E. Kerangka Teori dan Kerangka Pemikiran
1. Kerangka Teori Secara harfiah dan atau pengertian yang sederhana, reasuransi dapat
diartikan sebagai pertanggungan asuransi yang dipertanggungkan ulang atau kembali kepada penanggung lain yang selanjutnya disebut sebagai penanggung ulang
reasuradur. Dari pengertian ini timbullah istilah perusahaan pemberi sesi ceding company dan penanggung ulang Reinsurer. Pengertian semacam ini tersimpul
dalam KUHD Pasal 271 yang berbunyi, “Si penanggung selamanya berkuasa untuk sekali lagi mempertanggungkan apa
yang telah ditanggung olehnya”. Pengertian reasuransi sebagaimana tersimpul dalam KUHD Pasal 271 tersebut
tampak sejiwa dan seirama dengan yang dikemukakan oleh pakar reasuransi Robert I Mehr dan E. Cammack dalam buku yang berjudul Principles of Insurance yang
menyatakan : “Reinsurance is the insurance of insurance” Ref. page no. 723, artinya reasuransi adalah asuransi dari asuransi atau “asuransinya asuransi”.
Dengan kata lain, sesuai dengan atau berdasarkan prinsip kepentingan yang dapat dipertanggungkan, perusahaan asuransi yang telah menutup suatu
pertanggungan atas risiko atau risiko-risiko di suatu daerah tertentu dapat mempertanggungkan kembali kelebihan tanggung gugat excess liability yang
melampaui daya tampungnya sendiri own retention kepada penanggung lain.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa reasuransi mempunyai peranan yang sangat penting dalam industri asuransi. Karena telah kita ketahui
bersama bahwa salah satu tujuan daripada asuransi adalah penyebaran risiko. Dengan penyebaran risiko ini maka seseorang akan merasa aman, karena mereka akan
mengetahui bahwa sebenarnya akan terjadi musibah atas diri mereka atau perusahaannya yang bias mengakibatkan kerusakan kerugian maka mereka akan
mendapatkan ganti rugi atas kejadian tersebut. Dalam hal yang sama, maka perusahaan asuransipun memerlukan proteksi
atas tanggung jawab yang dipikulnya dari kemungkinan kerugian keuangan yang mungkin akan mempengaruhi kelangsungan hidup atas perusahaan yang
bersangkutan. Dengan mengasuransikan kembali perusahaan asuransi akan lebih stabil lebih
aman, kapasitasnya bertambah, mempunyai financial back up dan memungkinkan untuk lebih berkembang berkat informasi serta dukungan dari pihak lain yang
mempunyai reputasi internasional. Dalam reasuransi kita mengenal beberapa metode reasuransi diantaranya yang
paling banyak digunakan perusahaan-perusahaan asuransi adalah metode reasuransi secara fakultatif dan metode reasuransi secara kontrak treaty.
Metode reasuransi secara fakultatif adalah suatu penempatan reasuansi secara bebas, dimana ceding bebas untuk menawarkan atau tidak menawarkan, dan reinsurer
bebas untuk menerima atau menolak resiko yang ditawarkan.
Sedangkan metode reasuransi secara kontrak treaty adalah perjanjian antara pihak penanggung pertama dan para penaggung lain atau para penanggung ulang
professional yang dalam perjanjian tersebut pihak penanggung pertama, yang selanjutnya disebut pemberi sesi ceding company, setuju memberikan bagian
share dan para penanggung ulang, yang selanjutnya disebut pihak kedua, setuju dan wajib menerima bagian atau sesi dari tanggung jawab atas asuransi yang telah ditutup
oleh penanggung pertama sesuai dengan pembagian yang telah disepakati oleh masing-masing penanggung ulang sampai dengan batas-batas tanggung gugatjawab
tertinggi adri tiap kelas resiko berdasarkan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang disebutkan dalam kontrak reasuransi.
Metode treaty dibagi lagi menjadi metode proportional dan non proportional. Bentuk reasuransi proportional ini adalah, masing-masing menanggung risiko
menurut persentase yang tetap yang telah ditentukan dalam kontrak reasuransi. bilamana terjadi klaim, maka masing-masing pihak menaggung sesuai dengan
persentase yang telah ditetapkan. Sedangkan non proportional jumlah resiko tidak sebanding tidak membagi proporsi setiap kerugian dengan premi dan liability, dalam
suatu perbandingan yang tetap, oleh sebab itu sistem ini disebut system excess of loss, karena reasuradur hanya bertanggung jawab atas kerugian untuk limit setelah
retensi dari ceding.
2. Kerangka Pemikiran
Reasuransi Facultative
Treaty
Proportional
Non Proportional
Proportional
Non proportio
nal Risk XOL
Cat XOL
Stop Loss
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian