item yang paling multidimensional adalah
item nomor 2 yang berkorelasi dengan item nomor 1. Namun pada model ini tidak ada kesalahan pengukuran yang berkorelasi lebih dari tiga. Dengan demikian tidak
ada item yang didrop.
3.5.4.2. Uji Validitas Skala External Health Locus of Control
Dengan metode CFA, peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensi mengukur external health locus of control. Dari hasil analisis awal
CFA yang dilakukan, model satu faktor menghasilkan Chi–Square=345.94, df=54, P-value=0.00000 , RMSEA = 0.167, yang berarti tidak fit. Namun, setelah
dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit
dengan nilai Chi–Square=56.70, df=41, P-value=0.05228 , RMSEA=0.044, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima bahwa seluruh
item mengukur satu faktor saja yaitu eksternal health locus of control. Kemudian melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang
hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan
faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.6 Muatan Faktor Item External Health Locus of Control
No Koefisien
Standar error Nilai t
1 0,42
0,08 5,23
2 -0,10
0,08 -1,20
3 0,47
0,08 6,03
4 0,02
0,08 0,23
5 0,28
0,08 3,39
6 0,60
0,07 7,97
7 0,24
0,08 2,98
8 0,72
0,07 9,94
9 0,26
0,08 3,16
10 0,31
0,08 3,85
11 0,51
0,08 6,63
12 0,36
0,08 4,54
Keterangan : tanda = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Pada tabel diatas, koefisien muatan faktor item yang bermuatan negatif yaitu item nomor 2. Selanjutnya dilihat dari nilai t item yang tidak signifikan yaitu
item nomor 2 dan 4. Sehingga item nomor 2 dan 4 didrop. Setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model pengukuran
ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa item–item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya
masing–masing. Item yang baik adalah kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain, pada model ini item yang tidak mempunyai kesalahan
pengukuran yang berkorelasi adalah item nomor 6 dan 8. Sedangkan item yang
tidak bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, yang artinya kesalahan pengukurannya berkorelasi dengan kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya
item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Jika dilihat dari matrik korelasinya, item yang paling multidimensional adalah
item nomor 7, item nomor 7 berkorelasi dengan item nomor 2, 4, 10 dan 12. Dengan demikian item nomor 7 didrop karena memiliki korelasi kesalahan
pengukuran lebih dari tiga.
3.5.5. Uji Validitas Skala Kepribadian
Pada skala kepribadian ini, pertama diteorikan bahwa ada lima faktor komponen kepribadian yang masing-masing diukur oleh item yang telah ditetapkan lima
faktor tersebut
adalah Extraversion, Agreeableness,
Conscientiousness, Neuroticism, dan Opennes.
Adapun hasil dari uji validitas konstruk pada setiap faktor dari kepribadian dijelaskan pada setiap sub bab berikut ini:
3.5.5.1. Uji Validitas Skala Extraversion
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensi dalam mengukur extraversion. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, model
satu faktor menghasilkan Chi-Square=32.22 , df=9, P-value=0.00018, RMSEA=0.114, yang berarti tidak fit. Namun setelah dilakukan modifikasi
terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
unidimensional yang fit dengan Chi-Square=20.40, df=12, P-Value=0.05983, dan RMSEA=0.060.
Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu extraversion.
Adapun koefisien muatan faktor bagi setiap item dalam mengukur extraversion dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7 Muatan Faktor item Extraversion
No Koefisien
Standar error Nilai t
1 0,08
0,08 1,04
2 0,13
0,08 1,76
3 0,89
0,06 13,82
4 0,77
0,07 11,60
5 0,25
0,07 3,43
6 0,55
0,07 7,76
7 0,24
0,08 3,07
8 0,54
0,07 7,58
Keterangan : tanda = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Dilihat dari model faktor di atas, dari 8 item yang mengukur extraversion semuanya bermuatan positif, jika dilihat pada tabel diatas terdapat item yang tidak
signifikan tidak bagus yaitu item nomor 1 dan 2, dengan demikian item tersebut tidak diikutsertakan didrop dalam menghitung skor faktor dari variabel
extraversion. Selanjutnya setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model
pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya
bersifat multidimensi pada dirinya masing-masing. Jika dilihat dari matrik korelasinya item yang paling multidimensional adalah item nomor 1 yaitu
berkorelasi dengan item nomor 2, 5, 4 dan 7. Dengan demikian item nomor 1 didrop karena memiliki korelasi kesalahan pengukuran lebih dari tiga.
