Kebutuhan Reasuransi Tinjauan hukum Islam terhadap metode reasuransi treaty non proportional excess of Loss

kontribusi oleh peserta dan penggantian rugi oleh pengelola adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, disarankan bahwa dalam polis asuransi syariah jika peserta tidak dapat membayar kontribusi yang disepakati pada waktunya, peserta tidak boleh dikenakan denda atau ketentuan dikurangi kontribusi yang sudah dibayar. Tapi peserta harus diberikan waktu yang diperlukan untuk penyelesaian kontribusi yang belum dibayar dan pemberlakuan polis harus dilanjutkan berdasarkan syarat dan ketentuan yang terdapat dalam sertifikat. Kontribusi yang sudah dibayar adalah amanah al-amanah bagi pengelola, dank arena itu harus diperuntukkan bagi peserta. Hal ini karena berdasarkan hukum Islam, tidak ada justifikasi bagi yang dipercayakan untuk menolak menerjemahkan ketentuan yang disetujui oleh pemilik mereka ketika yang mendepositkan berhak menginginkannya dari yang diberi amanah,

3. Kebutuhan Reasuransi

Alasan mengapa reasuransi itu dibutuhkan, beberapa pakar mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : 1. Pertanggungan itu melampaui kapasitas atau daya serapnya sendiri Sebagaimana yang telah terjadi dalam industry asuransi, setiap perusahaan asuransi, bahkan seluruh pasaran asuransi di dalam negeri manapun memiliki keterbatasan kapasitas untuk menampung seluruh pertanggungan dengan harga pertanggungan yang tinggi dan memiliki kualitas risiko yang komplek serta berbahaya, bahkan ada pula yang sangat berbahaya. Di dalam era teknologi yang sangat maju akan didapati suatu hasil karya seseorang atau tim kerja yang sangat mengagumkan dan bernilai sangat tinggi. Dewasa ini bukan hanya terdapat bangunan-bangunan pencakar langit yang bernilai tinggi yang menghadapi risiko gempa bumi atau tanah longsor. Selain itu tercipta pula produk teknologi tinggi, misalnya satelit komunikasi, alat peluncur satelit, pesawat radar dan lain-lain. Produk-produk canggih semacam ini tidak hanya beresiko tinggi, tidak semua pertanggungan dapat diserap 100 oleh sebuah perusahaan karena berbagai alasan dan sebab, antara lain faktor permodalan dan berbagai macam jenis pertanggungan yang dapat mereka tawarkan, tingginya harga dan tingkat risiko atas objek kepentingan yang dipertanggungkan, faktor likuiditas perusahaan, dan sebab- sebab lain yang tidak kalah pentingnya dari alasan yang telah disebut terdahulu. Dari segi kualitas risikonya sendiri, meskipun harganya tidak begitu tinggi dan masih dalam batas daya tamping, penanggung masih memerlukan proteksi atas sebagian risiko yang ditanggungnya karena objek yang dipertanggungkan merupakan risiko yang jelek atau berisiko sangat tinggi. Sebagai contoh, risiko kios-kios yang berada di komplek pasar yang apabila dijamin seluruhnya akan merupakan risiko yang berakumulasi sangat besar. Demikian pula risiko komplek pertokoan atau pasar swalayan dan plaza besar. Bila ditinjau satu persatu risiko memang mungkin sekali masih dalam batas kapasitas atau daya tamping dan serap suatu perusahaan asuransi, tetapi bila mereka menutup atau menerbitkan banyak polis dalam satu temapt tersebut, maka jumlah keseluruhan harga pertanggungan akan menjadi sangat besar dan tidak mampu ditanggung sendiri. 2. Mengubah atau mengganti ketidakpastian menjadi pasti Dengan menutup pertanggungan atas berbagai macam risiko objek kepentingan yang dipertanggungkan, para penanggung akan menghadapi dan atau terlibat dalam ketidakpastian, dalam arti bias saja menghadapi risiko kerugian besar bila terjadi suatu peristiwa yang menimbulkan banyak kerugian atas bangunan-bangunan, kekayaan atau kepentingan lain yang dipetanggungkan padanya, atau sebaliknya, bisa saja penanggung memperoleh laba atau keuntungan bila tidak terjadi klaim dan atau bila klaim yang terjadi jumlahnya lebih kecil dari jumlah premi yang didapat dihimpunnya. 3. Memberikan kelenturan underwriting maupun manajemen. Perusahaan asuransi akan dapat berkembang lebih maju karena telah memperoleh proteksi reasuransi. Dengan dukungan proteksi reasuransi yang kuat, perusahaan asuransi akan lebih dapat berani menutup berbagai jenis pertanggungan atau jenis pertanggungan baru. Biasanya setiap perusahaan asuransi akan mengatur lebih dahulu penempatan reasuransi kepada penanggung lain, termasuk perusahaan reasuransi professional, bila ingin mengembangkan usahanya dengan jenis pertanggungan baru maupun yang berupa modifikasi atas jenis pertanggungan yang lama. Kelenturan underwriting yang dapat diperoleh para penanggung pada prakteknya juga pada jenis pertanggungan dengan jumlah uang pertanggungan yang tinggi, minimal sampai dengan batas limit jaminan reasuransi yang telah mereka peroleh. 23

5. Tujuan dan Fungsi Reasuransi