informasi yang benar dan memanipulasi data kerugian yang menimpa dirinya, berarti nasabah tersebut telah menyalahi prinsip amanah dan dapat dituntut secara hukum.
14
5. Larangan Maisir Judi
Allah SWT. telah member penegasan terhadap keharaman melakukan aktivitas ekonomi yang mempunyai unsure maisir judi:
Firman Allah dalam QS al-Maidah :90
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya meminum khamar,
berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan.” Zarqa mengatakan bahwa adanya unsure gharar menimbulkan al-qumar.
Sedangkan al-qumar sama dengan al-maisir, gambling, dan perjudian. Artinya, ada salah satu pihak yang untung tetapi ada pula pihak lain yang rugi. Husain ahmid
Hasan berkomentar mengenai akad judi. Menurutnya akad judi adalah akad gharar, karena masing-masing pihak yang berjudi dan bertaruh menentukan pada waktu akad
jumlah uang yang diambil atau jumlah yang ia berikan itu bias ditentukan nanti, tergantung pada suatu peristiwa yang tidak pasti, yaitu jika menang maka ia
mengetahui jumlah yang diambil, dan jika kalah maka ia mengetahui jumlah yang ia berikan.
14
A.M. Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam, Suatu Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, dan Praktis, ibid., h. 130
Syafi’i Antonio mengatakan bahwa unsure maisir judi artinya adanya salah satu pihak yang untung namun di lain pihak justru mengalami kerugian. Hal ini
tampak jelas apabila pemegang polis dengan sebab-sebab tertentu membatalkan kontraknya sebelum masa reversing period, biasanya tahun ketiga maka yang
bersangkutan tidak akan menerima kembali uang yang telah dibayarkan kecuali sebagian kecil saja. Juga adanya unsure keuntungan yang dipengaruhi oleh
pengalaman underwriting, di mana untung-rugi terjadi sebagai hasil dari ketetapan.
6. Larangan Gharar Ketidakpastian