B. Analisis Faktor-faktor Yang Membuat Perusahaan Asuransi Syariah Memilih Menggunakan Metode Reasuransi Treaty Non Proportional Excess
of Loss.
Berikut akan dijelaskan faktor-faktor apa saja yang membuat perusahaan asuransi syariah lebih memilih metode Treaty Non Proportional Excess of Loss dari
pada metode reasuransi lainnya: 1.
Administrasi Lebih Simple
Dalam metode reasuransi proportional itu ada kondisi yang namanya harus melaporkan proporsinya setiap kuartal. Seperti setiap produksi, klaim, laporan
akumulasi control dan lain-lain. Itu semua harus wajib dilaporkan setiap kuartal. Sedangkan untuk non proportional tidak ada kewajiban untuk laporan setiap
kuartal. Dalam non proportional langsung bayar di depan dan jika ada klaim baru ada pembayaran administrasi.
2. Limits Per Risk Per Event to a Known Limit
Dalam non proportional ada yang namanya limit. Di non proportional sesi masuk bisa unlimited risk, jadi bisa 100.000 polis, 200.000 polis, 300.000 polis, bahkan
1.000.000 polis bisa masuk. Polis itu tentunya berimplikasi terhadap klaim, bisa masuk 1.000.000 polis berarti ada kemungkinan 1 juta klaim terjadi dan
ditotalkan semua polis itu dan unlimitednya tidak akan pernah tahu jika terjadi
satu catastrophe loss. Di excess of loss mau berapapun lossnya maksimalnya unlimited.
3. Reinsurance Cost Lebih Murah
Jika kita bandingkan biaya reasuransi antara metode proportional dengan metode non proportional ternyata metode non proportional mempunyai biaya reasuransi
yang lebih murah. Ini dikarenakan metode reasuransi non proportional dalam menghitung premi menggunakan sistem burning cost yaitu menghitung premi
berdasarkan klaim yang dialami dari tahun-tahun sebelumnya. Metode perhitungan burning cost didasarkan pada kerugian yang melampaui excess point
selama jangka waktu tertentu lima tahun dibagi dengan premi untuk jangka waktu yang sama dan dikalikan dengan seratus persen.
Contoh 5 : Misalkan asuransi A mempunyai data statistic dari tahun 2005 sampai dengan
tahun 2009. Dari data tersebut diketahui jumlah kerugian dari tahun 2005 sampai tahun 2009 adalah Rp 400.000.000 dan jumlah premi dari tahun 2005 sampai
dengan tahun 2009 adalah Rp 16.000.000.000. 400.000.000
Burning cost x 100 = 2.5
16.000.000.000
Burning cost murni biasanya di tambah faktor beban loading factor yang lazimnya sebesar 10070 atau 10075 untuk biaya-biaya dengan memperhatikan
naik turunnya bisnis dimasa depan dan sedikit keuntungan yang diharapkan bagi penanggung ulang.
Bila faktor beban yang diterapkan 10075, burning cost akhir menjadi : 100
2.5 = 3.333
75 Dan tarif ini akan digunakan untuk perhitungan premi.
4. Asuradur bisa bebas menentukan deductible