3.5.5.2. Uji Validitas Skala Agreeableness
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 9 item yang ada bersifat unidimensi dalam mengukur agreeableness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, model
satu faktor
fit, dengan
Chi-Square=29.18, df=19,
P-value=0.06314, RMSEA=0.053.
Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu agreeableness.
Adapun koefisien muatan faktor bagi setiap item dalam mengukur agreeableness dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.8 Muatan faktor item untuk agreeableness
No. Koefisien
Standar Eror Nilai T
1 0,48
0,08 6,27
2
0,59 0,07
8,43
3
0,37 0,08
4,95
4 0,85
0,07 13,07
5
0,20 0,08
2,53
6
-0,11 0,08
-1,40
7 0,73
0,07 10,52
8 0,14
0,08 1,83
9 0,52
0,07 7,08
Keterangan: tanda = signifikan t1,96 X = tidak signifikan
Dilihat dari model faktor di atas, dari 9 item yang mengukur agreeablenes, semua item yang bermuatan negatif adalah item nomor 6 dan item yang tidak
signifikan tidak bagus adalah item nomor 6 dan 8, dengan demikian item nomor 6 dan 8 tidak diikutsertakan didrop.
Setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Artinya dapat
disimpulkan bahwa item–item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing–masing. Item yang baik adalah kesalahan pengukurannya tidak
berkorelasi satu sama lain, seperti item 2. Sedangkan item yang tidak bagus yaitu terdapat tanda V yang banyak, dan item yang memiliki korelasi kesalahan
pengukuran yang paling banyak yaitu item nomor 1 yang berkorelasi dengan item nomor 3, 7 dan 9, yang artinya kesalahan pengukurannya berkorelasi dengan
kesalahan pengukuran item lainnya. Artinya item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Namun karena memiliki kesalahan
pengukuran yang saling berkorelasi tidak lebih dari tiga, maka item nomor 1 tidak didrop dan tetap akan dianalisis dalam penghitungan faktor skor.
3.5.5.3. Uji Validitas Skala Conscientiousness
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 9 item yang ada bersifat unidimensi dalam mengukur conscientiousness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan,
model satu faktor fit, dengan Chi-Square=25,95, df=20, P-value=0,16737, RMSEA=0,039.
Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu
conscientiousness. Adapun koefisien muatan faktor bagi setiap item dalam mengukur conscientiousness dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Conscientiousness
No Koefisien
Standar error Nilai t
1 0,44
0,09 5,19
2 0,36
0,09 4,04
3 0,64
0,08 8,06
4 0,33
0,09 3,85
5 0,48
0,08 5,80
6 0,55
0,08 6,82
7 0,58
0,09 6,78
8 0,62
0,08 7,48
9 0,25
0,08 3,00
Keterangan : tanda = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Dilihat dari model faktor di atas, dari 9 item yang mengukur conscientiousness, jika dilihat pada tabel diatas tidak terdapat terdapat item yang
tidak signifikan tidak bagus dan bermuatan negatif, dengan demikian semua item tersebut diikutsertakan tidak didrop dalam menghitung skor faktor dari
variabel conscientiousness. Hanya saja setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model
pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya
bersifat multidimensi pada dirinya masing-masing. Jika dilihat dari matrik korelasinya, item yang paling baik adalah item nomor 6 dan 9, sedangkan item
yang paling multidimensional adalah item nomor 2 yang berkorelasi dengan item nomor 5, 8 dan 4. Namun karena memiliki kesalahan pengukuran yang saling
berkorelasi tidak lebih dari tiga, maka item nomor 2 tidak didrop dan tetap akan dianalisis dalam penghitungan faktor skor.
3.5.5.4. Uji Validitas Skala Neuroticism
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat unidimensi dalam mengukur neuroticism. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, model satu
faktor fit, dengan Chi-Square=17,25, df=12, P-value=0,14029, RMSEA=0,048. Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang
berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu neuroticism. Adapun koefisien muatan faktor bagi setiap item dalam mengukur neuroticism
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Neuroticism
No. Koefisien
Standar Eror Nilai T
1 0,42
0,08 5,22
2 0,77
0,09 9,10
3 0,21
0,08 2,53
4 0,01
0,09 0,13
5 0,49
0,08 6,16
6 0,20
0,10 2,08
7 0,58
0,08 7,18
8 0,15
0,09 1,72
Keterangan: tanda = signifikan t1,96 X = tidak signifikan
Dilihat dari model faktor di atas, dari 8 item yang mengukur neuroticism, semua item bermuatan positif, namun terdapat item yang tidak signifikan tidak
bagus yaitu item nomor 4 dan 8, dengan demikian item-item tersebut tidak diikutsertakan didrop dalam menghitung skor faktor dari variabel neuroticism.
Hanya saja setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling
berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensi pada dirinya masing-masing. Jika dilihat dari matrik
korelasinya, item yang paling baik adalah item nomor 5, sedangkan item yang paling multidimensional adalah item nomor 8 yang berkorelasi dengan item
nomor 3, 4, 1 dan 7. Karena memiliki kesalahan pengukuran yang saling berkorelasi lebih dari tiga, maka item nomor 8 didrop dan tidak akan dianalisis
dalam penghitungan faktor skor.
3.5.5.5. Uji Validitas Skala Openness
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat unidimensi dalam mengukur openness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan,
model satu faktor fit, dengan Chi-Square=36,59, df=26, P-value=0,08133, RMSEA=0,046.
Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu openness.
Adapun koefisien muatan faktor bagi setiap item dalam mengukur openness dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Openness
No Koefisien
Standar error Nilai t
1 0,66
0,07 9,40
2 0,74
0,07 11,01
3 0,66
0,07 9,32
4 0,65
0,07 9,22
5 0,52
0,07 6,93
6 0,72
0,07 10,70
7 -0,22
0,08 -2,81
8 0,38
0,08 5,06
9 -0,55
0,07 -7,43
10 0,53
0,07 7,18
Keterangan : tanda = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Dilihat dari model faktor di atas, dari 5 item yang mengukur openness, jika dilihat pada tabel diatas tidak terdapat terdapat item yang tidak signifikan tidak
bagus, namun terdapat item yang bermuatan negatif yaitu item nomor 7 dan 9, dengan demikian item tersebut tidak diikutsertakan didrop dalam menghitung
skor faktor dari variabel openness. Hanya saja setelah kesalahan pengukuran item dibebaskan, pada model
pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya
bersifat multidimensional pada dirinya masing-masing. Jika dilihat dari matrik korelasinya, item yang paling baik adalah item nomor 2 dan 7, sedangkan item
yang paling multidimensional adalah item nomor 9 yang berkorelasi dengan item
nomor 5, 6, 8 dan 10. Karena memiliki kesalahan pengukuran yang saling berkorelasi lebih dari tiga, maka item nomor 9 didrop dan tidak akan dianalisis
dalam penghitungan faktor skor.
3.6. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian berikut ini melalui beberapa tahapan dalam proses pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti menyusun instrument penelitian setiap variabel. 2. Sebelum peneliti menyebarkan angket, peneliti memberikan angket
tersebut kepada 3 mahasiswa untuk membaca dan menyeleksi item-item tersebut agar mahasiswa nantinya dapat secara efisien mengisi angket
tersebut. Item yang dipilih yaitu item yang mewakili mahasiswa dan bahasanya mudah dipahami oleh semua mahasiswa.
3. Setelah itu peneliti menyebarkan angket tersebut keempat perguruan tinggi yang ada di Tangerang Selatan. Hasil skala yang telah diisi kemudian
diskoring untuk dianalisis datanya.
3.7. Metode Analisis Data